"Saat kita pergi menuju ke pangkuan
Sang pencipta pasti salah satu yang
Menangisi kita ada yang paling merasa tersakiti"-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"Ci.... Hikss Zee gimana ci hikss?" Lirih Zee menatap dalam wajah pucat Shani, tubuh Shani yang tak bernyawa terlihat tersenyum manis sungguh kepergian yang sangat baik meninggal dengan kejadian yang mengganas kan tapi pulang kepada sang pencipta dengan senyum manis menghadiri kesedihan keluarga nya.
"Ci.... hikss.... Hikss" Isakan tangis Zee tak bisa berhenti padahal dia sudah berusaha untuk menghentikan nya tapi tak bisa,hati nya terasa di remas kencang mendapati sesak yang begitu mendalam
"
Cici...hikss aku bertahan buat Cici tapi hikss kenapa Cici malah ninggalin Zee hikss, Zee hidup karena ada Cici hikss kalau Cici gk ada terus Zee hidup buat apa ci hikss di dunia ini yang baik sama Zee cuman Cici,ci gre,kak Cindy,kak Chika hikss tapi gk tau mereka kedepannya gimana hikss aku takut ci...." Lirih Zee masih dengan Isakan
"Dunia ini terlalu menyeramkan buat aku ci..... Mulai dari orang jauh sampai orang terdekat pun ngincar aku buat jadi mangsa mereka.... Sebenernya aku hidup buat apa sih ci kalau cuman buat jadi kambing hitam yang nantinya bakal mati juga buat apa aku hidup,mending aku duduk diam di pangkuan tuhan tapi bahagia dari pada aku diam di pangkuan orang orang yang terlihat baik tapi aku gk bahagia..." Lirih Zee kali ini dia lebih tenang tanpa Isakan, ia mengeluarkan isi hatinya yang selama ini ia pendam sendiri"Aku tau ci... Selama ini Cici juga capek jaga aku yang kayak anak kecil tapi Cici don't care about that yang Cici peduliin cuman kesehatan aku, kebutuhan aku,And everything about me, itu buat aku sesayang itu sama Cici,Cici yang dulunya aku kira benci sama aku,ternyata gk benci aku malah cici sesayang itu sama aku..." Ucap Zee sangat sangat lembut bahkan nyaris tak terdengar
"kalau bukan karena sindrom ini mungkin Cici gk bakal repot jaga aku, setelah ini, setalah Cici benar benar nothing di hidup aku,aku akan belajar mandiri dan menghilangkan sindrom Peter pan aku sendiri, Cici aku bakal selalu sayang Cici walaupun Cici udah gak ada di dunia ini,makasih buat 3 tahunnya walaupun cukup singkat it's Oky di 3 tahun itu sudah banyak kenangan yang sangat indah bagi Zee, sekali lagi Thank you my dear bunda." Ucap Zee mencium kening Shani lama sembari tersenyum tak terasa air matanya kembali turun membasahi wajah pucat dan dingin Shani namun wanita tak bernyawa itu tetap tersenyum manis, Zee keluar dengan senyum merekah di bibirnya sambil berjalan ia berbatin.
"Mari mulai membangun cerita sejarah keluarga natio Zee,dan mari mulai membela diri dengan sifat kamu yang sebenarnya" batin Zee berjalan keluar ruang jenazah dengan bersmirk.
"Kenapa lama banget sih, kamu pikir kamu doang keluarga Shani, tapi enggak kamu bukan keluarga natio!' tegas azhel yang menunggu giliran untuk masuk ke dalam ruang jenazah dia yang tadi nya duduk bersandar di pundak Jinan sekarang sudah berdiri di depan Zee sembari mengusap kasar air matanya sendiri
"Menurut anda,anda siapa nya ci Shani? Bisa bisa nya membentak adik kandungnya sendiri huh!" Bentak Zee kali ini mereka semua di buat kaget dengan ucapan Zee barusan, baru kali ini Zee berbicara seperti itu membuat Gracia mendekat kearahnya dan memegang tangan Zee lembut, dia ingat ucapan Celine bahwa anak yang terkena sindrom Peter pan itu sangat sangat sulit untuk mengontrol emosi nya maka ia maju untuk menenangkan Zee
namun Zee menatap Gracia penuh arti seolah ia berkata "ci Zee mau mencoba untuk bela diri, Zee gk mau terus terusan bebanin Cici dan kakak kakak" cukup lama mereka bertatapan sampai pada akhirnya Gracia mendekap erat Zee, Zee yang tak kuasa menahan tangis pun langsung menangis kencang
"HIKSS!! HIKSS!! SESAK CII HIKSS!HATI ZEE SAKIT CIII HIKSS!!!" teriak Zee mengeluarkan kata kata yang ia sembunyikan dari tadi ia mencoba untuk kuat namun kakak nya ini mengerti dengan Zee
"Cici tau Zee!! but this is fate!!, Takdir yang gk bisa di ubah lagi hikss!" Ucap Gracia agak berteriak,Gita dan Jinan yang sedari tadi hanya diam saja tak kuasa menahan tangis nya sungguh sesak melihat Zee yang sangat rapuh
"Kamu harus ikhlas sayang" ucap Gracia lembut,dia dekap sangat erat Zee, Zee hanya menangis kencang
"Zee kehilangan satu cahaya Zee lagi ci hikss Zee harus cari cahaya itu kemana hikss lagi ci hikss...hikss" Isakan Zee sungguh keras menghiasi lorong dingin nan sepi itu
"Hey sayang dengerin Cici okey Don't think you are alone,Cici is here, kak Cindy here, ka Chika is hare to" tutur Gracia lembut dia sudah melepas kan pelukan Zee dia sedikit menunduk dan mengusap air mata Zee pelan lalu tersenyum
"Zee takut ci hikss, Ci ge jangan tinggalin hikss Zee kayak ci Shani hikss" lirih Zee dia masih dalam situasi kalut akan pikiran nya yang sangat sangat menumpuk di otak nya.
Skip setelah dari rumah sakit, Shani akan di makamkan esok pagi.
"Zee kamu istirahat yahh Cici temenin sama ka Chika okey" malam ini malam pertama Zee tanpa tidur bersama Shani, ia hanya tidur bersama Gracia dan Chika sedangkan cinhap? Jangan tanya kan dia, dia lebih memilih tidur di sebelah Cici pertamanya yang tak bernyawa lagi
"Ci...." Panggil Zee yang berada di tengah tengah antara Chika dan Gracia
"Ya sayang" jawab Gracia dengan senyuman
"Kalo Zee sakit tapi kalian lagi sibuk kalian lebih pilih Zee atau kerjaan kalian?" Tanya Zee tiba tiba dia jadi ragu pada kakak nya
"Ya pasti milih Zee dong sayang kamu itu adek kesayangan nya Cici jadi kamu harus di prioritaska" ucap Gracia membuat Chika dan Zee tertawa, Gracia yang melihat itu tersenyum akhirnya adek adek nya kembali berkumpul dan tersenyum lebar
"Kalo ka Chika gimana?" Tanya Zee pada Chika yang diam memikir kan jawabannya
"Hemmm ka Chika bakal pilih kamu Zee tapi kalau urusan kantor penting bngt aku akan ke kantor" ucap Chika tersenyum sangat sangat lebar, ucapan Chika itu membuat Zee kecewa tapi dia tetap tersenyum dia tau kerjaan itu sangat berharga
"Okeh okeh kakak kakak ku yang cantik" ucap Zee menggoda kakak kakak nya tadi
"Cici mau cookies yang di buat ci Shani kemarin.." lirih Zee membuat Gracia lupa bahwa Zee sudah meminta itu Sedati kemarin
"Oh iya tapi Zee cookies nya udah habis mau Cici bikinin lagi gk?" Tanya Gracia pada Zee namun Zee menggeleng dan lebih memilih tidur. lalu mereka pun tertidur, akhirnya pagi pun datang dan ini saat nya Shani di makamkan semua teman teman Zee,Shani,Chika,cinhap,Jinan
,Gita,azhel dan seluruh keluarga berkumpul membacakan surat Yasin untuk Shani, Zee menatap dalam mata tertutup Shani dia tatap lembut dan tersenyum"Ci.... Cici udah tenang yah di surga sana" bisik zee tak terdengar siapa pun, di pemakaman cinhap sudah 3 kali pingsan karena tak kuat melihat kakak pertama nya di kuburkan dan kali ini Gracia yang peka terhadap Zee pun menatap nanar mata Zee yang kosong terlihat banyak rasa sakit di balik mata yang indah itu, tak lama dari itu Zee merasakan pusing yang hebat di kepalanya sungguh sakit, dan jatuh lah Zee untung di sebelah nya ada Gracia, Gracia sigap menangkap badan Zee
Zee kembali sadar dengan muka pucat dan badan yang sangat lemah dia menatap seluruh badan kakak nya yang berbalut kain kafan,ia tersenyum tatkala melihat samar samar bibir sang Kaka yang seperti tersenyum, kakak nya itu tersenyum pada dirinya, liang lahat Shani sudah di tutup.
"Selamat jalan my dear bunda." ☺️
"Semua yang di anggap selesai dengan mengikhlaskan belum tentu selesai sampai akhir"
Aku yang nangis bacanya bye bye ci shanee hikss😭🦖
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
not me... - Zoya -
Random"bukan aku, aku gk tau hikss" ucap gadis cantik itu sembari terisak plakk!! "Kamu! di kasih maaf malah begini liat apa yang kamu lakukan kepada adik saya,hah liat!!" ucap gadis ke empat di rumah tersebut menunjuk kaki adik ke lima nya "sudah cukup...