****"Jay? Ada apa sih, kenapa Jay minta maaf sama Ziel" ujar Aziel tidak paham
"Maaf, gw udah bawa mamah Lo ke rumah sakit jiwa"
Deg
Brak
Aziel menggebrak meja yg ada di hadapannya dan seketika langsung berdiri menatap Jayden dengan amarah yg memuncak
"NGGK!! Jay pasti bohong kan!!" Teriak nya marah
"Sini, duduk dulu" ucap Jayden tenang
"nggak mau! Bilang kalau Jay cuma bercanda!!" Tolak Aziel
"Huff gw ngelakuin ini juga demi Lo, demi kebaikan Lo juga Ziel, semakin lama Lo tinggal sama ibu Lo semakin lama juga Lo di sakitin sama dia" jelas Jayden
"Aziel baik-baik aja Jay!! Jay nggak perlu bertindak kaya gini, Jay keterlaluan Ziel benci Jayden!!! Hiks Ziel benci" Aziel terisak pelan membuat Jayden pun berdiri dan memeluk tubuh Aziel yg bergetar
Aziel memberontak dalam pelukan Jayden "lepas!! Aziel benci Jayden, Jay keterlaluan Jayden nggak berhak buat bawa ibu Ziel ke rumah sakit jiwa, sekarang Aziel nggak punya siapa-siapa lagi cuma ibu yg Ziel punya, mungkin Jayden nggak akan pernah paham karena Jayden nggak ngalamin apa yg Ziel alami"
"Jay nggak akan tau gimana rasanya keluarga yg dulunya utuh dan sangat bahagia hancur begitu aja, Ziel sakit kenapa harus Ziel? dulu ayah adalah sosok yg Aziel banggakan karena ayah adalah pahlawan bagi Ziel tapi sekarang? Ziel sangat membenci sosok ayah, semua ini nggak akan pernah terjadi jika ayah nggak meninggalkan ibu" Isak Aziel dan Jayden pun hanya mampu diam dan mengelus rambut Aziel menenangkan
"Lo nggak sendiri, masih ada gw" bisik Jayden
Ziel tidak menjawab, dia merasa lelah dengan semuanya, ingin marah dan berteriak ini sangat tidak adil baginya, tapi Aziel sudah terlalu lelah untuk melakukannya
***
Setelah beberapa jam menangis akhirnya Aziel pun tertidur, Jayden dengan senantiasa menemani Aziel yg sedang tertidur nyenyak di kasurnya.
Jujur Jayden tidak menyesal melakukan ini semua, dia juga tidak mau Aziel terus terluka jika 1 rumah dengan Tia.
Jayden berfikir sesaat, bulan depan mereka sudah akan ujian kelulusan kelas, dan Jayden memutuskan untuk menanggung semua biaya kuliah Aziel, Jayden tau Aziel sangat ingin kuliah dan Jayden akan menyanggupi itu semua.
Sedangkan untuk dirinya sendiri? Sekali lagi Jayden menghela nafas pelan memikirkan itu membuat Jayden pusing.
Daddy-nya Jack yg sebenarnya akan menanggung semua biaya kuliah Aziel asal Jayden mau kuliah di Australia dan menggantikan sang Daddy di kantornya
Sedangkan untuk Aziel sendiri akan tetap di Amerika dan akan tinggal bersama kedua orang tuanya, itulah yg sang Daddy katakan waktu beberapa hari lalu
Dengan terpaksa Jayden menyetujui itu semua karena Jayden tak mau Aziel hanya berhenti di SMA, Jayden mau Aziel melanjutkan pendidikannya
Ting
Jayden yg tengah melamun pun akhirnya tersadar oleh bunyi hp nya
Jayden mengambil hp nya dan ternyata ada seseorang yg mengirimkannya pesan.
Nana
Jay tunggu aku ya******
"Ughh" Aziel dengan perlahan membuka matanya, lalu melihat kesekeliling yg hanya ada dirinya di kasur milik Jayden
Akhirnya Aziel bangun dari tidurnya dan dengan pelan berjalan keluar dari kamar, Aziel pergi ke ruang tengah dan mendapatkan Jayden yg sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Jay" cicit Aziel pelan
Jayden menoleh "sini duduk, gw udah beliin Lo makanan" ujar Jayden dan Aziel pun mendekat dan duduk di samping Jayden
"Jay, Aziel mau pulang" cicit nya lagi
"Gw udah jual rumah Lo" ucapan Jayden membuat Aziel terkejut bukan main
"Jay!! Kenapa di jual? Itu Ziel beli dengan hasil kerja keras Ziel sendiri, hiks kenapa Jay jual Jay nggak berhak jual rumah Ziel, sekarang Ziel harus tinggal di mana lagi?" Aziel menatap Jayden dengan mata yg sudah berkaca-kaca
"Maaf kalau gw lancang udah jual rumah Lo, tapi Lo jangan khawatir mulai sekarang Lo akan tinggal di mansion gw dan tinggal di sana, dan Lo juga akan kuliah Daddy gw yg akan biayai semua kebutuhan Lo" jelas Jayden
"Tapi seharusnya Jay nunggu persetujuan Ziel dulu Jagan asal jual gitu aja!!" Ucap Aziel tetap marah
"Oke gw salah, tapi sekarang jangan khawatir lagi, Lo pikirin aja keperluan Lo nanti saat kuliah beberapa hari LG kita ujain dan persiapin diri Lo oke, jangan pikirin apapun, percaya sama gw semua akan baik-baik aja"
"T-tapi, ibu-"
"Ibu Lo akan baik-baik aja Ziel, dan Lo juga boleh jenguk ibu Lo setiap 1-2 Minggu sekali, jadi jangan khawatir in apapun" potong Jayden
"Makasih banyak ya Jay, Ziel benar-benar berterimakasih sama Jayden, Jayden selalu baik sama Ziel, Ziel nggak tau mau ngebales kebaikan Jayden gimana lagi" lirihnya pelan
"Jangan di pikirin, fokus aja sama masa depan Lo"
***
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]✓
Teen FictionJayden dan Aziel adalah sahabat yg sangat dekat, mereka sudah bersahabat sejak kelas 4 SD dan saking dekatnya mereka bahkan sering tidur bareng, makan Bareng dan selalu pergi ke mana-mana bersama tapi bagaimana jika salah satu dari mereka memiliki p...