Chapter 2

1.5K 121 3
                                    

Edward terdiam mendengar semua perkataan yang pemuda itu gumam kan barusan, masalah keluarga pasti sangat berat karena mental dipertaruhkan untuk semua itu. Ia paham apa yang sekarang pemuda itu lakukan pasti karena merasa lelah dengan semua nya, lelah dengan takdir yang sekarang terjadi kepada diri nya.

"Gue ngerti apa yang sekarang lo rasakan walaupun gak pernah ngerasain secara langsung. Capek itu wajar cuman bukan buat menyerah, coba lo pikirin kedepan nya. Kalo lo lakuin semua ini bukan nya bakalan buat ibu lo sedih? Mungkin takdir misahin lo sama ibu lo agar bisa bikin lo jadi mandiri, kalo lo nyerah sekarang pasti ibu lo merasa sedih diatas sana karena melihat anak nya seperti ini sekarang, semua harapan yang dia inginkan di lo semua nya menghilang begitu saja kalo lo nyerah kayak gini,"ujar Edward dengan menatap pemuda yang sekarang mulai menatap kearah diri nya. Tatapan itu terlihat sangat lelah dan juga tanpa semangat, tatapan itu membuat Edward merasa sakit melihat nya.

Ia yang mendapatkan begitu banyak kasih sayang dari kedua orang tua nya serta mendapatkan penjagaan yang sangat ketat dari daddy nya sering kali memgeluh karena terlalu lelah diperlakukan seperti anak kecil, tapi saat melihat dan juga mendengar semua cerita pemuda itu seketika saja membuat Edward sadar.

Jika ada yang lebih menginginkan kasih sayang yang sekarang ia miliki tapi diri nya sendiri sering mengeluh karena itu semua.

"Gue lelah, capek, semangat gue sama sekali gak ada karena rasa nya kosong. Gue berpikir kalo buat apa gue hidup kalo harus ngerasain semua ini, sedangkan dengan sangat mudah nya takdir membawa pergi sumber kebahagiaan untuk gue yaitu ibu. Gue dulu bertahan dan juga berusaha buat bahagia karena ingin melihat ibu gue bahagia, lalu sekarang saat ibu gue gak ada gue ngerasa semua nya sudah nggak ada guna nya lagi, maka dari itu gue pengen bunuh diri tadi.."

Edward terdiam karena ia sendiri tau apa yang sekarang pemuda itu rasakan, namun ia tidak bisa membantu banyak karena yang hanya diri nya bisa cuman ini saja. Diri nya hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk pemuda itu tanpa bisa membantu lebih banyak lagi karena mereka baru pertama kali bertemu sekarang.

"Lo bisa cerita semua nya sama gue. Bilang semua yang lo rasain biar hati lo merasa tenang, gue yakin setelah lo ngerasa tenang pikiran buat bunuh diri itu akan menghilang begitu saja. Karena sekarang yang lo pikirin cuman bunuh diri karena lo ngerasa capek, tapi saat lo sadar nanti gue yakin lo bakalan nyesel karena pernah berpikir buat mengakhiri hidup lo sendiri,"ucap Edward dengan menatap kearah motor yang ada disamping pemuda itu.

Terlihat pemuda yang Edward ajak bicara sejak tadi terdiam beberapa saat sebelum menatap kearah Edward dengan berani.

"Gue udah tenang sekarang. Semua yang selama ini ada didalam pikiran gue, udah gue keluarin semua nya tanpa ada sisa sedikit pun. Gue ngerasa lega karena itu semua. Gue cuman bisa bilang makasih karena lo mau dengerin cerita gue yang sama sekali bukan siapa-siapa nya elo."

Edward tersenyum menatap pemuda itu sebelum berjinjit untuk menepuk bahu pemuda itu beberapa kali untuk memberi semangat.

