Kei keluar dari kamar Alvin, -karena ia telah selesai membersihkan kamar mandi dan kamar tidur Alvin-, dan melihat Alvin sedang duduk di sofa. Menonton televisi sambil menikmati secangkir kopi.
"Sudah selesai?" tanya Alvin ketika melihat Kei menutup pintu "Kalau begitu—“
"Belum, Pak Alvin" sahut Kei memotong perkataan Alvin. "Kamar mandi yang ini belum dibersihkan"
"Kamu duduk dan minum kopi dulu saja, Kei" ucap Alvin "nanti saja--"
"Sekarang saja, Pak Alvin." sela Kei cepat, "Aku selesaikan membersihkan kamar mandi ini dulu saja baru duduk dan minum kopi" Tanpa menunggu jawaban Alvin, ia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
Selesai menyikat lantai kamar mandi, Kei pun meraih gagang shower dan menekan semacam tombol untuk mengeluarkan air agar ia dapat membersihkan lantai yang telah disikatnya itu, Tapi....
"Kyaa!!!!"
Karena shower dalam kamar mandi Alvin ini memiliki dua kepala shower, -satu menempel di dinding, satu lagi merupakan hand shower-, dan memiliki dua tombol, -bagian atas untuk mengalirkan air ke hand shower dan bawah untuk mengalirkan air ke shower yang menempel di dinding-, Kei telah salah menekan tombol. Seharusnya ia menekan yang bawah, tapi yang ditekannya tadi sebelah atas. Jadi saja ia berteriak terkejut karena air mengucur dari shower di atas kepalanya dan langsung membasahinya.
"Kei!" Alvin membuka pintu -yang memang tidak dikunci Kei- dan masuk ke dalam. "Ada a--" Ucapannya terhenti dan digantikan tawa ketika melihat Kei basah kuyub. "Kenapa kamu jadi seperti tikus kecebur got begitu?" tanyanya di sela tawa.
Kei langsung cemberut dan menatap Alvin kesal. "Pak Alvin!" serunya "Jangan menertawakanku!" Dengan cepat ia menekan tombol sebelah atas dan mengarahkan shower yang masih dipegangnya.
Serr....
Air memancar mengenai Alvin yang masih tertawa. Dan langsung membuatnya gelagapan. "Hen..tikan!" serunya berusaha menghindari siraman Kei. "Kei! Hentikan! Kamu membuatku basah!"
Kei tidak memperdulikan teriakan Alvin. Ia terus saja menyiraminya. "Rasakan!" serunya dengan nada puas. "Siapa suruh Anda menertawakanku!"
Sambil terus menghindari siraman air, Alvin bergerak maju, mendekati Kei dan berusaha merebut gagang shower itu dari Kei.
Dan Kei, tentu saja tidak tinggal diam. Sambil tertawa-tawa dan terus menyirami Alvin, ia berkelit. Terus berusaha menjauhkan tangannya yang memegang gagang shower dari Alvin agar tidak bisa diambil.
Tapi, ruang dalam kamar mandi itu terbatas. Sebentar saja, Alvin sudah berhasil merebut gagang shower itu dari Kei. Ia langsung mematikan air dan menaruh gagang shower ke tempatnya. Kemudian ia mendesak Kei ke dinding. Mengurungnya. Kedua tangan alvin menekan dinding. "Kamu ini benar-benar jahil ya!" ucapnya gemas.
Kei tertawa sambil menatap Alvin dengan binar senang karena telah berhasil membuat Alvin basah kuyup seperti dirinya. Tapi tawanya langsung terhenti ketika ia melihat Alvin tengah menatapnya dengan tatapan yang membuat jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.
Kei membuka mulut, hendak menyebut nama Alvin. Tapi sebelum suaranya keluar, Alvin telah membungkamnya. Mencium bibirnya dengan lembut.
Kedua tangan Alvin yang menekan dinding, kini berpindah. Satu ke pinggang dan satu lagi ke tengkuk Kei. Ia menarik tubuh Kei semakin merapat ke tubuhnya. "Kei" desah Alvin perlahan di antara ciuman-ciumannya.
Kei mengerang sehingga membuat Alvin semakin memperdalam ciumannya.
Perlahan, Kei pun mengangkat kedua tangannya, hendak melingkari pinggang Alvin.