Part 6

514 28 0
                                        

Happy Reading
~
~
~
~

Hai,gimana kabar kalian hari ini?
⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️
No plagiat⚠️

Hai,gimana kabar kalian hari ini?⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️No plagiat⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_"Walaupun kamu masih terpaksa sekarang. Tapi, suatu hari nanti akan saya ubah semua keterpaksaan itu dengan sebuah keikhlasan dan saling jatuh cinta bersama."_

-Abraham Assyaqir Rafqi-

Hari ini adalah hari kepindahan Urla ke rumah suaminya. Dengan semua keputusan yang ada akhirnya Urla memilih mengikuti suaminya saja ke Jawa Timur tepat ke pesantren Al-Ahsan milik Abba Ibrahim.

Suara isak tangis mengisi kekosongan ruangan yang di dalamnya terdapat empat gadis yang sedang berpelukan melakukan sebuah perpisahan dengan salah satunya.

"Gak mau tahu kamu harus pulang setidaknya sebulan sekali ke sini.. " rengek Nassya yang terlihat lucu karena hidung nya memerah karena menangis dari tadi.

Urla terkekeh pelan. Memang sikap Nassya masih sangat kekanakan jadi butuh bimbingan ektra dari para sahabatnya ini.

"Iya-iya.. Nanti aku coba buat diskusiin sama mas Raham.. " ujar Urla yang membuat Nassya menatap nya penuh binar.

"Awas aja kalau bohong.. Aku sate kamu nanti." ancam Nassya. Bukannya takut Urla malah terkekeh gemas.

"Aaaaa.. Gue bakal kangen banget sama lo, La." lontar Ruhi yang juga ikut memeluknya dari samping.

"Makanya kamu harus sering jengukin aku di sana.. " canda Urla.

"Eh buset.. Rumah suami lo jauh ege!" ujar sembari bersedekah dada setelah melepakan pelukan nya tadi.

"Aaa.. Aku juga bakal kangen banget, banget, banget sama kamu, La." kini giliran Azkia yang mengucapkan kata itu.

"Kenapa secepet ini sih pisah sama kamu.. Padahal kita baru satu tahun loh sama kamu." rengek Azkia.

"Haha... Namanya juga takdir gak ada yang tahu kejadian itu bakal tertimpa sama aku.."

"Lagian kenapa lo pake acara jatuh segala sih sama Ustadz itu." sewot Azkia yang terdengar tak terima.

"Aku juga gak tahu, Ki. Tapi sebelum itu memang aku ngerasa ada yang dorong aku dari belakang." jelas Urla yang membuat mereka mengkerut kan dahi.

"Beneran?" tanya Nassya tak percaya.

"Iya.. Aku juga gak siapa orang yang dorong aku waktu itu."

Nurla Az-zahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang