Chapter 4

1K 98 0
                                    

Regano menatap kearah jembatan yang tadi sempat menjadi saksi bisu atas kematin diri nya jika saja pria itu tidak datang untuk menyadarkan diri nya.

Setelah ia ingat kembali Regano baru menyadari jika pria yang tadi mendatangi diri nya memiliki wajah yang sangat indah dengan kulit berwarna putih, bulu mata lentik, hidung yang terlihat sangat mancung serta bibir memerah secara alami membuat Regano tersenyum tipis saat mengingat semua itu lagi.

Diri nya sangat percaya jika pria itu merupakan pria yang sangat dewasa karena pemikiran nya sangatlah luas, yang membuat Regano yakin jika pria itu merupakan pria yang sangat dewasa selain melihat dari perkataan nya, Regano juga tau dari pakaian kantor yang tadi sempat pria itu kenakan saat mendatangi diri nya.

"Tadi lo bilang, kalo nanti kita bertemu lagi, gue nggak boleh ngelakuin hal kayak gini lagi. Gue jadi pengen cepet-cepet ketemu sama lo lagi karena semua perkataan yang lo ucapin bikin gue tenang. Gue jadi ngerasa punya tempat untuk bercerita karena kehadiran lo, gue berharap kita bisa bertemu lagi secepat nya karena gue pengen liat wajah lo lagi.."gumam Regano yang lagi dan lagi tersenyum tipis saat mengatakan semua itu, entahlah semua yang ada didalam pria itu membuat Regano merasa penasaran dan juga merasa tenang saat melihat nya.

"Terlalu memikirkan pria tadi membuat gue lupa mau menginap dimana malem ini, sial!."gerutu Regano saat menyadari jika ia tidak punya tempat tinggal lagi setelah rumah orang tua nya karena pemuda itu memang selalu tinggal dirumah sendirian biasa nya.

Tapi tadi ayah nya tiba-tiba datang dan mengatakan jika Regano sama sekali tidak mensyukuri apa yang sudah dia berikan kepada pemuda itu membuat Regano bertambah muak dengan ayah nya itu, sehingga satu pemikiran terbesit didalam pikiran nya.

"Dari pada gue terus-terusan tinggal dirumah itu yang malah akan membuat mental gue rusak, mendingan gue pergi aja dari sana. Gue yakin ibu diatas sana pasti tidak akan keberatan dengan apa yang nanti gue lakuin karena dia selalu mendukung apa yang gue lakuin,"

Tiba-tiba saja pemikiran itu datang dari dalam diri nya karena Regano sekarang mulai memikirkan kesehatan mental nya yang setiap saat nya dirusak oleh ayah nya sendiri, dari pada terus-terusan seperti itu lebih baik diri nya pergi saja dari rumah yang sekarang sudah menjadi seperti neraka itu kan? Dari pada disana yang malah akan membuat diri nya lelah batin, lebih baik Regano keluar.

Seperti nya memang itu jalan terbaik untuk Regano saat ini agar kesehatan diri nya selalu terjaga, karena jika diri nya sampai sakit atau bahkan masuk rumah sakit siapa yang akan merawat diri nya? Tidak akan bukan?

Ayah nya saja seperti nya menginginkan ia mati agar semua masalah tidak akan hadir.

"Tidur di markas yang biasa nya gue tempati bersama dengan teman-teman yang lain nya seperti nya tidak ada salah nya, karena gue ketua disana otomatis gue bakalan diizinin kesana buat tidur selama beberapa malam kedepan selagi gue mencari tempat tinggal baru untuk gue bernaung disana."ujar Regano sebelum menyalakan motor milik nya, membawa mesin berada dua itu ketempat biasa ia berkumpul bersama dengan teman-teman nya untuk tidur malam ini.

Ternyata semua ini cukup membuat ia merasa sangat lelah, dewasa se-mengerikan ini untuk seorang anak seperti Regano yang selalu bergantung kepada ibu nya karena sejak kecil diri nya sangat dekat dengan ibu nya itu, karena ayah nya sering berada diluar kota untuk membahas beberapa masalah sebagai pejabat meninggalkan Regano bersama dengan ibu nya setiap waktu.

Srhingga sekarang disaat ibu nya sudah tidak ada lagi, Regano menjadi anak yang tanpa semangat apapun karena semangat yang selalu ada untuk diri nya sudah pergi, andai saja pria tadi tidak datang dan menghentikan aksi nekad nya mungkin sekarang ia sudah mati dengan bayang-bayang kekecewaan ibu nya akan selalu datang bersama dengan jiwa nya yang tidak tenang karena sudah membuat ibu nya kecewa.

Regano merasa sangat senang karena bisa dipertemukan dengan seseorang yang sangat baik seperti pria tadi, sehingga hanya dengan berada disamping pria itu ia merasakan ketenangkan yang sangat luar biasa.

***

Beberapa saat kemudian Regano sampai ditempat markas yang bisa mereka gunakan untuk berkumpul saat ada waktu luang, dengan cepat pemuda itu mulai turun dari atas motor milik nya sebelum membawa masuk motor milik nya kedalam gerbang yang ada menggunakan kunci yang ada apa diri nya.

Karena markas ini mempunyai 2 kunci cadangan, yang satu ada disalah satu teman Regano yang biasa datang kesini juga serta bersama dengan Regano sendiri karena pemuda itu merupakan kedua dari tim mereka.

"Jok, lo tinggal diluar dulu buat malem ini yak? Nanti gue usahain cari tempat tinggal yang bisa lo masukin gue bersama dengan gue,"ujar Regano kepada motor kesayangan milik nya yang bernama Joki, motor pertama yang ia beli dari hasil kerja keras nya sendiri sebagai seorang pelayan yang ada disalah satu restoran yang ada karena merasa tidak betah berada dirumah sehingga sering kali Regano pergi keluar untuk bekerja sampingan agar kekosongan yang ada didalam diri nya tidak terlalu terasa.

Dengan pelan Regano mulai berjalam masuk kedalam markas milik nya yang berukuran cukup kecil karena ini dibangun dengan uang patungan diri nya bersama dengan teman-teman nya yang masih bersekolah sama seperti diri nya.

Pemuda itu menjatuhkan diri nya diatas karpet tipis yang ada didalam markas sebelum menutup kedua mata nya karena rasa mengantuk langsung menyerang Regano saat ia merebahkan diri nya, mungkin efek karena terlalu kelelahan tadi, lelah fisik dan juga batin sehingga sekarang dengan cepat nya Regano langsung bisa tertidur dengan tenang hanya beralas karpet tipis yang terasa sakit saat ditiduri karena Regano tidur dilantai.

***

Pagi-pagi sekali Regano terlihat kekuar dari dalam markas dengan wajah yang terlihat jauh lebih segar dari semalam karena sudah merasa sedikit tenang sekarang.

Pemuda itu ingin kembali kerumah kedua orang tua nya untuk mengambil beberapa pakaian milik nya disana, untuk memulai kehidupan baru tanpa ada bayang-bayang dari ayah nya yang selalu membuat diri nya merasa sakit.

Rumah yang dulu menjadi tempat ternyaman nya sekarang sudah jauh berubah dari dulu sehingga rasa nya bertahan sebentar lagi rasa nya tidak bisa karena rasa nya sangat sesak, sampai Regano memutuskan untuk pergi dari rumah itu meninggalkan semua kenangan kebersamaan ia bersama dengan kedua orang tua nya dulu disana, untuk memulai kehidupan baru yang mungkin akan terasa sangat sulit juga. Tapi Regano yakin ia bisa karena semua ini demi kesehatan mental dan juga fisik nya.

Bersambung

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang