senja.

1.4K 162 16
                                    

"Itu adek gw beb, gw gk mungkin bahayain adek gw, bertahun tahun gw sembunyi dari mereka apa gw harus ketemu sekarang?"

*****

Seorang gadis cantik yang berjalan pelan menyusuri pasir pantai di sore hari kala itu,menatap matahari yang lama kelamaan menghilang dari pandangan nya, ia tersenyum sembari duduk di antara pasir yang kering dan basah. satu tetes air turun dari belahan matanya dengan hati hati

"Aku merasa aku benar benar sendiri..." Lirihnya menatap matahari yang sebentar lagi akan terbenam, akhirnya tangis yang sedari tadi ia tahan pun pecah

"ARGHHHHHHHHH HIKSS!!" Teriak Zee dengan penuh emosi dan tangisan,hidupnya benar benar kacau sekarang dari rencana awalnya yang ingin masuk jurusan hukum kini pupus karena mami nya yang meninggal karena kekurangan darah,Gracia pun mulai membencinya kembali bahkan sekarang pun ia sudah berpacaran dengan Rajen padahal Zee sudah berkali kali bilang kalau Rajen tak baik untuk nya feeling Zee tak pernah salah namun selalu di sia siakan

Flashback

"Zoy kita harus bisa, ini demi mami" ucap Gracia lalu Zee pun mengangguk dan mereka melakukan operasi itu secara lancar dan aman aman saja namun saat tiba di pertengahan operasi badan Chika tiba tiba saja kejang yang membuat mereka semua khawatir, ternyata setelah di cek Chika sangat banyak mengeluarkan  darah yang mengakibatkan dia menjadi kejang

"Kita butuh darah sekarang!!!" Tegas Zee yang berusaha tenang

"Pendonor gk ada Zee golongan darah yang sama kayak ka Chika saat ini benar benar kosong di rumah sakit mana pun, kami sudah antisipasi dari sebelum operasi tapi kami tidak dapat menemukan darah yang sama golongan nya kaya ka Chika" ucap olla mewakili yang lain, mendengar itu seketika badan Zee pun lemas namun ia tetap berusaha keras

"Gw gk mau tau kerahkan semuanya buat cari darah yang golongan nya sama kaya mami!!!" Bentak Zee dengan muka yang memerah, setelah 1 jam menunggu tapi darah itu tetap saja tak dapat tapi mereka tetap menunggu hingga 3 jam sudah mereka menunggu dan sudah dapat di pastikan kondisi Chika saat ini sudah benar benar sekarat namun Zee tetap kuekueh ingin menunggu pendonor itu

TIT!!!!!! Bunyi Elektrokardiogram (EKG) yang berbunyi keras membuat orang yang berada di dalam nya seketika panik dan langsung mendekat kearah pasien

"Defibrilator!" Tegas Zee menyerah kan tangan kosong nya yang tertutup oleh sarung tangan medis, lalu dengan sigap asisten nya menyerahkan dua defibrilator itu untuk alat pacuan jantung agar detak jantung nya tetap stabil...... Namun nihil sudah puluhan kali Zee menempelkan alat itu ke dada sang mami namun Tuhan berkata lain bunyi nyaring dari EKG sudah dapat menandakan bahwa orang tersebut tak dapat di selamatkan lagi

"Dee udahhh jangan gitu kasian mami kamu sedih ngeliat kamu yang kayak gini!!" Ucap oniel dengan lembut namun sedikit tegas sembari memeluk erat Zee yang sudah ia anggap seperti adik nya sendiri

"HIKSS ENGGAK HIKSS MAMI JANGAN TINGGALIN AKU HIKSS" teriak Zee memberontak di dalam pelukan oniel, sedangkan Gracia sedari tadi hanya diam menatap kosong kearah brankar itu yang menampakan seorang adik kecil yang selalu bersama nya dulu kini sudah terbaring lemah tak bernyawa

"De udah hikss jangan gini hikss kasian mami kamu" ucap indah ikut memeluk Zee, tak lama Zee pun terdiam dan hanya menatap lurus kearah mami nya

"M-mami hikss Zoya belum sempet peluk mami hikss kenapa selalu Zoya yang di tinggal m-mami hikss?" Lirih Zee yang hanya sanggup terduduk di lantai

not me... - Zoya -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang