Chapter 14

780 81 1
                                    

Edward duduk diam disamping daddy nya karena tadi mommy nya sempat meminta izin untuk pulang sebentar karena ingin memasak sebentar.

Sehingga sekarang hanya tinggal Edward dan juga daddy nya yang masih setia menunggu disana, tidak ada yang mau memulai pembicaraan karena mereka berdua larut dalam lamunan masing-masing hingga Edward menatap daddy nya yang sekarang tengah menunduk.

"Dad?"

Ivander menatap anak nya yang tadi memanggil diri nya, melihat tatapan anak nya itu seperti nya tengah merasa sangat sedih membuat Ivander juga merasakan hal yang sama.

Mungkin dulu sebelum bertemu dengan Nial, diri nya tipikal pria yang sama sekali tidak memperdulikan orang lain karena bagi nya semua itu tidak penting tapi sekarang, saat sudah bersama dengan Nial, diri nya mulai belajar untuk selalu peduli dengan seseorang disekitar nya. Sampai sekarang saat ia menyaksikan sendiri perkataan orang-orang jika ayah dari pemuda itu sendiri ingin membiarkan anak nya tetap sekarat seperti itu membuat sudut hati Ivander terasa sangat sakit, pantas saja pemuda itu berani untuk bunuh diri, ternyata masalah yang dia bawa sangat lah berat yang mungkin saja tidak akan ada yang kuat jika mendapatkan itu semua tapi pemuda itu?

"Daddy nggak mau pulang dulu? Ganti baju? Aku takut daddy nggak nyaman pake baju yang penuh dengan darah kayak gitu,"ucap Edward karena sejak tadi ia memperhatikan pakaian yang dikenakan daddy nya, pakaian itu penuh dengan darah membuat Edward berpikir pasti luka Regano sangat parah sampai seperti itu.

Ivander tersenyum menatap anak nya itu, "daddy bakalan disini menamani kamu, nanti kalau mommy kamu sudah datang baru daddy akan pulang sebentar untuk ganti pakaian,"

Kedua mata Edward berkaca-kaca karena daddy nya selalu mementingkan diri nya dari pada dia sendiri membuat Edward merasa sangat-sangat bersyukur mempunyai orang tua seperti daddy nya.

"Daddy pulang aja dulu, nanti selesai ganti pakaian baru kesini lagi. Aku nggak papa disini sendirian, mungkin bentar lagi mommy bakalan dateng."ucap Edward berusaha membuat daddy nya pulang karena ia yakin pasti rasa nya tidak nyaman harus  mengenakan pakaian yang penuh dengan darah, pasti bau nya tidak enak. Apa lagi daddy nya sudah lama berada disini dengan pakaian yang banyak darah nya itu.

Ivander terdiam beberapa saat karena memang ia merasa sedikit tidak nyaman dengan bau dari darah yang ada dipakaian milik nya sekarang.

"Daddy pulang sebentar hm? Kamu kalau butuh sesuatu nanti nya langsung saja hubungin daddy ya?"ujar Ivander dengan berdiri dari tempat duduk nya tadi, membuat Edward menganguk dengan pelan.

***

Setelah daddy nya pergi, Edward hanya berdiam diri ditempat duduk nya sekarang dengan sesekali tatapan milik nya mengarah pada pintu ruang operasi yang masih tertutup dengan sempurna.

Ia berharap tidak ada masalah yang serius yang bisa berbahaya bagi keselamatan pemuda yang sudah berhasil membuat diri nya merasa nyaman itu, Edward tidak akan pernah rela jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Regano.

Cukup lama Edward berdiam diri disana hingga suara pintu terbuka langsung membuat Edward berdiri dari tempat duduk nya sekarang, tatapan milik nya mengarah pada satu dokter yang mulai berjalan menghampiri diri nya.

"Bagaimana keadaan nya sekarang dokter?"tanya Edward dengan perasaan was-was, antara merasa senang atau merasa khwatir dengan apa yang sekarang akan dokter katakan.

Ia merasa senang karena operasi nya sudah selesai, serta merasa sedih dengan kabar yang mungkin saja akan membuat diri nya jatuh.

"Cukup banyak darah yang berkurang karena luka yang ada dikepala nya cukup serius. Untung nya disini stok darah nya selalu ada jadi kami bisa langsung memberikan darah yang dia butuhkan secara langsung tadi. Karena luka yang ada dikepala nya cukup dalam kami sempat merasa kesulitan karena harus menjahit luka yang cukup dekat dengan bagian dalam kepala nya, kami takut dia amnesia karena itu semua, semoga saja apa yang saya katakan tadi tidak menjadi nyata walaupun kemungkinan nya cukup besar. Operasi nya juga berjalan dengan lancar, nanti pasien akan segera kami pindahkan keruang rawat khusus untuk keluarga." Setelah mengatakan semua itu dokter pria paruh baya itu segera beranjak dari sana, meninggalkan Edward yang tengah terdiam mendengar fakta yang tadi dokter katakan.

Regano kemungkinan terbesar akan lupa ingatan, itu arti nya pemuda itu akan melupakan diri nya? Kenapa saat mengetahui semua itu hati nya terasa sangat sakit, Edward tidak bisa menerima ini semua namun tidak ada jalan lain agar pemuda itu bisa selamatkan selain semua ini?

Walaupun nanti Regano akan melupakan diri nya, Edward akan berusaha membuat pemuda itu agar mengingat diri nya dan kembali menjadi teman yang bisa membuat diri nya merasa nyaman jika berada disamping Regano.

***

Setelah Regano dipindahkan keruang rawat inap, Edward segera datang kesana bersama dengan mommy dan juga daddy nya yang baru saja datang.

Tadi Edward sempat menceritakan semua yang dokter katakan pada kedua orang tua nya, membuat mereka hanya bisa memberi semangat untuk anak mereka itu karena bagaimana pun ini semua sudah ditakdirkan terjadi, mereka tidak bisa menolak nya sekeras apapun itu karena ini semua memang sudah takdir.

"Kamu sama daddy kamu makan dulu, tadi nya sudah mommy bawakan makan malam untuk kalian berdua,"ucap Nial yang sekarang tengah duduk disalah satu sofa yang memang sudah disiapkan disana bersama dengan sang suami yaitu Ivander. Sedangkan Edward berada dikursi didekat ranjang pasien untuk bisa melihat secara langsung keadaan Regano sejak tadi.

Rambut belakang pemuda itu terpaksa dipotong karena harus dijahit, oleh karena itu sekarang Edward merasa sangat prihatin dengan kondisi pemuda yang sangat ia rindukan kemarin, sekarang ia bisa menatap Regano sepuas yang ia mau tapi tanpa tatapan balasan yang pemuda itu berikan untuk diri nya.

Edward mulai beranjak dari kursi yang sekarang ia duduki untuk segera makan, makanan yang sudah mommy nya bawakan walaupun sekarang sudah pukul 2 dini hari.

"Mommy nggak ikut makan juga?"tanya Edward saat ia dan juga daddy nya mulai makan membuat Nial tersenyum.

"Mommy sudah makan dirumah tadi jadi sekarang tinggal kalian berdua yang makan,"

Edward menganguk dengan patuh karena ia harus segera makan sekarang agar kedua orang tua nya bisa pulang kerumah, itupun atas permintaan dari diri nya karena ia tidak ingin membuat kedua orang tua nya sakit juga jika ikut menjaga Regano disini, biarkan diri nya yang menjaga pemuda itu sekarang.

Bersambung

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang