Chapter 22

774 62 1
                                    

Regano tersenyum menatap Edward yang terlihat kesusahan bermain dengan Aarash dan juga Aariz. Tadi  memang kedua anak itu mengajak diri nya juga tapi karena ingin berbincang-bincang dengan keluarga Edward agar bisa mengenal lebih jauh lagi Regano menolak ajakan mereka dengan halus membuat Edward langsung menawarkan diri untuk bermain dengan mereka sehingga sekarang istri nya itu terlihat kesusahan bermain bersama dengan mereka berdua.

"Edward memang sangat menyukai anak kecil, jadi saat bertemu dengan sembarangan anak kecil dijalan pasti dia tidak tahan untuk bermain bersama dengan mereka. Apa lagi sekarang saat kedua keponakan nya datang, sudah pasti kamu akan diabaikan nanti oleh istrimu itu," ujar Nial yang mulai membicaraan lebih dulu karena ia juga melihat bagaimana repot nya Edward bermain dengan kedua keponakan nya itu.

"Dibalik sifat tengil nya yang selalu membuatku darah tinggi. Edward ternyata sangat menyukai anak kecil, aku sempat mengira dia tidak akan bisa menyukai anak kecil karena ia selalu bersikap bar-bar seperti itu sudah pasti itu akan membuat anak kecil takut pada nya bukan? Namun ternyata semua yang ku tebak salah karena anak kecil sangat menyukai dia," ujar Xander yang ikut menimpali perkataan dari mommy nya.

Membuat Regano tersenyum tipis karena ia tak salah memilih seseorang untuk menjadi teman sekaligus mendamping hidup nya nanti, Edward memang sangat sempurna sehingga tidak akan yang bisa menolak rasa cinta yang dia berikan.

"Kamu jangan lupa Ander. Istrimu juga sama bar-bar nya seperti Edward, bahkan aku sering mengira jika mereka itu saudara bukan kalian berdua yang bersaudara," ujar Ella yang ikut menimpali juga membuat Andra yang merupakan istri nya Xander langsung tersenyum malu karena semua itu memang benar, ia memang bar-bar dulu bahkan sekarang masih sama saja padahal sudah berumur 30 tahun lebih.

"Berhenti mengatakan semua itu, kalian akan membuat istri kecilku malu nanti," ujar Xander yang secara terang-terangan menarik pinggang ramping milik istri nya membuat orang-orang yang ada diruang tengah langsung mengulum senyuman malu mereka, termasuk Regano yang mulai tersenyum tipis mendengar semua itu.

"Mommy! Daddy!"

Terlihat Aarash dan juga Aariz berlari masuk kedalam rumah dengan Edward yang terlihat mengejar mereka dari belakang, "kalian curang! Kan siapa yang kalah harus menggendong yang menang tapi kalian malah kabur saat sudah dinyatakan kalah!" ujar Edward dengan senyuman senang nya membuat beberapa orang yang ada diruang tengah tertawa karena merasa sangat geli dengan perkataan yang baru saja Edward katakan.

"Mommy! Kami berdua nggak mau gendong paman Ed karena dia sangat berat!"ujar Aariz dengan kedua mata memerah karena hampir saja menangis karena mendengar perkataan Edward yang ingin digendong oleh mereka berdua, kan badan mereka kecil mana bisa menggendong tubuh besar paman mereka itu!

Edward tersenyum kecil mendengar perkataan kedua keponakan nya itu, ia hanya berpura-pura mengatakan semua itu agar mereka berhenti mengajak diri nya main karena sudah terlalu lelah, umur nya sudah 26 tahun tidak cocok untuk menggendong dua anak kecil sekaligus, pinggang nya langsung merasa sakit.

"Paman Ed hanya bercanda mengatakan itu semua, jadi sekarang kalian berdua mendingan tidur siang sana," ujar Edward dengan mengambil tempat duduk disamping suami nya membuat Regano tersenyum karena istri nya itu sama sekali tidak merasa canggung sedikit pun bersama dengan keluarga nya.

