Chapter 10

912 80 4
                                    

Setelah berbincang beberapa saat bersama dengan kedua orang tua Edward, Regano memutuskan untuk pamit pulang karena sekarang sudah lumayan larut, ia merasa tidak enak bertamu terlalu lama dirumah seseorang karena takut membuat yang punya rumah merasa kurang nyaman.

Regano berjalan keluar bersama dengan Edward yang mengantar diri nya sampai diteras depan, tatapan Regano menatap wajah Edward yang terlihat jauh lebih menggemaskan saat berada dirumah karena pakaian pria itu terlihat sangat santai sehingga siapa saja yang melihat nya pasti akan mengira jika Edward masih umur 20 tahun-an padahal sudah hampir 30 tahun, sangat berbeda dengan Edward yang memakai pakaian kantor karena pria itu terlihat lebih dewasa dengan pakaian itu membuat Regano lebih menyukai pakaian yang sekarang Edward kenakan.

"Gue antar sampe jembatan ya? Soal nya ini udah lumayan larut, takut nya lo malah kesasar,"ujar Edward dengan nada candaan diakhir membuat Regano tersenyum tipis sebagai jawaban untuk pria itu.

Regano sudah sering pulang larut dulu tapi tidak pernah kesasar sedikit pun tapi tadi Edward mengatakan jika ia akan kesasar nanti nya? Kenapa terdengar sangat menggelikan, seakan-akan diri nya seperti anak usia 10 tahun yang baru pertama kali keluar dari dalam rumah.

"Nggak perlu, gue bisa pulang sendiri. Nanti malah tambah bahaya kalo lo yang nganterin gue, kan siapa tau pas lo pulang malah kesasar dijalan, kan gue bakalan jadi tersangka utama jadi mendingan lo diem-diem aja dah dirumah nanti kalo gue sampai bakalan gue kasih tau,"jawab Regano tidak kalah menggelikan membuat Edward langsung memukul dada pemuda itu dengan keras karena balasan kata yang Regano berikan sangat menjengkelkan ditelinga nya.

Mana mungkin pria dewasa seperti diri nya akan kesasar dijalan, perkataan Regano memang sangat menjengkelkan membuat Edward merasa sedikit kapok bercanda dengan pemuda itu.

Regano tersenyum sebelum mengelus surai kecoklatan milik Edward dengan pelan, "gue pulang dulu ya? Lo harus langsung tidur, nggak boleh kerja dulu karena malam waktu nya untuk tidur."ujar Regano sebelum beranjak dari sana, membuat kedua pipi Edward langsung memerah karena merasa malu diperlakukan seperti itu oleh Regano.

****

Beberapa hari setelah makan malam itu Edward super sibuk dikantor, bahkan hari ini pria itu harus terbang ke Amerika untuk membahas beberapa masalah yang ada disana karena memang ada satu perusahaan milik daddy nya yang masih berkembang disana dan sekarang perusahaan itu dalam masalah membuat Edward mau tidak mau harus turun tangan untuk menangani itu semua karena daddy nya sudah tidak memungkinan untuk melakukan perjalanan yang jauh karena daddy nya sering sakit.

Sehingga sekarang Edward yang harus menangani semua itu.

Edward menatap bosan kearah jendela kamar hotel yang sekarang ia tempati untuk beberapa hari kedepan selama masalah yang ada belum selesai, sungguh beberapa hari ini ia merasa begitu merindukan pemuda yang datang kerumah nya beberapa hari yang lalu, tapi untuk datang secara langsung bertemu dengan Regano sekarang Edward tidak bisa karena masalah perusahaan masih belum selesai.

Padahal jika ia masih bekerja di Indonesia, mungkin saja ia bisa menyempatkan waktu untuk datang ke kos Regano untuk bertemu secara langsung dengan pemuda itu tapi sekarang?

Entahlah, semakin dekat dengan Regano membuat Edward merasa nyaman entah karena apa. Setiap hal yang ada didalam diri pemuda itu selalu bisa membuat diri nya merasa nyaman berada didekat Regano, tapi sekarang? Mungkin untuk sementara waktu Edward memang ditakdirkan untuk tidak bertemu dengan Regano dulu, tapi nanti setelah ia pulang maka Edward akan langsung mendatangi Regano ke kos pemuda itu secara langsung untuk melepas rasa rindu yang ada didalam hati nya.

Mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa tapi Edward sudah bisa merasakan rindu yang luar biasa kepada pemuda itu hanya karena tidak bertemu beberapa hari, rasa rindu yang sekarang ia miliki seperti nya melebihi rasa rindu orang yang sudah mempunyai hubungan, sedangkan diri nya dan juga Regano hanya sebatas teman yang saling membutuhkan satu sama lain saja.

"Gue pengen banget kirim lo pesan atau bahkan menelpon lo sekarang, tapi lagi dan lagi gue bodoh karena tidak minta nomor lo pas lo datang kerumah gue waktu itu, kegoblokan yang sangat hakiki seperti nya."gumam Edward yang sama sekali tidak bisa tidur padahal tadi siang ia baru saja sampai di Amerika dan langsung ke perusahaan tapi sekarang? Ia sama sekali tidak merasa mengantuk sedikit pun, apa mungkin ini karena rasa rindu pada Regano? Jika memang iya maka Edward tidak akan pernah bisa tidur karena sekarang ia sangat merindukan pemuda itu, pemuda dengan senyuman manis yang selalu bisa membuat ia merasa tenang melihat nya.

***

Edward menghembuskan napas berat milik nya karena merasa bosan, bahkan sangat bosan sekarang. Padahal baru hari kedua diri nya berada di Amerika tapi ia sudah merasa tidak betah.

Dulu setiap kali ada kunjungan keluar negeri pasti Edward paling bersemangat karena ia bisa bersenang-senang sekaligus mencari udara segar diluar negeri sana, tapi sekarang? Rasa nya satu jam seperti satu hari disini membuat Edward semakin tersiksa rasa nya, terlalu merindukan seseorang ternyata bisa membuat manusia menjadi gila seperti yang sekarang Edward rasakan.

"Asu, anjing! Babi, setan. Gue pengen pulang anjir, nggak betah!"teriak Edward diruangan kerja milik nya yang ada di Amerika, membuat beberapa orang yang memang satu ruangan dengan Edward langsung menatap pria itu karena merasa kaget, mereka tidak mengerti apa yang Edward ucapkan tapi teriakan pria itu membuat jantung mereka hampir berpindah dari tempat nya.

Edward menatap semua orang yang tengah melihat kearah diri nya dengan tatapan datar serta kedua mata melotot, membuat mereka langsung mengalihkan tatapan mereka karena takut kesurupan seperti Edward sekarang.

"Gue pengen pulang daddy, Ed nggak betah disini. Mau ketemu sama dia biar semangat lagi."gumam Edward dengan pelan, sungguh ia merasa seperti seorang anak kecil yang sedang merasakan asmara monyet dengan teman nya sendiri, terlihat sama persis dengan apa yang ia lakukan sekarang membuat Edward terkekeh sendiri saat menyadari semua itu, lebih baik ia cepat-cepat mengerjakan semua nya agar bisa pulang dengan cepat dari sini dan bisa bertemu dengan Regano, bertanya bagaimana kabar serta hari-hari pemuda itu selama tidak bertemu dengan diri nya.

Cukup lama Edward fokus dengan kerjaan milik nya sebelum pria itu merasakan getaran dari handphone milik nya, dengan cepat ia langsung melihat telpon dari siapa itu sebelum tatapan milik nya mengarah pada nama mommy nya yang tertera disana, kenapa tiba-tiba mommy menelpon diri nya di jam kerja seperti ini?

"Iya mom?"tanya Edward dengan perasaan penasaran, sebelum ia mendengar mommy nya itu menangis.

"Mommy?"panggil Edward lagi dengan perasaan khawatir sekarang.

"Ed, Regano mengalami kecelakaan,"

Handphone yang ada ditangan Edward jatuh begitu saja dengan pria itu yang langsung menunduk untuk mengambil handphone nya kembali, kedua mata itu terlihat memerah sebelum berlari dari sana untuk segera sampai dibandara dan pulang.

Bersambung...

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang