9. Twilight (Side Story of Yeosang)

626 71 2
                                    

San berjalan tanpa tujuan setelah kelakuannya pada Wooyoung di taman pribadinya tadi. Ia berhenti di lorong utama istana dan menatap kosong lantai.

"Astaga apa yang kau lakukan San?! gegabah sekali dasar wolf gila!!"

'Kau menyalahkanku?! aku tak melakukan apapun.'

"Aish.. bagaimana jika ia tak nyaman dengan ku, atau bagaimana jika ia menjauh dari ku."

'Setelah kontak tak sengaja antar mate, kau tidak bisa mengendalikan diri. Sedangkan aku belum bertemu dengan mate ku. Jadi jangan salahkan aku.'

San mengacak acak rambutnya kasar karena kelakuannya sendiri.

"Kau tak apa?" suara Yeosang menyadarkan San dari kegilaannya. Seketika ia merubah sikap seolah tidak terjadi apa apa.

"Oo-oh Yeosang. Aku tak apa hanya tadi ada sesuatu di kepala ku membuat ku panik hehe." Jawab San dengan tawa canggungnya.

'Pembual yang aneh.' San rasanya ingin menendang Aidan saat ini juga. Benar benar tidak membantu partnernya (San) sama sekali.

"Ahh baiklah." Sebenarnya Yeosang menatap San aneh dan heran. Sejak kapan Leader dari Utopia menjadi seseorang yang berlebihan dalam suatu hal kecil.

"Mmm Yeosang, kau sudah diberi tahu oleh Seonghwa-hyung tentang Wooyoung?"

Yeosang mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah, aku mohon bantuanmu ya. Dan sepertinya dari pakaianmu dan barang bawaan mu sepertinya ini sudah waktunya ya?" San melihat Yeosang dengan jubahnya dan juga keranjang penuh dengan bunga dan botol botol yang tidak San pahami.

"Iya, selagi aku ada waktu tepat di hari ini."

"Baiklah, perlu ku perintahkan Guard untuk mendampingimu?"

"Tak apa tidak perlu, aku hanya sebentar. Lagi pula itu masih di area Utopia bukan? Terimakasih tawarannya."

"Kalau begitu berhati hatilah Yeosang, beri tahu aku bila terjadi sesuatu."

"Akan ku ingat. Aku akan berangkat sekarang." Ucap Yeosang menunduk sejenak untuk memberi hormat pada San. Setelah itu Yeosang berjalan pergi meninggal kan San dan keluar istana.

Yeosang tiap beberapa bulan sekali akan mengunjungi makam ibunya di dekat rumah persinggahannya waktu itu. Itu benar, orang tua Yeosang sudah tiada. Atau lebih tepatnya adalah ibunya. Ayahnya sudah lama meninggalkan ibunya dan dirinya ketika Yeosang masih kecil. Ia tidak tau bagaimana keadaan ayahnya sekarang, dan tak ingin tau. Yeosang sedikit membenci ayahnya karna meninggalkan dirinya dan ibunya. Tapi bagaimanapun itu adalah ayahnya. Itu yang membuatnya tidak bisa sepenuhnya membencinya. Yeosang terbiasa untuk mengunjungi ibunya beberapa bulan sekali, atau ketika ia merindukan ibunya. Semenjak ia menjadi tenaga kesehatan utama di istana membuatnya lebih sering berada di istana daripada di rumah singgahnya itu dan secara otomatis tidak selalu bisa mengunjungi ibunya. Jarak rumah singgahnya dengan makam ibunya mungkin bisa dibilang tidak terlalu dekat karna berada di tengah hutan.Tapi areanya masih sangat sejuk dan masih dalam jangkauan kota. Biasanya hutan ini digunakan berburu hewan liar oleh para wolf atau latihan untuk para pasukan istana. Setelah kurang lebih 2 jam ia melakukan berjalanannya, akhirnya ia sampai di makam ibunya. Makam itu berbentuk gundukan bukit kecil dengan batu di sekelilingnya sebagai penanda. Di samping kanan kirinya dipenuhi dengan bunga gardenia yang mekar cantik berwarna putih. Sebenarnya ia tidak tahu kenapa bunga itu dapat tumbuh disitu, tapi itu menjadi membuat makam ibunya tampak cantik seperti ibunya dulu. Yeosang duduk di sebelah bukit kecil itu dan merapikan sedikit dedaunan kering yang ada. Ia mengambil seikat bunga mawar pink yang ia tadi bawa dari istana. Sebenarnya bunga itu ia ambil dari taman istana. San memperbolehkannya karna dari awal yang menanam dan ikut merawat bunga itu adalah Yeosang. Dan Yeosang sendiri yang bilang bila bunga mawar pink adalah bunga favorit ibunya dan ketika kecil ia selalu merawat bunga mawar pink bersama ibunya.

Mate from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang