Happy reading uy
Maaf klo banyak typo nya
..
..
..
..
..
..
..
.."Kalian mau kemana malam malam!" Teriak azhel tapi tak di gubris oleh mereka
"Kalau kita kasih tau juga mami gk bakal peduli" teriak Chika yang sudah berada di luar bersama Gracia dan yang lain
"Chika kamu kurang!-" teriak azhel terpotong karena ucapan Gita
"Mamih udah biarin mereka bawa Dede Zizi" ucap Gita menahan lengan ibunya
"Di rumah ini yang anak bungsu itu Chika mami gk pernah ngelahirin anak itu kamu dan Chika anak bungsu mami jadi jangan bilang Zee adalah adik kamu" ucap azhel pada Gita sedangkan Gita hanya mengangguk angguk kan kepalanya saja dia juga heran kenapa ibunya ini sangat benci dengan adik bungsunya itu.
"Pak fadli ayo cepetan dikit bawa mobil nya!" Ucap Gracia yang makin gelisah karena Zee kejang kejang
"Iya non ini bapak cepet kok" ucap pak fadli juga sama panik nya dengan Gracia dan Chika.
"Dokter tolong" ucap pak fadli menggiring Gracia yang Sadang menggendong Zee ke blankar IGD
"Di Mohon untuk tunggu di luar kami akan berusaha menyelamatkan pasien!" Ucap dokter itu terburu buru tak lama lampu emergency IGD menyala menandakan suasana di dalam makin tak kondusif, Gracia yang melihat itu sudah menangis ia takut terjadi apa apa dengan Zee
"Chik telfon kak Cindy Chik cepet hiks!" Tegas Gracia sembari terisak
"Iya ci!" Ucap Chika segera menelpon Cinhap.
Sementara itu di lain negara.
"Eh maaf sebentar saya angkat telfon terlebih dahulu permisi" ucap gadis itu (b.inggris) tersenyum lalu segera keluar ruang meeting nya
"Hallo kenapa Chik kak Cindy lagi meeting kalo gk penting jangan telfon dulu"
"......."
"Hah! Kok bisa, kak Cindy pulang sekarang!"
"........"
.
.
.
.
.
."Kak Cindy balik ke Indonesia sekarang" ucap Chika pada Gracia sedang kan Gracia hanya mengangguk saja
"Kita harus kabarin orang rumah Chik" ucap Gracia pada Chika
"Tapi ci mereka juga gk bakal peduli" ucap Chika pada Gracia yang sedang mondar mandir karena gelisah
"Mau bagaimana pun kita harus ngasih kabar dulu,kamu telfon ci Shani dulu" ucap Gracia,Chika hanya mengangguk lalu menelfon Shani
"Ci Shani tolong bilangin mami keadaan Zee sekarang kritis jadi kalo mami dan yang lain mau Dateng cepetan ya ci"
"Hah kok bisa kritis"
"Panjang ceritanya ci kalo Cici mau denger mending Cici dan yang lain ke RS sadele jaya motion"
Tit, Shani memutuskan panggilan itu sepihak
"Mamih!" Teriak Shani dari atas tangga berlari turun ke ruang keluarga
"Kenapa sih ci teriak teriak" ucap azhel lembut pada Shani
"Zizi mih Zizi" ucap Shani sembari menetralkan nafas nya
"Kenapa lagi sama anak itu" ucap azhel berubah sinis
"Zizi kritis mih sekarang dia lagi ada di RS sadele jaya motion" ucap Shani pada azhel yang sudah shock mendengar itu, tapi dia kembali menetralkan mukanya lagi dia terlihat santai padahal hatinya tak santai hati nya gelisah memikirkan anak bungsunya itu
"Yaudah kita tunggu kabar dari rumah aja mami bakal kirim orang suruhan mami ke rumah sakit buat jagain Dede Zizi" ucap azhel, ini kali pertama azhel memanggil Zee dengan sebutan 'dede zizi' lagi setelah sepuluh tahun yang lalu, dia tanpa sengaja menyebutkan panggilan itu membuat Shani melotot
"Mami bilang apa tadi?" Tanya Shani dengan tersenyum menggoda mami nya
"Gk mami gk bilang apa apa kamu salah denger" ucap azhel lagi lalu duduk kembali di sofa panjang itu.
"Dengan keluarga pasien!" Ucap dokter itu tergesa gesa
"Saya kakak nya dok" ucap Gracia pada dokter muda itu
"Bisa ikut saya sebentar?" Tanya dokter itu membuat Gracia mengangguk dengan cepat.
"Adik anda mempunyai 2 penyakit yang sangat serius dan tidak terlalu serius yang pertama ini tidak terlalu serius yaitu infeksi pada paru paru yang menyebabkan demam yang terlalu tinggi dan akhirnya mengalami kejang yang ke dua tumor otak Stadium I. Penyakit tumor otak stadium 1 atau I termasuk ke dalam tingkat awal, dengan ciri-ciri atau tanda-tanda, yaitu sel tumor yang tumbuh dan berkembang secara lambat. Selain bersifat jinak, sel-sel tumor ini juga terlihat identik dengan sel sehat, penyakit tumor ini bisa sembuh Jika besok kita mulai operasi" ucap dokter itu membuat Gracia mengeluarkan air mata nya
"Gk papa dok Zizi di operasi asalkan dia sembuh hari ini juga saya lunaskan administrasi operasi nya" ucap Gracia lalu berpamitan pada dokter muda yang bernama Feni.
"Gimana ci Dede sakit apa?" tanya Chika panik
"Dede sakit infeksi paru sama tumor otak Stadium I Chik besok Dede bakal di operasi buat ngangkat sel yang belum menyebar itu biar gk makin parah" ucap Gracia pada Chika, Chika yang mendengar itu luruh ke lantai nan dingin itu, Zee sudah di pindah kan ke ruang rawat VVIP.
"Bagaimana keadaan anak bungsu saya" tanya wanita yang mengaku ibu dari Gadis kecil yang terbaring lemah di rumah sakit
"Keadaan nya sudah tidak kritis tapi anda mendapatkan kabar yang kurang baik dari anak anda, anak anda mempunyai penyakit infeksi paru dan tumor otak Stadium I, Zee akan di operasi besok setelah sin-hab tiba di Indonesia pada esok pagi" ucap laki laki itu pada azhel, azhel yang mendengar itu menangis tak menyangka anak yang selama ini ia bentak dengan keras lalu ia kasari ternyata sekarang sedang terkena penyakit yang sangat serius
"Mami kenapa nangis mi ada apa" tanya Shani yang baru saja tiba, ia melihat ibunya menangis setelah menerima telfon dari seseorang
"Dede ci hikss Dede Zizi punya penyakit tumor otak dan infeksi paru hikss besok mau di operasi" ucap azhel sembari terisak Shani yang mendengar itu pun melotot lalu tak lama badan nya terhuyung ke lantai karena terlalu schok mendengar kabar dari sang ibu.
Besok nya.
"Gimana keadaan Dede sekarang hikss" tanya cinhap yang baru saja tiba di Indonesia pada pagi tadi ia langsung ke rumah sakit karena hatinya tak tenang jika belum melihat Zee
"Zee bakal di operasi kak nanti jam 10" ucap Chika membuat cinhap schok dan hampir jatuh ke lantai
"Ka-kak cin-cindy, c-ci g-re,kak-kak chi-chika"
Sampe sini dulu yah hari Rabu kita lanjut lagi...😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
not me... - Zoya -
Random"bukan aku, aku gk tau hikss" ucap gadis cantik itu sembari terisak plakk!! "Kamu! di kasih maaf malah begini liat apa yang kamu lakukan kepada adik saya,hah liat!!" ucap gadis ke empat di rumah tersebut menunjuk kaki adik ke lima nya "sudah cukup...