3. Utopia Bagian II

617 77 2
                                    

Terdapat legenda yang secara turun temurun diceritakan oleh para tetua Utopia, dimana akan ada saatnya sang ratu turun atas izin Moon Goddess untuk kembali menemui sang raja yang sudah beratus tahun tidak muncul karena kutukkan yang diberikan Moon Goddes. Namun sang ratu bukan berasal dari 'cahaya' yang sama, melainkan dari 'cahaya' luar yang dibuka oleh Moon Goddess sendiri. Hal ini ini diduga karena sang dewi masih belum memaafkan para raja dan belum ada raja yang dapat dipercaya olehnya.

Wooyoung merasa kepalanya sakit akan perkataan Yeosang dimana ia sekarang berada di dunia immortal. Bagaimana itu semua bisa terjadi? yang ia alami hanya tidak sengaja terjatuh kedalam sungai demi menyelamatkan seorang wanita tetapi ia terbangun di dunia yang ia tak pernah berpikir ini nyata. Jujur saja saat ini Wooyoung merasa dirinya sudah mati dan berada di kehidupan lain. Tetapi dengan apa yang ia lihat dan ia dengar dari Yeosang membuat ia berpikir kembali.

"Bagaimana hal ini bisa terjadi Yeosang-ssi? Kau yakin ini bukan kehidupan lain yang sedang ku alami bukan?" Ia melihat Yeosang yang tampak pergi menuju rak buku yang ada di sudut rumah dan mengambil salah satu buku. Ia tampak membolak balikan tiap lembarnya hingga berhenti di satu halaman.

"Sudah kuduga, saat dunia mu sedang terjadi bulan purnama biru atau yang kau lihat bulan purnama dengan cahaya terang itu, maka di dunia immortal sedang terjadi purnama merah utuh. Disaat itu juga garis gerbang antar dunia terbuka. Itu yang membuatmu berada disini sekarang karna saat itu kau berada di ambang kematian Wooyoung-ssi." Mendengar penjelasan Yeosang, ia semakin tidak bisa berpikir jernih. Ini terlalu sulit untuk dipercaya, dan langsung terjadi padanya.

"Lalu bagaimana caraku kembali Yeosang-ssi?" Tanya Wooyoung dengan nada terlihat sangat putus asa.

"Sepertinya aku harus membawa mu kepada tetua kami yang berada di pusat kota Wooyoung-ssi. Aku yakin para tetua memiliki jawaban cara untuk kau kembali. Tapi ada beberapa hal yang perlu kau tahu." Wooyoung yang sebelumnya putus asa, mendengarkan Yeosang dengan seksama. Bagaimanapun ia harus bisa kembali ke dunianya, ia mengkhawatirkan keadaan Junmin yang sendirian.

"Pertama perlu di ingat, kau bukan makhluk immortal. Jadi kau harus meminimalisir interaksi dengan para masyarakat dan aku akan memanipulasi bau darimu agar tidak menimbulkan kecurigaan. Kedua pusat kota adalah tempat pemerintahan utopia dimana terdapat istana milik leader atau pemimpin kami tinggal. Dan tentu saja akan sangat banyak Guard atau pengawal yang lalu lalang di pusat kota kau harus benar benar berhati hati." Mendengar penjelasan Yeosang membuat Wooyoung sedikit takut. Ia takut akan berakhir disini dan tidak bisa kembali ke dunianya.

"Jika kau siap, kita bisa berangkat ke cathedral sekarang."

"Cathedral?" tanya Wooyoung bingung.

"Tempat para tetua. Para tetua tidak tinggal di Istana karna mereka bukan termasuk bangsawan atau pemerintah. Tetapi mereka akan menjadi penasehat bagi para leader clan." Jelas Yeosang detail sambil membereskan perlengkapan yang diperlukan Wooyoung.

"Tunggu dulu satu pertanyaan, sejak awal kau menceritakan bagaimana dunia immortal dan menjelaskan aku makhluk asing di dunia kalian. Tapi aku melihat kalian semua sama seperti ku manusia." Setelah banyak cerita Yeosang, Wooyoung dengan polosnya baru saja bertanya kebenaran dari makhluk yang ada di dunia immortal. Pertanyaan Wooyoung membuat Yeosang membuka mulutnya beberapa detik karna Yeosang sendiri baru mengingat kalau ia melewatkan hal penting itu.

"Aa, benar aku lupa akan itu. Di dunia Immortal khususnya di Utopia masyarakatnya didominasi dengan Werewolf sisanya seorang healer atau penyembuh." Sekali lagi Wooyoung terkejut dengan pernyataan itu. Werewolf katanya? makhluk itu benar benar ada. Wooyoung menatap Yeosang dengan tatapan was was. Jangan - jangan ia di jebak dan akan dihabisi oleh kawanan Werewolf lainnya. Yeosang yang seakan mengerti dengan kondisi Wooyoung sekarang, Yeosang menampilkan wajah manisnya dengan senyum yang bertengger.

Mate from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang