Kei membuka pintu apartemen Alvin sedikit. Sambil membungkuk, ia melongokkan kepalanya ke dalam dan melihat sekelilingnya. "Hei...ke mana si cosin itu?" gumamnya karena ruangan itu sunyi senyap dan ia tidak melihat keberadaan laki-laki itu "Apa jangan-jangan dia sudah pergi menemui pak Alvin dan membongkar identitasku? Haduh..."
"Apa yang kamu lihat?" bisik seseorang dari atas kepalanya.
Kei mendongak ke atas. "Kamu..." serunya.
"Ssst...." bisiknya sambil meletakkan telunjuk di bibirnya sendiri "jangan keras-keras. Nanti ketahuan" Ia celingak-celinguk melihat ke dalam.
"Ka--"
"Aman. Aman. Sepertinya tidak ada siapa-siapa" bisiknya lagi "ayo kita masuk" Ia melebarkan pintu dan mengendap-ngendap masuk ke dalam. Tiba-tiba ia berhenti dan menoleh pada Kei yang masih berada di depan pintu "Kamu ke sana"ucapnya masih berbisik sambil menunjuk ke arah kiri"Dan aku ke sini" tunjuknya ke arah lain "Ayo sekarang kita segera beraksi" Ia pun kembali mengendap-ngendap.
"Kamu itu apa-apaan sih?" seru Kei.
"Sssst......" Ia celingak-celinguk sambil memasang wajah panik. "Jangan berisik. Nanti--"
"Apanya yang ssst? Apanya yang jangan berisik?" serobot Kei penuh emosi "Kamu itu--"
Laki-laki itu menegakkan tubuhnya dan menatap Kei dengan geli. "Bukankah kita sedang berpura-pura jadi pencuri?"
"Kamu tuh yang pencuri" ucap Kei jengkel.
Laki-laki itu terbahak.
Ya ampun...kadar gila…gila ya bukan gula! cowok itu benar-benar parah. Kei membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Hilang sudah niatnya untuk membujuk laki-laki itu. Yang diinginkannya saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari laki-laki itu."Hei...tunggu" seru laki-laki itu "Bukankah kamu mau masuk ke dalam?"
"Aku berubah pikiran" jawab Kei.
Laki-laki itu mengejar Kei dan menghalanginya jalannya.
"Minggir" seru Kei "Jangan halangi jalanku"
"Tidak mau"
"Kamu---" Kei menatap penuh amarah padanya.
"Bukankah kamu sudah datang?" tanya laki-laki itu tenang "Jadi masuk saja dulu. Duduk-duduk dulu. Minum kopi dulu"
"Tidak usah" sahut Kei "Minggir"
"Kamu datang untuk menemuiku kan?" tanya laki-laki tidak mau menyerah "Kamu hmm....ingin minta bantuanku kan?"
Kei mengenyit. Hei...tahu dari mana dia kalau aku memang datang menemuinya untuk meminta bantuannya? Apa...apa dia itu bisa membaca pikiranku???
"Benar kan?" desak laki-laki itu.
"A...aku---"
"Ayolah...jangan membantah lagi" Lalu tanpa di duga laki-laki itu meraih tangan Kei dan menariknya.
"He...hei..." seru Kei terkejut.
Laki-laki itu mengacuhkan seruan Kei. Ia terus saja menyeret Kei masuk ke dalam apartemen Alvin.
"Silahkan duduk" ucap laki-laki itu ketika mereka telah berada di dekat sofa.
"A..aku--"
"Silahkan duduk. Tidak usah ragu-ragu. Sofa ini empuk dan nyaman. Tidak akan menyakiti pantatmu"
"Kamu---" Kei mendelik pada laki-laki itu.
Laki-laki itu hanya tersenyum menatapnya.. Dan seperti rekaman yang diulang, ia kembali mengucapkan kalimatnya. "Silahkan duduk. Tidak usah--"