Chapter 16

778 79 1
                                    

Regano tersenyum tipis menatap Edward yang sekarang tengah membersihkan tubuh milik nya menggunakan tisu basah yang memang sudah Edward siapkan. Sejak tadi pagi Edward sudah rusuh karena pihak rumah sakit tidak menyiapkan handuk alhasil, pria itu langsung mendatangi pihak yang memang bertugas untuk mengurusi semua itu membuat Regano tersenyum tipis saat mengingat semua itu.

"Lo ngapain senyum-senyum kayak gitu? Gue bukan om-om cabul yang mau cari kesempatan dalam kesempitan saat lo sakit kek gini ya!"ujar Edward yang sedikit merasa tersinggung saat Regano memperhatikan diri nya sejak tadi, pasti pemuda itu berpikir yang tidak-tidak terhadap diri nya, enak saja!

"Lo tersindir sendiri, berarti lo emang om-om cabul dan mau cari kesempatan grepe-grepe tubuh gue yang kekar ini," jawab Regano dengan menahan tawa nya saat melihat  perubahan wajah dari Edward saat mendengar perkataan yang barusan ia katakan.

Kedua mata Edward melotot dengan sempurna mendengar perkataan dari Regano barusan, "heh! Enak aja lo bilang itu sama gue! Gini-gini walaupun gue suka cowok tapi gue nggak bakalan cari kesempatan dalam kesempitan kayak gini, apa lagi lo lagi sakit sekarang!"ucap Edward dengan meletakan tisu yang ada ditangan nya dengan kasar membuat Regano terkekeh, melihat wajah kesal dari Edward sekarang entah kenapa ia merasa ada kesenangan tersendiri karena itu semua.

"Mendingan lo diem dan liatin gue pakaiin lo baju aja, karena bentar lagi kek nya daddy sama mommy bakalan datang kesini, mana gue belum mandi lagi,"gerutu Edward dengan mengenakan pakaian rumah sakit ditubuh Regano karena ia harus cepat-cepat sebelum kedua orang tua nya datang, mana sekarang ia belum mandi kan tidak elit jika kedua orang tua nya melihat wajah bantal milik nya, karena sejak lulus sekolah Edward sudah menjadi pribadi yang baik, mulai dari bangun pagi dan membersihkan kamar nya sendiri jadi kedua orang tua nya tidak pernah lagi melihat wajah bantal milik nya.

"Sebelum lo masuk kekamar mandi, gue mau minta tolong ambilkan nampan sarapan punya gue sama air putih dan juga obat punya gue,"ujar Regano saat melihat Edward sudah memakaikan baju ditubuh milik nya, membuat Edward langsung mengambilkan apa yang ia inginkan karena Regano mempunyai jam sarapan sekarang, itu pun atas perintah dari dokter yang memang di khusus kan untuk merawat Regano dirumah sakit ini sampai ia sembuh.

"Makasih manis," ujar Regano saat sarapan berada dipangkuan milik nya membuat Edward mendengus dengan keras karena mendengar perkataan pemuda itu yang sangat menggelikan! Apa tadi manis? Ugh walaupin terdengar sangat menggelikan tapi itu berhasil membuat kedua pipi Edward memerah! Dasar pipi baperan!

"Bangsat! Nggak ada manis-manisan!"ucap Edward sebelum berjalan kearah kamar mandi membuat Regano terkekeh lagi dan lagi, kenapa pria itu terlihat sangat menggemaskan?

Seperti nya umur Edward hanyalah angka karena tingkah pria itu seperti anak remaja yang baru saja mendapatkan cinta monyet pertama nya, terlihat malu-malu dan juga menggemaskan untuk Regano pandang setiap hari dan juga sepanjang hari.

Tok..tok

Regano yang tengah sarapan langsung menatap kearah pintu ruang rawat milik nya saat mendengar suara ketukan pintu, beberapa saat kemudian pintu itu terbuka dengan Nial dan juga Ivander terlihat berjalan masuk kedalam setelah menutup kembali pintu ruangan rawat inap Regano.

