Chapter 11

778 70 1
                                    

Regano berjalan masuk kedalam kos milik nya dengan pelan karena sekarang sudah sangat larut, ia tidak ingin membangunkan para penghuni yang lain nya jika sampai membuat keributan maka dari itu sepelan mungkin Regano akan berjalan masuk, sampai sekarang ia sudah berada didalam kamar milik nya.

Pemuda itu segera melepas pakaian yang ia kenakan tadi sebelum meletakkan nya kedalam keranjang pakaian kotor yang mungkin saja akan ia cuci besok.

Setelah itu Regano berjalan masuk kedalam kamar mandi sebentar untuk membersihkan diri nya sebentar agar tidak ada debu luar yang bisa membuat tidur nya tidak terasa nyaman, setelah itu Regano langsung memakai pakaian santai milik nya sebelum berjalan kearah ranjang milik nya. Menjatuhkan diri nya diatas tempat tidur dengan pikirab mengarah pada Edward yang tadi sempat berbicara dengan diri nya sebelum ia pulang dari rumah pria itu.

Ternyata rasa nyaman yang sering Regano raasakan saat berada disamping Edward memang pantas ia rasakan, karena tadi saat berkumpul dengan keluarga Edward ia juga merasa nyaman. Seakan-akan diri nya juga memiliki keluarga yang lengkap dan juga harmonis, tidak seperti diri nya sekarang.

Punya ayah tapi seperti tidak punya orang tua sama sekali, sesuram ini hidup yang akan ia jalani untuk kedepan nya nanti padahal usia nya masih 18 tahun, dunia memang sangat kejam untuk orang yang lemah seperti diri nya.

***

Sekitar pukul 8 pagi, Regano sudah berada diluar untuk mencari pekerjaan yang sekira nya cocok dengan diri nya, itupun hanya bermodalkan ijazah sekolah saja karena ia tidak lanjut kuliah karena biaya untuk masuk kesana Regano tidak punya, maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan hidup nya Regano hanya bisa bekerja sekarang karena ia sudah tidak membutuhkan uang dari ayah nya lagi jika ujung-ujung nya akan dibahas terus-menerus oleh ayah nya itu.

Regano mengambil kerjaan sebagai Gitaris disalah satu cafe yang ada untuk menghibur beberapa pelanggan yang ada, untung nya pihak cafe mau menerima diri nya karena melihat bakat yang ada didalam diri nya, membuat Regano merasa bangga dengan diri nya sendiri.

"Terima kasih karena sudah menerima saya bekerja disini,"ucap Regano kepada pemilik cafe yang ada membuat pria paruh baya itu menganguk dengan menepuk beberapa kali bahu Regano, memberi semangat untuk pemuda itu.

Regano segera beranjak dari sana saat sudah resmi diterima bekerja disana, ia akan mulai bekerja besok malam. Itu arti nya Regano harus mempersiapkan semua nya hari ini, untuk tampil dihadapan semua orang dan bisa menghibur mereka dengan bakat yang ada didalam diri nya, ia berharap hari pertama nya bekerja besok tidak akan membuat diri nya malu karena tidak bisa tampil dengan maksimal diatas panggung nanti.

Regano kembali naik keatas motor milik nya saat sudah keluar dari dalam cafe, tatapan milik nya mengarah pada alfamaret yang sempat menjadi tempat pertemuan kedua nya dengan Edward, tiba-tiba pikiran nya langsung mengarah pada pria itu.

Pria yang memiliki senyum yang sangat cantik dan juga wajah yang sangat sempurna, Edward yang selalu bisa membuat diri nya merasa nyaman setiap kali bertemu dengan pria itu, tapi hari ini seperti nya Regano tidak bisa bertemu dengan Edward karena sudah pasti pria itu sedang sibuk di kantor sekarang sama seperti diri nya yang tadi sibuk mencari pekerjaan sampai bisa mendapatkan nya sekarang.

"Kapan kita bisa ketemu lagi? Gue pengen lo liat gue bermain gitar diatas panggung dan juga ngeliat gue kerja untuk pertama kali nya. Tapi kayak nya itu bakalan sulit karena lo pasti super sibuk buat kerja, mungkin lain kali kalo kita bertemu lagi gue pengen lo liatin gue main gitar nanti nya," gumam Regano dengan membawa motor milik nya kembali ke kos milik nya untuk mempersiapkan semua nya. Ini adalah penampilan pertama nya sejak dulu pernah tampil juga tapi untuk acara sekolah saja tapi sekarang? Regano ingin memberi kesan yang sangat memuaskan untuk orang-orang yang melihat penampilan diri nya besok.

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang