16. Illusion Bagian II

597 80 9
                                    

Kota Vanora merupakan kota pemberian dari klan Choi kepada pack Seo sebagai bentuk kerja sama dan “pengampunan”. Mulanya pack Seo memiliki banyak anggota hingga terbentuk sebuah klan. Namun mereka dikenal dengan orang orang licik dan penuh tipu daya, hingga banyak dari anggotanya di tangkap, hukuman mati dari klan lain, hingga gugur dalam perang. Karna itu mereka berubah dari kedudukan klan menjadi pack. Serangan mereka terakhir tentunya pada klan Choi yang terkenal sebagai klan terbesar dan kuat. Mereka berusaha mengakusisi kota Vanora yang memang didominasi dari pack Seo, namun kota Vanora masih dalam kepemilikan dan kepengurusan Klan Choi. Disitulah perang perebutan area terjadi, dan sudah pasti Klan Choi yang memenangkan hak asli mereka. Jumlah pack Seo saat ini tidak mencapai 50 orang dari total keseluruhan bangsa mereka (werewolf ABO, healer, elafi). Saat itu San masih menjadi seorang putra mahkota dan belum menjadi seorang Leader namun itu menjadi perang pertama yang ia pimpin. Bahkan keputusan untuk mengampuni pack Seo yang tersisa dan memberikan kota Vanora sebagai “tempat tinggal” mereka adalah keputusan San. Awalnya ayahnya tidak menyetujui keputusan San, namun dengan alasan untuk tidak lagi mempunahkan suatu klan seperti yang terjadi pada teman - temannya. Akhirnya sang ayah menyetujuinya dengan syarat pack Seo akan menjadi sekutu dari klan Choi dengan hak milik sah Kota Vanora tetap berada ditangan klan Choi sebagai jaminan kesetiaan pack Seo pada Klan Choi namun kepengurusan utama berada di pack Seo. 

➤➤➤➤

“Kau benar - benar menghubungi pack Seo?” suara Seonghwa dengan gebrakan pintu yang terbuka membuat San yang awalnya fokus pada lembaran kertas dengan bulu angsa yang ia gunakan sebagai pena teralihkan sesaat.
San tidak memberikan jawaban apapun, melainkan kembali membolak balikkan kertas yang mulai kusut.
Seonghwa yang mulai kesal berjalan mendekati meja San dan kembali menggebrakkan tangannya pada meja kerja San dengan tatapan tajam. San hanya menghela nafasnya dan meletakkan pena bulu itu pada botol tinta kecil yang ada di sampingnya.
“Hyung,, aku tau apa yang kulakukan. Kau tak perlu khawatir. Kita hanya perlu fokus pada pemulihan Yeosang dan Wooyoung.” ucap San sambil menyandar kan punggungnya pada kursinya.
“Kau tau kan apa yang pernah dilakukan pack mereka pada kita San? dengan mudahnya kau mempercayakan mereka untuk keselamatan Yeosang dan Wooyoung?!” Nada bicara Seonghwa mulai naik menggertak San.
“Kalau begitu ini akan menjadi kesempatan mereka membuktikan kelayakan mereka setelah beberapa tahun ini.” Ucap San santai dan kembali mendekati mejanya menata tumpukan kertas yang sebelumnya ia periksa.
“Kau benar - benar tak waras, bila terjadi sesuatu pada mereka. Aku orang pertama yang akan memusnahkan pack Seo.” Ucap Seonghwa mutlak bersamaan dengan ia duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja San dan hembusan angin kencang berasal darinya. San dengan refleknya yang cepat menahan kertas yang ada di atas mejanya agar tidak terbang terbuang karna kekuatan yang dikeluarkan oleh Seonghwa secara tak “sengaja”.
Ditengah heningnya ruangan San, ketukan pintu terdengar dan memunculkan Yunho datang bersama dengan seseorang yang sepertinya bukan berasal dari klan Choi.
“Leader San, tamu anda dari perhubungan pack Seo sudah datang.” ucap Yunho setelah ia menunduk memberikan hormat.
Orang yang Yunho bawa menunduk memberi hormat pada San dan juga Seonghwa yang masih ada disana.
“Hormat ku kepada anda Your Highness Leader Klan Choi, dan Tuan Seonghwa. Saya Minho dari pack Seo membawakan pesan dari Leader kami.”
“Terimakasih tuan Minho, anda sudah datang jauh jauh kemari. Apa kalian sudah menerima pesan ku?”
“Ya Your Highness, dan disini saya ingin menyampaikan balasan dari leader Seo kepada anda.”
San menatap dalam pada orang suruhan dari pack Seo.
“Katakan.” Potong Seonghwa singkat dengan nada sinis.
“Leader Seo akan membantu anda dengan mengirimkan Healer utama kami, namun beliau meminta anda sendiri yang datang untuk menemuinya di Kota Vanora.” ucap Minho sambil menunduk hormat dan terseyum sebagai penutup kalimatnya.
Gebrakan meja kembali terdengar. Bukan, itu bukan San tapi Seonghwa yang menendang meja yang ada di depannya.
“Berani - beraninya kalian memerintah seseorang yang telah mengampuni kehidupan pack kalian.” sinis Seonghwa dengan tatapan tajamnya, tak lupa pedangnya yang menodong Minho.
Minho tak merubah posisinya sedikitpun, masih dengan badan tegapnya dan senyuman yang tak luntur.
“Maafkan saya tuan Seonghwa, saya hanya menyampaikan apa yang diminta oleh leader saya.” ucapan dengan nada manis alpha itu lotarkan pada Seonghwa. Hal itu membuat Seonghwa semakin kesal dengan tingkah lakunya.
“Hyung, maafkan aku tapi tolong jaga sikap mu sebagai bangsawan dalam menyambut tamu.” Yunho berucap di sisi Seonghwa untuk sekedar mengingatkannya. Kali ini Seonghwa benar - benar kesal. Adik kesayangannya juga sama menyebalkannya. Mau tak mau ia menurunkan pedangnya dan menghilangkannya.
San nampak diam berpikir sejenak. Ia berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati mereka bertiga.
“Baiklah aku akan kesana.” ucapan San sontak membuat Seonghwa terkejut. Ini seperti mengorbankan diri sebagai tumbal kemenangan pack mereka.
Minho kembali menunduk dan tersenyum tanda mengerti.
“Baik leader San, kami akan menunggu kedatangan anda di Kota Vanora.” Minho bersiap akan meninggalkan ruang tersebut namun langkahnya terhenti.
“Ah iya, ada satu hal lagi Your Highness.” San kembali menaruh atensinya.
“Ku dengar ada orang asing yang datang ke kawasan Utopia. Tapi ia diperlakukan bak seseorang yang penting layaknya petinggi atau bangsawan. Dari gosip yang tersebar, orang asing itu tidak seperti makhluk immortal pada umumnya. Apakah ada hubungannya anda meminta healer utama kami untuk datang?” Jelasnya panjang lebar pada San.
Alis San sebelah terangkat setelah mendengar penjelasan dari Minho.
“Tidak. Kami hanya mendapat serangan tiba - tiba. Healer utama dan anggota kami korban dari serangan itu, dan tidak bisa dipulihkan oleh healer biasa.” ucap San dengan santai.
Minho hanya mengangguk mendengar jawaban dari San.
“Ahh, begitukah. Sepertinya saya hanya termakan gosip yang beredar di kota. Kalau begitu, saya permisi your highness.” sekali lagi Minho menunduk hormat dan meninggalkan ruangan diantar oleh Yunho keluar ruangan.
“San, ini berbahaya bisa saja ini jebakan. Mereka juga sudah tau kehadiran Wooyoung. Bagaimana jika Healer mereka menjadi mata - mata dan akan mencelakai mereka.” Seonghwa mulai khawatir dengan datangnya orang suruhan pack Seo tadi.
“Kita tidak akan tahu sebelum kita menghampirinya hyung.”
“Kalau begitu aku akan ikut bersamamu.”
“Tidak. Kau harus berada disini menjaga Yeosang dan Wooyoung. Aku akan pergi bersama Hongjoong hyung. Kau tak perlu khawatir.” ucap San setenang mungkin agar Seonghwa tidak semakin mengkhawatirkannya.
Seonghwa benar - benar tak habis pikir, kenapa San dengan mudahnya mengikuti apa yang diminta mereka. Sebenarnya apa yang direncanakan..

Mate from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang