Typo bertebaraaann~
"Loh? Celline?" Zidane yang sedang mengantri terkejut melihat Celline ada didepannya.
"Eh, kak Zi?" Celline tersenyum sembari menenteng belanjaannya.
"Kamu disini?"
"Iya kak, laper nih. Lagian stok dirumah juga udah abis, jadi sekalian beli deh." Ucapnya. Zidane mengangguk saja, apalagi terlihat jelas bahwa tentengan Celline begitu banyak.
Tapi kalau Celline lapar, berarti..
"Kamu bukannya—"
"Jalan sama kak Hansen ya?" Celline terkekeh, jelas sekali dari tatapan bingung Zidane.
"Tadinya sih gitu, tapi aku laper lagi. Lagian ketemunya gak lama kok." Setelahnya, Celline maju dan meletakkan belanjaanya di kasir.
"Duluan ya kak." Tanpa menunggu jawaban Zidane, ia berlari keluar supermarket itu.
Zidane bahkan belum bertanya soal mata gadis itu yang memerah.
Di sekolah, ia dibuat bingung dengan kiki dan kawan-kawannya yang sedang asik mengobrol.
Biasanya ia tak tertarik dengan isi obrolan Kiki dan teman-temannya. Tapi kali ini ada yang berbeda.
"Yang sabar ya, Zi." Zidane mengernyit, tak paham dengan maksud Kiki.
"Maksudnya?"
"Lo mantannya Celline kan?" Ia mengangguk.
"Tuh kan bener! Jadi selama ini lo diselingkuhin ya? Yang sabar ya." Sandi menimpali.
Sejak kapan kabar ia diselingkuhi Celline beredar seperti ini?
"Maksudnya apa sih? Gue gak ngerti."
"Sini deh." Tio menyeretnya untuk duduk.
"Jadi gini." Matthew mulai menjelaskan.
"Gue gak tau siapa yang nyebarin ini duluan, tapi lo harus tau kalo kabar lo berdua di masalalu itu putus gara-gara Celline selingkuh sama Hansen."
Wow. Zidane bahkan tak bisa berkata-kata.
"Bukan selingkuh sih, tapi kayak dia mutusin lo karena mau ngejar Hansen."
Kalau itu, Zidane mengakuinya. Tapi ia tak mungkin mengatakan itu langsung didepan teman-temannya karena dia juga salah.
"Dan lo tau apa?"
"Semalem ada yang liat kalo Hansen nolak Celline."
Zidane melangkah lebar menuju ruang osis, lebih tepatnya ruang ketua osis. Tapi langkahnya terhenti di depan pintu mendengar orang mulai berbisik-bisik tentangnya.
"Gue emang murid baru. Tapi bukan berarti gue gak berani minta kalian semua buat diem." Ucapnya dingin.
"Kalo kalian butuh klarifikasi, gue yang bakal ngomong kalo gue sama Celline emang putus. Tapi bukan karena dia selingkuh, kita putus karena salah gue dan kesepakatan bersama." Lanjutnya.
"Jadi gue harap, gaada lagi yang ngatain Celline setelah ini."
Dan kebetulan Hansen baru saja keluar dari ruangannya.
"Zidane? Ngapain—"
Duagh!
Tak ada yang tak terkejut melihat seorang Hansen yang disegani jatuh akibat pukulan Zidane.
"Maksud kamu apa mukulin—"
Duagh!
"Diem lo bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Hello, Enemy! | BinHao [END]
Fanfiction"Bukannya makin deket sama Celline, malah dideketin gebetannya. Mana bisa kek gini anjir!" ••• Zidane yang baru saja diputuskan mantan pacarnya dengan beruntung dapat pindah ke sekolah mantannya dengan niat mendekatinya lagi. Tapi yang menjadi halan...