[END] (BL) Terlahir Kembali Sebagai Pihak Bawah Kaya Yang Seperti Serigala

Chapter 129

An Yi adalah orang yang sangat tampan dan tinggi, percaya diri, dan memiliki senyum manis yang sangat mudah mempengaruhi. Tapi dia dengan malu mengatakan pada semua orang bahwa dia harus disalahkan karena tidak menjadi pemimpin yang baik selama pelatihan militer mereka, dan dia ingin menjadi ketua kelas dengan harapan untuk terus bekerja keras. Beberapa anak laki-laki menyela dengan penyesalan, mengatakan bahwa pemimpin regu tidak bersalah, bahkan gurunya merasa terharu.

Bagaimana mungkin dia tidak menjadi yang pertama ketika semua orang bersatu? An Yi memiliki karakter yang kaya, dan tidak hanya rendah hati, dia juga sopan. Para guru senang dan tepat saat mereka akan menunjuk An Yi sebagai ketua kelas …… suara perselisihan terdengar.

Shu Ning mengangkat tangan dan mengemukakan pendapatnya sendiri dengan wajah polos: "Aku pikir Yao Li Xin lebih cocok!"

Yao Li Xin yang disebutkan namanya menjadi sangat gembira, tapi dia tidak menunjukkannya di wajahnya. Dia juga ingin menjadi ketua kelas tapi sayangnya wajahnya tidak setebal An Yi yang berdiri sendiri, yang pidatonya bahkan membangkitkan semangat seperti itu. Jadi Yao Li Xin yang telah melewatkan kesempatan pertama duduk dengan muram. Dia mengira itu sudah berakhir tapi dia tidak pernah mengharapkan perubahan haluan muncul.

Dia sangat bersemangat, dan mencoba yang terbaik untuk menjaga diri agar tidak melihat orang yang berbicara jika ada yang mengira dia direkomendasikan karena mereka adalah teman.

Guru melihat ke arah Shu Ning, dan An Yi yang mengira dia akan bisa duduk tanpa gangguan di puncak gunung belum bersenang-senang ketika sesuatu terjadi, dan ini sulit baginya untuk menerimanya. Dia menahan amarahnya tapi senyumnya kaku dan ekspresinya buruk, dia juga melihat ke arah Shu Ning pada saat yang sama. Atau harus dikatakan bahwa seluruh kelas sedang menatapnya. An Yi sudah menjadi pria yang hebat, bagaimana mungkin orang ini mengatakan itu? Mungkinkah dia memiliki dendam terhadapnya? Mereka yang iri dengan An Yi segera memasang tampang acuh tak acuh, mereka sekarang menjadi bagian dari kerumunan penonton dan semua menunggu untuk melihat apa yang akan dikatakan pemuda ini.

"Guru, tim yang dipimpin oleh Yao Li Xin berada di urutan keenam di seluruh sekolah, ini membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan dan kedekatan yang baik dengan orang-orang. Baginya untuk mempersatukan siswa dalam ikatan persahabatan dalam waktu sesingkat itu, mereka selalu bersama dan tidak ada dari mereka yang namanya dicatat. Itu sebabnya, aku pikir Yao Li Xin harus menjadi ketua kelas yang memang pantas. Guru, An Yi memiliki cita-citanya sendiri, tapi ini adalah universitas, bukan uji coba playoff untuk game online, bagaimana ini bisa digunakan untuk latihan? Aku dari tim yang sama dengannya dan kami membuat kesalahan setiap hari, jadi aku dengan tegas menentang dia untuk menjadi ketua kelas. Jika Anda tidak mempercayaiku, Anda bisa bertanya pada Qiao Hai, guru.”

Tamparan keras di wajah.

Qiao Hai yang namanya dipanggil berada dalam dilema, tapi dia adalah orang yang jujur ​​dan dia juga tidak tahan dengan tindakan ambigu An Yi. Dia tampak seperti seorang pria sejati di depan tapi membawa pedang di belakang punggungnya. Dalam kelompok mereka yang beranggotakan sepuluh orang, tujuh dari mereka mengikuti jejak An Yi dan menganggapnya sebagai pria hebat, sementara Shu Ning dan Qiao Hai adalah satu-satunya yang telah melihat kepribadian buruknya. Tapi demi keharmonisan siswa, Qiao Hai berdiri dengan serius: "Guru, apa yang dikatakan Shu Ning benar, kemampuan An Yi memang terbatas."

An Yi hampir marah sekarang. Dia melihat ke arah beberapa siswa yang memiliki hubungan baik dengannya, jadi Chen Ming dan yang lainnya juga tampil untuk memberikan pendapat mereka, dengan tegas mendukung An Yi.

Bla bla bla…… Kebisingan telah berubah menjadi dengungan, dan sangat berisik hingga membuat kepala guru pusing. Jadi Chen Ming berkata bahwa baik Shu Ning maupun An Yi pernah bersinggungan di masa lalu, dan Qiao Hai sangat marah karenanya. Keduanya meregangkan leher mereka dan mulai bertengkar.