Ivander mengambil tempat duduk disofa yang ada didalam sana sedangkan Nial langsung mengambil tempat duduk yang ada disebelah ranjang pasien milik Regano, tatapan lembut itu mengarah pada Regano yang sekarang tengah memberikan senyuman lembut dengan sesekali menyuap sarapan milik nya, ia seperti memiliki keluarga baru yang akan selalu berada di dekat diri nya jika ia dalam masalah saat melihat kedua orang tua Edward.

"Bagaimana kondisi kepala kamu? Masih merasakan pusing atau sudah mendingan?"tanya Nial dengan sangat lembut membuat Regano yang sudah menyelesaikan sarapan nya langsung mengembalikan nampan itu diatas nakas yang ada disamping tempat tidur milik nya sebelum mengambil air untuk ia minum.

"Kemarin masih terasa sangat sakit saat baru bangun sampai siang tapi sekarang pusing nya sudah menghilang, hanya tinggal badan nya saja yang terasa lemss saat terlalu banyak digerakan," jawab Regano setelah meminum obat milik nya membuat Nial menganguk dengan pelan sebagai jawaban untuk pemuda itu.

"Kemarin saat tau kamu sudah sadar dari Edward, aku sama Ivander merasa sangat senang karena akhir nya kamu sadar juga setelah hampir dua hari berada dirumah sakit, kami merasa sangat khawatir waktu pertama kali tau kamu mengalami kecelakaan sampai-sampai suamiku datang ke lokasi tempat kamu kecelakaan secara langsung untuk memastikan, bahkan Edward sampai aku kasih tau karena merasa khwatir dengan kondisi kamu saat itu, untung nya dia bisa langsung datang malam itu juga untuk datang kesini secara langsung dan melihat keadaan kamu."ucap Nial dengan berbicara dengan sangat banyak pada pemuda yang sudah berhasil membuat anak bungsu nya itu merasa nyaman.

Regano menunduk sejenak untuk menahan diri nya agar tidak menangis sekarang, bagaimana tidak. Disaat ayah kandung nya sendiri meragukan diri nya sebagai anak kandung sendiri, orang lain yang baru ia kenal bahkan memerlakukan diri sebagai seorang anak, berbanding terbalik dengan ayah nya sendiri yang sudah jelas-jelas merawat diri nya dari lahir sampai ibu nya pergi.

"Terima kasih karena om sudah mau merawat dan mengkhawatirkan saya yang bahkan baru kenal dengan kalian, bahkan orang tua saya sendiri tidak melakukan itu semua, dia malah meragukan saya sebagai darah daging nya sendiri padahal sudah jelas-jelas saya anak kamdung nya, darah daging nya sendiri,"ujar Regano setelah cukup lama terdiam memikirkan semua nya, membuat Nial langsung mengelus punggung Regano dengan pelan sebagai bentuk semangat yang dia berikan membuat Regano tersenyum tipis.

"Dengarkan saya," Ivander beranjak dari tempat duduk nya sebelum berjalan mendekat kearah dimana istri nya dan juga Regano berada, "kamu tidak perlu memikirkan ayahmu itu lagi, sekarang mulai lah untuk bersiap cuek dengan apa yang dia katakan sama seperti yang dia lakukan sama kamu. Dia tidak pernah menganggap kamu ada bukan? Maka kamu harus melakukan hal yang sama juga, anggap saja dia tidak pernah ada sekarang. Ayah kamu sudah pergi bersamaan dengan ibu kamu. Saya tau itu sulit, tapi pelan-pelan pasti kamu akan bisa melakukan itu semua, jangan pernah melupakan bahwa kami akan selalu ada untuk mendukung apapun yang kamu inginkan. Lakukan saja apa yang memang membuat kamu bahagia tanpa memikirkan tanggapan orang lain lagi, jadikan kebahagiaan kamu menjadi patokan untuk kamu bertahan."

Nial menatap suami nya dengan kedua mata berkaca-kaca, suami yang dulu nya bersikap sama seperti ayah nya Regano sekatang berubah dengan begitu banyak nya, membuat diri nya merasa sangat beruntung mempunyai suami seperti Ivander.

Bersambung..

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang