[END] (BL) Terlahir Kembali Sebagai Pihak Bawah Kaya Yang Seperti Serigala

Chapter 76

Qin Yu Fu mengangguk mengerti: "Tidak, tidak, itu wajar, bagaimana mungkin dia hanya tinggal di luar sendirian? Kamu harus memakai mantel, ayo."

Mandor itu juga mengerti: "Ingatlah untuk menelepon pamanmu saat kamu sampai di hotel."

Shu Ning memeluk Qin Yu Fu, lalu meraih tangan Shu Heng, dan dia bahkan penuh perhatian. Dia memberikan jaket yang baru saja diberi oleh kakaknya: "Jika kena angin, kakak akan masuk angin."

"……" Shu Heng, adik kecil marah ~ Kenapa?

Pengawal itu menyingkir dan dua tuan muda berjalan bergandengan tangan, satu di depan dan yang lainnya di belakang. Dia baru saja akan menutup pintu ketika Qin Yu Fu buru-buru berbicara dengan jaket: "Tidak tidak, tidak apa-apa, aku akan mengantar mereka pergi ~"

Alis mandor berkerut dalam-dalam, dan dia berteriak: "Lebih baik kamu menarik ritsletingmu, kamu akan masuk angin jika kena angin, bahkan anak-anak tahu itu."

Qin Yu Fu sudah berlari keluar dan pengawal mengikuti mereka sepanjang jalan, benar-benar sangat dingin di luar. Saat itu turun salju dan kepingan salju yang meluncur turun menciptakan pemandangan yang sangat indah, dengan langit yang dipenuhi kristal, dan semuanya tertutup lapisan putih, membuat orang yang lewat terpesona oleh pemandangan yang indah ini. Hampir lupa untuk pulang, mereka bahkan mengeluarkan ponsel untuk mengambil foto. Shu Ning tidak sama, suasana hatinya sangat buruk, itu negatif, jika bukan karena dia tidak ingin pamannya melihat itu dan mungkin salah paham, dia pasti akan memberi Shu Heng wajah masam.

Ketika mereka sampai di mobil, dia tidak mencoba menutupinya lagi dan melepaskan tangan Shu Heng. Shu Ning duduk di sisi lain mobil dengan terengah-engah tanpa bersuara saat dia melihat ke luar, wajahnya pucat.

Bahkan orang bodoh pun tahu dia kesal, jika dia benar-benar tidak peduli dengan Shu Heng, dia tidak akan pernah marah.

Shu Heng duduk dengan tatapan tajam di matanya, dan tidak mendekat. Tidak mengulurkan tangannya juga, dia hanya diam-diam duduk bersamanya.

Shu Ning menopang kepala dengan satu tangan dan menutup matanya. Kakak laki-laki sangat baik, dia hebat dalam segala hal, dan aku mengerti bahwa dia tidak ingin paman dan Paman Pang merasa tidak nyaman, tapi apakah dia bertanya padaku bagaimana perasaanku? Dia selalu melakukan apapun yang dia anggap benar. Keputusan selalu dibuat olehnya, apakah dia pikir hanya karena dia peduli padaku dia bisa mengabaikan perasaanku?

Mobil itu melaju sampai ke hotel. Sebuah ruangan telah disediakan untuk mereka, para pengawal turun dari mobil dan meninggalkan tempat itu untuk dua tuan muda.

Seperti sebelumnya, Shu Heng masih diam, dan Shu Ning masih sangat marah, tapi sebenarnya, Shu Ning juga tidak tahu bagaimana dia harus menunjukkan amarahnya pada Shu Heng. Apa yang akan dia lakukan? Menyalahkannya karena penuh perhatian?

Dia hanya turun dari mobil dan berjalan ke hotel dengan Shu Heng mengikuti di belakang. Sikap apa itu? Mengamuk tanpa satu suara pun? Jelas aku yang marah di sini, oke?

Pengawal bergegas ke depan untuk memimpin jalan. Kamar terbaik ada di lantai paling atas, tidak ada hotel bintang lima di kota F.

Setelah memasuki ruangan, Shu Ning duduk di atas sofa dengan tangan disilangkan di sekitar dadanya, dan dia melihat ke arah Shu Heng dengan tatapan tajam. Shu Heng duduk di seberangnya dengan tenang, dan bahkan menyilangkan kakinya ……

Tidak senang, Shu Ning mengerutkan kening dalam-dalam dan bangkit dengan amarah: "Apa kakak tahu apa yang membuatku marah?"

"Aku hanya tahu kamu sangat berani."

"……"

"Ada apa?"

Shu Ning lupa, yang di depannya adalah Shu Heng, orang yang disayanginya, orang yang diberkati. Shu Ning menghela nafas dan berbalik untuk pergi, dia sangat marah. Jadi aku berani sekarang kan? Aku sudah memberimu wajah dan kamu masih tidak akan menerimanya huh? Ah, aku benar-benar melihat terlalu tinggi pada diriku sendiri, dan sekarang aku malah melukai diriku sendiri. Sosok Shu Ning tetap tegak, tapi matanya mulai memerah.