Suasana istana klan Choi selama beberapa hari terakhir sangat sepi mungkin hampir dibilang suram. Dimulai dari dua anggota penting istana menjadi korban penyerangan hingga leader mereka yang pergi ke kota 'sekutu' mereka untuk meminta bantuan langung pada pemimpin mereka untuk memenuhi syarat yang diberikan.
Taman tengah istana yang biasanya masih terasa hidup, kali ini terlihat sepi. Hanya satu dua orang yang lalu lalang untuk membersihkan taman itu. Ketukan pintu terdengar dan seseorang masuk kedalam ruangan dengan aroma khas herbal dimana mana."Apa ada kabar dari kakakku?" Tanpa menoleh melihat siapa yang datang dan masih dengan pandangannya menuju taman, Jongho sudah tau siapa yang datang.
Seonghwa masuk ke dalam dan mendekat ke kasur yang terbaring Yeosang disana.
"Aku masih berusaha menghubungi Hongjoong, tapi aku tak mendapatkan apa pun."Seonghwa terduduk di pinggir kasur dan menatap dalam Yeosang yang masih terpejam. Tangannya terangkat mengelus kepalanya.
"Wajah cantik mu mulai tertutup dengan pucat Yeosang-a. Kapan kau akan bangun?"Yeosang sudah seperti adiknya sendiri, setiap kali melihat kondisinya membuat hati Seonghwa sakit.
"Bagaimana keadaan Sang Lunar?" Jongho kembali bertanya pada Seonghwa.
Kepalanya menggeleng sebelum menjawabnya.
"Masih sama, tak ada perubahan apapun."Helaan nafas terdengar dari Jongho. Ia mulai mengkhawatirkan kakaknya karna tak kunjung mendapat kabar. Ini karna kakaknya dan Hongjoong memutus kontak pada orang - orang istana.
"Haruskah aku menyusulnya?"
"Jangan gegabah, San meminta mu untuk menjaga mereka. Jangan buat kakakmu kecewa dan perecayakan saja padanya."
"Agghh ini menyebalkan, aku akan pergi menyusulnya." Jongho berjalan cepat menuju pintu kamar Yeosang.
"JONGHO-YA!" Teriak Seonghwa untuk menahan Jongho pergi.
"Hyung, kita tak bisa hanya diam dan menunggu seperti ini. Bagaimana jika kakakku dijebak oleh mereka?" Tekad Jongho kali ini lebih keras kepala dari sebelumnya. Jongho memang dikenal tak sabaran jika dalam posisi khawatir.
'Seonghwa.' Mata Seonghwa terbelalak mendengar suara yang ia tunggu. Seonghwa segera bergerak menahan tangan Jongho yang sudah bergerak pergi. Jongho mentap kesal Seonghwa, tapi tatapannya berubah setelah melihat ekspresi Seonghwa.
"Hongjoong-a, apa yang terjadi? bagaimana keadaan kalian?" Benar dugaan Jongho, mereka kembali terkoneksi.
'Kami akan segera sampai, hanya aku San dan Healer pack Seo.'
"Dimana semua pengawal? Kenapa kalian terpisah?" Seonghwa dan Jongho tentunya terkejut setelah mengetahui keadaan mereka selama beberapa hari. Ada apa dengan pengawal mereka? apakah menjadi korban, di culik atau telah terjadi peperangan.
'Hanya untuk menghemat waktu, Hide yang membawa kami kembali. Dan lagi San tak dalam keadaan baik. Kami akan sampai sebentar lagi.' mindlink mereka terputus sesaat berikutnya.
"Hei Hongjoong-a!!." Seonghwa kesal dengan pemutusan sepihak oleh matenya itu. Kebiasaan buruh Hongjoong yang selalu berhasil membuat Seonghwa marah.
"Hyung, Ada apa?" tanya Jongho melihat Seonghwa berteriak.
"Mereka sebentar lagi tiba, hanya mereka berdua dengan healer tanpa pengawal dan hideaki yang membawanya." Mendengar itu Jongho langsung berlari pergi menuju pintu utama istana. Seonghwa tentunya menyusul Jongho dan mengirimkan mindlink pada Yunho untuk menyusulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate from Nowhere
FanfictionTerdapat legenda yang secara turun temurun diceritakan oleh para tetua Utopia, dimana akan ada saatnya sang ratu turun atas izin Moon Goddess untuk kembali menemui sang raja yang sudah beratus tahun tidak muncul karena kutukkan yang diberikan Moon G...