Terlihat Aariz dan juga Aarash berlari kearah tangga untuk segera sampai dikamar mereka yang ada dirumah Ivander kakek mereka.

"Dad," ujar Edward setelah terjadi keheningan beberapa saat membuat atensi semua orang yang ada diruang tengah langsung mengarah pada diri nya membuat Edward merasa gugup seketika, ugh sangat seram saat ditatap secara bersamaan seperti ini.

"Bagaimana pendapat kalian kalau kami berdua mengadopsi seorang anak?"tanya Edward dengan cepat karena ia sudah membicarakan semua ini dengan Regano dan suami nya itu setuju untuk itu semua karena jika hanya tinggal berdua saja itu akan sangat membosankan bukan?

Ivander terlihat menatap kearah Nial sejenak untuk bertanya bagaimana pendapat istri nya itu tentang hal yang dikatakan Edward tadi karena bagaimana pun Nial yang jauh lebih mengenal Edward dibanding diri nya jadi Ivander memilih untuk mempersilahkan istri nya itu untuk memberikan pendapatnya.

Terlihat Nial tersenyum lembut dengan menatap anak dan juga menantu nya, "kalau kalian berdua sudah membicarakan semua nya dan kalian berdua sama-sama ingin mengadopsi seorang anak itu boleh-boleh saja. Karena saat kalian mempunyai anak nanti semua nya akan berbeda, mulai dari kasih sayang kalian berdua berkurang satu sama lain karena membagi nya dengan anak kalian, dan juga waktu kalian tidak hanya bekerja saja nanti setelah mempunyai anak karena kalian harus membagi waktu dengan anak kalian nanti nya. Semua keputusan ada ditangan kalian, jika memang kalian bisa maka tidak ada masalah nya untuk langsung mengadopsi seorang anak dalam wakti dekat ini,"

Nial menatap Edward dengan senyuman bangga milik nya karena ia mengira anak nya itu tak akan melakukan semua itu namun nyata nya?

"Karena sekarang usia Edward sudah 26 jadi tidak ada salah nya kalian ingin mengadopsi seorang anak karena itu akan sangat bagus untuk membantu kelancaran rumah tangga kalian berdua," lanjut Nial dengan senyuman milik nya, ia merasa sangat bangga dengan keputusan yang akan anak nya itu ambil, selain bisa membawa kebahagiaan buat mereka berdua, memgadopsi seorang anak juga bisa membantu anak itu agar bisa mendapatkan kebahagiaa yang sanfat banyak.

***

Edward terdiam didalam kamar nya dulu sebelum menikah dengan Regano. Ia tengah menunggu suami nya selesai mandi karena tadi saat mandi bersama ia memutuskan untuk keluar lebih dulu agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, akan sangat membahayakan jika itu semua terjadi karena sekarang ada dirumah kedua orang tua nya bisa-bisa ketahuan jika sedang berhubungan intim.

"Lagi melihat apa diluar sana? Suamimu ada disini tapi fokusmu kearah yang berbeda,"

Edward menatap kearah samping dimana ada wajah suami nya yang terlihat sangat segar karena habis mandi, wangi maskulin yang Regano keluarkan membuat ia merasa sangat nyaman, sangat.

"Aku sedang memikirkan bagaimana kehidupan kita saat mempunyai anak nanti," ujar Edward dengan senyuman manis milik nya, ia membayangkan bagaimana bahagia nya diri nya dan juga Regano saat mempunyai anak nanti, pasti akan sangat menggemaskan mengingat diri nya sangat menyukai anak kecil sama seperti Regano.

"Apa lagi aku, sekarang aku hanya mempunyai kamu didalam hidupku otomatis saat kita mengadopsi anak nanti itu pasti akan terlihat sangat lengkap. Kamu, aku dan anak kita nanti. Kita akan membuat keluarga kita sendiri nanti nya."

Bersambung..

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang