Di pagi harinya Aziel terbangun dari tidurnya, Seluruh tubuhnya sangat sakit bahkan untuk bangun saja Aziel tidak bisa, terlalu lelah dengan semuanyaAziel menolah ke arah jam yg menunjukkan pukul 05:12, Aziel meraih ponselnya dan mengirimkan pesan untuk Jayden.
Aziel tidak akan berangkat ke sekolah hari ini Karena badannya benar-benar sakit, luka di sekujur tubuhnya bahkan belum di obati.
Setelah selesai mengirimkan pesan Aziel menaruh Lagi hp nya di nakas, Aziel perlahan memejamkan matanya
"Kapan semua akan berakhir? Ziel capek" lirihnya
Setelah beberapa menit terdiam akhirnya Aziel pun bangun dengan pelan, kepala nya berdenyut sakit tapi Aziel tetap memaksakan untuk bangun.
Aziel berjalan dengan tertatih ke arah lemari miliknya dan mengambil kota P3K yg berada di laci
Aziel mengobati luka di tangan, dahi dan juga kakinya, sangat sulit baginya untuk mengobati luka yg berada di punggungnya, tangan Aziel tak sampai.
Setelah selesai Aziel menaruh kembali kotak P3K nya dan segera mengganti bajunya, mungkin Aziel tidak akan mandi hari ini, karena dia yakin lukanya akan terasa lebih jika terkena air
Aziel berjalan kearah dapur dan mulai memasak, Aziel tidak mau membuat Ibunya marah lagi
Setelah selesai Aziel kembali ke kamarnya, dia akan bersiap-siap pergi ke rumah sakit, badannya sungguh sakit sekali apalagi punggungnya, itu benar-benar sakit.
Setelah bersiap Aziel pun segera pergi, Aziel keluar dari rumah nya tapi setelah keluar berapa terkejutnya dia melihat Jayden yg duduk di atas motor tepat di depan rumah Aziel seperti biasa.
Ketika Aziel ingin berbalik Jayden malah memanggilnya "Ziel" dan dengan terpaksa Aziel pun menatap Jayden.
Aziel dengan kaki gemetar berjalan mendekati Jayden, "J-jay, kenapa Jay ke sini, Ziel bilang kan-"
"Kenapa?" Potong Jayden tiba-tiba
"Kenapa apa nya?" Bingung Aziel
"Kenapa sama muka Lo dan tangan lo? Apa ini alasannya Lo nggak mau masuk sekolah?"tanya Jayden tepat sasaran
"N-nggk kok, Zie-"
"Alasan! Gw tau pasi gara-gara ibu Lo kan? Ziel ibu Lo kali ini benar-benar keterlaluan!! Nggk seharusnya dia memukuli Lo kaya gini" marah Jayden
"Jay! Ziel nggk apa-apa kok" ucap Aziel tetap mengelak
"Gw akan laporkan ibu Lo ke kantor polisi" ujar Jayden membuat Aziel merasa marah
"Jay! Jangan keterlaluan" marah Aziel
"Ibu Lo yg keterlaluan!!" Bentak Jayden balik
"Jay, jangan terlalu ikut campur dengan urusan keluarga Ziel!!" Ujar Aziel lirih
"Gw itu peduli sama Lo! Lo adik gw dan gw nggk akan biarin Lo kenapa-napa"
"Ziel bukan Adik Jayden! Jadi jangan terlalu ikut campur sama urusan Ziel" ucap Aziel menatap mata Jayden
"Aziel!! Ibu Lo itu Gila-"
"STOP!! Jayden jangan keterlaluan" potong Aziel marah
"Kenapa? Itu faktanya Ziel" kekeh Jayden
Aziel diam dan akhirnya pergi dari sana, Aziel akan ke rumah sakit dulu.
Tapi sebelum itu terjadi Jayden lebih dulu menahan tangannya "gw anter"
"Nggk perlu, Ziel bisa sendiri" tolak Aziel
"Nggk usah keras kepala" paksa Jayden
Karena tidak mau berdebat lagi dengan Jayden Aziel pun menurut dan naik ke motor Jayden.
Jayden pun membawa Aziel ke rumah sakit .
Setelah selesai mengecek keadaan Aziel Jayden memutuskan untuk pergi ke restoran.
Luka Aziel sedikit parah karena hampir saja memulai tulang punggungnya, tadi juga dokter memberi resep obat yg akan di tebus nanti dan juga sebuah salep untuk luka luarnya.
Sedangkan Aziel justru lebih banyak diam, kemungkinan dia masih marah dengan Jayden.
Saat mereka sampai di restoran Jayden mengajak Aziel masuk dan memesan makanan kesukaan Aziel.
Sambil menunggu Makanan nya jadi Jayden melihat Aziel yg sedang menatap ke luar jendela
"Maaf, gw terlalu kasar tadi" ucap Jayden memecahkan keheningan
"Nggk apa-apa, Ziel paham kok" cicit Aziel pelan
"Tapi Ziel gw lakuin ini demi kebaikan Lo, ibu Lo itu punya penyakit kejiwaan, gw udh pernah kasih saran dulu, untuk bawa ibu Lo ke rumah sakit jiwa" jelas Jayden
"Ziel nggk bisa, kalau ibu Ziel di bawa ke sana nanti Ziel sama siapa? Ziel cuma punya ibu sekarang, Ziel sendirian" Isak Aziel tidak tahan
Jayden membawa Aziel ke dalam pelukannya "Ada gw, dan juga ada mommy yg nganggep Lo keluarga, keluarga gua juga welcome sama kehadiran Lo"ucap Jayden menenangkan
"Nggk, pokoknya Ziel nggak mau sendiri!!" Isak nya memberontak dalam pelukan Jayden
Jayden tambah mengeratkan pelukannya dan menggenggam tangan Aziel yg memukul tubuhnya
"Tenang!! Jangan seperti ini" bisik Jayden dan akhirnya Aziel mulai tenang
"Maaf" lirihnya pelan
Jayden hanya menganggukkan kepalanya lalu melepaskan pelukannya, dan bertepatan dengan itu makanan mereka pun Sampai
"Makan dulu, setelah ini Lo gw anter pulang" ujar Jayden yg di Angguki Aziel
Akhirnya Aziel mulai memakan makanannya, dia sangat lapar dan butuh tenaga.
Sedangkan Jayden menatap Aziel dengan pandangan yg sulit di artikan
"Maaf, gw harus lakuin ini" batin Jayden
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]✓
Teen FictionJayden dan Aziel adalah sahabat yg sangat dekat, mereka sudah bersahabat sejak kelas 4 SD dan saking dekatnya mereka bahkan sering tidur bareng, makan Bareng dan selalu pergi ke mana-mana bersama tapi bagaimana jika salah satu dari mereka memiliki p...