Part 17

30 6 0
                                    

HAPPY READING ❤️

••••••

Sekarang Dewa sedang berada di apartemennya. Ia berniat untuk malam ini akan menetap di sini selama satu hari  karena keinginannya sendiri dan sebelumnya juga ia sudah di izinkan oleh orang rumah sekalian membawa kucing kesayangannya bernama mocy.

"Beda banget kalo di rumah dah kaya pasar" ucapnya sendiri.

"Benar kan mocy" ucap Dewa kepada kucing putih yang didepannya.

Meong

Lalu Dewa ke dapur untuk memasak mie instan dan kucing kesayangannya selalu mengikutinya kenapa pun ia pergi.

"Nih Lo makan whiskas dulu jangan nganggu gue lagi masak"

Meong

Beberapa menit kemudian mie yang ia masak sudah jadi dan tinggal memindahkan ke piring dan memberinya bumbu. Namun....

Dewa tidak sengaja menginjak ekor kucingnya sendiri. Dann

Gubrak

Prangg

Dewa jatuh tidak aestetic nya tersungkur ke lantai dengan mie yang sudah tidak bisa lagi untuk dimakan.

"OMG, anjerrr mie gue dah gk layak dikonsumsi" histerisnya.

"Mocy tadi kan gue bilang jangan nganggu gue kalo lagi masak, dan tuh dimak---" ucap Dewa menunjuk wadah tempat makan kucingnya yang sudah bersih tak ada sisa whiskas.

Meong

"Ternyata Lo doyan makan juga"

Akhirnya Dewa membersihkan dapur yang berantakan akibat kecerobohannya lalu ia pun lebih baik rebahan di kasur empuknya.

Akan tetapi....

Tok

Tok

Tok

Ada yang mengetuk pintu apartemennya, dengan malas ia bangkit dari posisi rebahannya.

"Siapa sh nganggu waktu istirahat gue" gerutunya.

Ia membuka knop pintu dan tak ada siapa-siapa dan hanya ada secarik kertas seperti surat untuknya.

Ia membuka surat tersebut dan membacanya, isi surat tersebut adalah...

"Malem-malem gk usah masak mie bau-nya nyengat anj, jangan ngnggu waktu istirahat gue"

Dewa berpikir siapa yang menulis surat ini, ia celingak-celinguk kanan kiri juga tidak ada siapa-siapa, atau ini ulah penghuni kamar sebelah. Karena penghuni sebelah apartemennya juga sama berisiknya dengan suara musik yang nyaring.

Firasat Dewa mungkin benar, ia pun mengambil pulpen dan berniat untuk membalas surat tersebut.

"Gk usah mikirin hidup orang, lo juga nganggu ANJIRR nyalain musik kaya buat satu RT, mending sholawatan sana di masjid"

DIA DEWANDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang