"Aku pulang....."
Amel yang sedang menonton televisi menoleh. "Kamu sudah pulang, Kei?Bagaimana?"
Apa yang bagaimana?" Kei balik bertanya sambil berjalan mendekati Amel dan duduk di sampingnya.
"Nasi gorengmu.....tadi kamu kan mengatakan kalau mau ke apartemen pak Alvin untuk memasakkan nasi goreng. Lalu---"
"Lalu apa?"
"Keiiii......." Seru amel gemas "Lalu bagaimana? Pak Alvin suka nasi goreng buatanmu itu?"
Kei menghela napasnya dan mengangkat kedua bahunya sehingga membuat Amel mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti "Kei, apa maksudmu itu?"
"Maksud apa?"
Amel mendecak kesal. "Kamu tuh ya. Pulang dari apartemen pak Alvin, kenapa jadi pilon begitu?"
Kei menghembuskan napasnya dalam. "Mel, aku...aku sepertinya dipecat"
"Apaaa???" Teriak amel "Kenapa bisa begitu? Pak Alvin tidak menyukai nasi goreng buatanmu---"
"Mel--"
"Tapi masa sih separah itu. Masa gara-gara nasi goreng--" Amel terus saja nyerocos tanpa titik koma "Atau kamu masak nasi gorengnya sampai gosong? Makanya Kei, aku kan sudah berulang kali mengatakan padamu jangan---"
"Ameel.......bukan.....bukan karena itu"
"Eh...bukan? Jadi karena apa? Kamu buat masalah apa, Kei?" Amel kembali nyerocos " Apa tadi kamu memecahkan salah satu keramiknya pak Alvin lagi?aduh...Kei. Aku kan sudah---"
"Bukaan...." Sela Kei frustasi karena Amel terus saja bicara dan menduga-duga sendiri "Aku tidak melakukan itu"
"Lalu kenapa?"
"Karena......karena aku---" Kei menghela napasnya.
"Apa?" Tanya Amel tidak sabar.
"Aku memeluknya" jawab Kei perlahan.
Amel membelalakkan mata saking terkejutnya mendengar jawaban Kei. "Whaaat?Kam......kamu apa? Kamu memeluk pak Alvin?"
Kei mengangguk lemah.
"Kamu....kamu benar-benar memeluk pak Alvin?" tanya Amel lagi tidak percaya.
Kei kembali mengangguk.
"Itu sungguhan? Kamu benar-benar----"
"Ameel........" seru Kei kesal karena Amel terus menerus bertanya hal yang sama.
Amel tertawa geli. "Habisnya aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu berani--"
"Aku tidak sengaja, Mel. Aku tidak sadar--"
"Heh? Tidak sadar? Yang benar?" Goda Amel.
"Mel..aku serius. Tadi itu kan mati lampu. Dan kamu juga tahu kalau aku takut gelap---"
"Ooo.....jadi kamu ambil kesempatan buat peluk-peluk---"
"Ameel....." Kei benar-benar kesal "Tidak seperti itu. Kalau kamu tidak mau diam dan mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi ya sudah. Aku lebih baik pergi ke kamarku" Kei bangun dari duduknya dan hendak beranjak pergi meninggalkan Amel.
"Eh....jangan pergi, Kei" cegah Amel sambil menarik tangan Kei sehingga membuat Kei kembali terduduk "Aku akan diam,Kei.....diam..." Amel membuat gerakan mengunci mulutnya.
Kei mendelik.
"Benar, Kei..." ucap Amel lagi "Swear"
Kei menghela napasnya.