Oke chapter ini menurutku sedikit aneh.
Awali bacaanmu dengan tatap-tatapan :3
Zidan terbangun akibat alarm yang disetelnya benar-benar kencang.
"Ah, udah pagi lagi."
Tanpa berlama-lama, ia melangkah ke kamar mandi dan beraktivitas seperti biasa.
Mandi, berganti pakaian, makan pagi dan pergi sekolah.
Tetapi sesampainya di meja makan, ia tak melihat siapapun disana. Hanya ada makanan yang terlihat baru saja selesai dibuat dengan notes kecil disana.
Maaf ya mama harus ke luar kota dua hari, mama harus nemenin boss mama kesana. Kalian jaga diri, dan makanannya kalo ga habis jangan lupa dipanasin lagi.
Ah, Zidan paham. Ia hanya duduk kemudian memakan makanannya sendiri.
Suasananya sangat sunyi, ia bahkan tak melihat Hansen.
"Si Hansen berangkat pagi buta apa gimana?" Monolognya, ini masih jam 6 dan tidak mungkin Hansen masih tidur jam segini.
Tapi ujung-ujungnya ia mengangkat bahu. Dirapikan kembali meja makan, disimpannya makanan kemudian keluar menunggu bus.
Tapi anehnya, mobil Hansen masih terparkir di tempat yag sama.
"Hansen gak bawa mobil apa gak sekolah ya?"
Brak!
Zidane hampir saja melompat dari tempat duduknya mendengar suara keras dari lantai atas.
Dengan buru-buru ia berlari ke asal suara.
"Astaga Hansen!"
Hansen mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang terpancar dari jendela.
Tangannya menyentuh handuk kecil yang menempel di dahinya.
Ah, demam.
"Jangan banyak gerak dulu." Ia menoleh, mendapati Zidane sedang sibuk sendiri menutup pintu kamarnya dengan kaki, kedua tangannya memegang semangkuk bubur.
"Udah ga terlalu panas, tapi keknya bakal naik lagi deh kalo malem." Gumam Zidane setelah menyentuh dahinya.
"Nih dimakan dulu buburnya. Ga hambar kok, udah ditambahin garam tadi."
Hansen hanya mengangguk, mengangkat tangannya kemudian menjatuhkannya lagi.
"Loh? Kok?"
"Suapin."
Zidane melotot, ditatapnya wajah Hansen yang benar-benar pucat.
Kebetulan yang ditatap sedang menatap balik ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Hello, Enemy! | BinHao [END]
Fanfiction"Bukannya makin deket sama Celline, malah dideketin gebetannya. Mana bisa kek gini anjir!" ••• Zidane yang baru saja diputuskan mantan pacarnya dengan beruntung dapat pindah ke sekolah mantannya dengan niat mendekatinya lagi. Tapi yang menjadi halan...