"Lo harus semangat ngejalani semua nya demi harapan ibu lo, gue gak mau pas lewat sini lagi ada jasad lo ngambang disana. Jadi kalo lain kali kita ketemu, lo harus cerita lagi sama gue. Inget, semua masalah tidak harus diselesaikan dengan bunuh diri."ucap Edward sebelum beranjak dari sana karena getaran handphone milik nya sejak tadi mengganggu, pasti daddy nya menghubungi diri nya karena Edward masih belum pulang sampai sekarang.

Setelah masuk kedalam mobil milik nya, Edward menatap kearah pemuda itu kembali. Terlihat sekarang pemuda itu tengah duduk diatas motor milik nya, ia berharap pemuda itu tidak berbuat nekad lagi hingga akan bunuh diri setelah diri nya pulang nanti nya, ah pemikirkan semua itu membuat Edward ingin sekali terus-menerus menemani pemuda itu tapi daddy nya pasti sekarang merasa sangat khawatir, jangan sampai nanti daddy nya itu mengirim polisi untuk mencari diri nya, kan terlihat sangat tidak lucu jika itu sampai terjadi nanti nya.

Edward langsung kembali menghidupkan mesin mobil milik nya sebelum kembali menatap kearah pemuda itu untuk terakhir kali nya, karena demi apapun Edward merasa sangat khawatir sekarang. Tapi apa boleh buat ia harus pulang sekarang sehingga mau tidak mau ia harus meninggalkan pemuda itu disana sendirian.

Beberapa menit kemudian hingga sampai 20 menit lebih, Edward sampai didepan gerbang rumah nya yang terlihat terbuka dengan lebar membuat pria itu langsung membawa masuk mobil milik nya ke halaman depan rumah nya. Mematikan mesin mobil milik nya terlebih dahulu sebelum keluar dari dalam mobil, tatapan Edward mengarah pada mommy nya yang tengah berdiri diteras depan bersama dengan daddy nya yang sekarang tengah melipat tangan di depan dada, pertanda jika daddy nya itu sedang marah sekarang.

Dengan cepat Edward berjalan mendekat kearah daddy dan juga mommy nya itu karena ia sadar jika sekarang diri nya salah karena tidak memberitahu kedua orang tua nya terlebih dahulu sebelum pulang sangat larut seperti sekarang.

"Dari mana saja kamu? Kamu pikir sekarang jam satu siang sehingga kamu bisa pulang dengan sangat santai seperti ini? Bukan nya daddy sudah bilang sama kamu untuk pulang satu jam yang lalu, tapi apa yang sekarang kau lakukan?"ujar Ivander yang sekarang tengah menatap anak bungsu nya itu dengan tatapan datar tanpa ekspresi apapun karena sekarang anak nya itu bersalah karena sudah membuat ia dan juga istri nya merasa sangat khwatir, bahkan tadi Nial sempat menangis karena merasa sangat khwatir dengan kondisi Edward sekarang.

Edward menatap kedua orang tua nya dengan berani karena apa yang ia lakukan sekarang demi menyelamatkan nyawa seseorang.

"Ed tadi memang langsung pulang setelah daddy telpon tapi dijalan, di jembatan xxx, ada seorang pemuda yang mencoba bunuh diri maka dari itu Edward pulang terlambat karena harus menyadarkan dia terlebih dahulu untuk tidak melakukan semua itu,"jujur Edward dengan menatap kedua orang tua nya.

Membuat Nial yang sejak tadi terdiam langsung merasa apa yang sekarang anak nya itu lakukan memang benar, pantas saja Edward pulang terlambat pasti akan sangat sulit menyadarkan seseorang yang tengah berpikir untuk bunuh diri. Karena Nial pernah melakukan itu semua tanpa diketahui seseorang pun, untuk saja Edward melihat pemuda itu tadi, kalau tidak Nial tidak bisa membayangkan apa yang sekarang terjadi kepada pemuda itu, pasti masalah nya sangat berat sehingga dia berpikir untuk melakukan semua itu.

Bersambung..

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang