4. The Leader

642 81 5
                                    

Aroma asing mengusik Wooyoung dari tidurnya, ia berusaha bangun dari posisinya saat ini dengan rasa sakit yang tersisa di kepalanya berusaha mengumpulkan kesadarannya. Wooyoung melihat sekelilingnya nampak seperti kamar namun tak cukup besar. Ornamen dinding batu dan kayu asing memperlihatkan ia sekarang bukan berada di rumah singgah milik Yeosang. Setelah berpikir beberapa saat, Wooyoung baru mengingat bila ia ditangkap oleh para Guard lalu sesuatu menghantamnya dan kesadarannya hilang.

"Apa aku sekarang di penjara istana? tapi kupikir penjara tidak akan selengkap ini untuk kelas penjara." batin Wooyoung setelah melihat sekeliling. Wooyoung melihat keluar jendela menunjukkan hari sudah gelap, ia mulai memikirkan Yeosang yang tadinya menemaninya. Ia harus mencari jalan keluar, Yeosang sudah berusaha membantunya dan ia tidak ingin lebih membebaninya. Wooyoung mulai berjalan menuju pintu dan mencoba membukanya, untungnya(?) pintu itu tidak terkunci dan ia segera keluar dari kamar. Wooyoung berjalan menyusuri lorong istana, dan melihat sekeliling takut bila terdapat Guard yang berkeliling. Tapi anehnya beberapa saat Wooyoung berkeliling ia tidak melihat adanya penjaga di sekitar sini.

"Istana apa ini? minim sekali pengamanannya." Ucap Wooyoung berbisik. Cukup lama berjalan Wooyoung tidak menemukan jalan keluar. Matanya menyusuri sekeliling istana dan beberapa kali memutar mutar tubuhnya untuk melihat sekeliling.

'BRUKK!' terlalu asik melihat sekeliling Wooyoung tidak sengaja menabrak seseorang.

"Ma-maafkan aku!" ucap Wooyoung gugup dan menundukkan kepalanya karna takut dengan orang yang ia tabrak tadi. Mungkin saja seorang Guard dan melihatnya kabur keluar.

"Sudah bangun rupanya." suara itu, sepertinya Wooyoung tidak asing. Perlahan ia mengangkat kepalanya untuk melihat seseorang yang ia tabrak tadi.

Mata Wooyoung membelalak terkejut dengan yang ada di depannya dan benar saja dugaannya itu orang yang menangkapnya dan membawanya kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Wooyoung membelalak terkejut dengan yang ada di depannya dan benar saja dugaannya itu orang yang menangkapnya dan membawanya kesini. Pria yang lebih tinggi maju mendekati Wooyoung dengan tatapan mengintimidasi, sama persis dengan kejadian tadi sore.

"Berani sekali tawanan ini berjalan mengelilingi istana tanpa pengawasan." Ucapnya dengan menatap Wooyoung datar. Wooyoung kembali menunduk, tatapannya benar benar membuat nyalinya ciut.

"Bagaimana menurutmu your highness? Haruskah aku menghabisinya sekarang?" Kali ini ia bertanya pada seseorang yang berada di belakangnya tanpa melepaskan pandangannya pada Wooyoung. Yang ditanya tidak menjawab dan malah menatap Wooyoung dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Wooyoung-ssi!" Teriakan itu membuat dua orang tadi menoleh ke sumber suara. Wooyoung merasa sedikit lega karna itu adalah suara Yeosang. Yeosang segera berlari menghampiri tiga orang itu.

"Tuan Seonghwa, Your Highness." ucap Yeosang memberi hormat kepada dua orang yang ada di depannya.

"Maafkan aku karna lalai menjaganya tuan." Tunduk dalam Yeosang sebagai permintaan maafnya. Wooyoung menjadi merasa bersalah karna menjadi beban Yeosang selama ia berada di dunia ini.

Mate from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang