Chapter 8

39.7K 1.3K 8
                                    

Kei pergi ke tempat kerjanya Amel. Ketika dilihatnya Amel sedang mengobrol dengan seorang wanita muda berambut pirang, Kei pun duduk di salah satu bangku kosong menunggu mereka selesai.  Tak lama kemudian, wanita muda itu pergi dan Kei pun langsung menghampiri Amel. "Kamu kenal adiknya pak Alvin, Mel?" tanyanya  sambil duduk di depan Amel.

Amel mengerutkan keningnya. "Adiknya pak Alvin?"

"Iya" angguk Kei "Kamu tahu kalau pak Alvin punya adik laki-laki?"

Amel menggeleng. "Aku tidak tahu. Memangnya kenapa?"

"Tadi di apartemen pak Alvin ada cowok, Mel"

"Eh?"

"Dia mengaku  padaku sih,  dia itu adiknya pak Alvin"

"Dia adiknya---"

“Iya” Kei mengangguk “Tapi aku sih tidak begitu percaya. Soalnya yang aku tahu adiknya pak Alvin itu perempuan dan sudah meninggal”

“Aku benar-benar tidak tahu” geleng Amel “Eh, lalu cowok itu sekarang ke mana?”

“Masih ada di apartemennya pak Alvin”

“Apa? Kamu meninggalkannya sendirian di sana?”

"Ya...iyalah" Kei mengangguk lagi "Memangnya untuk apa aku tetap tinggal di sana? Masa aku harus menemaninya? Hii….tidak mau” Kei bergidik “Bagaimana kalau ternyata dia punya niat jahat?”

"Kamu sudah menelpon pak Alvin?"

Kei menggeleng. "Untuk apa aku menelponnya?"

Ya ampun, Kei..." Amel menatap jengkel sahabatnya "Tentu saja  untuk menanyakan siapa orang itu. Kalau orang itu ternyata berkata bohong dan seperti katamu mempunyai niat jahat, bagaimana?"

"Bukan urusanku, Mel”

“Keii….”

“Dia bilang dia mendapatkan kuncinya dari pak Alvin koq. Makanya dia bisa masuk ke sana. Jadi kalau ada apa-apa…Ya salah pak Alvin sendiri yang telah memberikan kunci padanya” ucap Kei.

“Tapi walaupun begitu kan sebaiknya kamu telpon pak Alvin, Kei. Apa susahnya sih menanyakan apa benar cowok itu adiknya atau bukan”

"Ya....ta..tapi aku tidak tahu nomer ponselnya pak Alvin, Mel"

"Tidak tahu?"

Kei menggeleng. "Aku tidak pernah menanyakannya"

Amel menghela napasnya. "Kalau begitu, telpon Kris"

"Eh?"

"Jangan katakan kamu juga tidak punya nomer ponselnya Kris"

"Kris pernah memberikan kartu namanya padaku sih" ucap Kei "Tapi---"

"Tapi apa?"

"Aku lupa menyimpannya di mana"

"Keiiii....." seru Amel gemas "Kenapa tidak kamu masukkan ke dalam daftar ponselmu? Kalau kamu ada perlu bagaimana?"

"Perlu dengan siapa? Dengan Kris? Aku tidak pernah ada perlu apa-apa dengan Kris"

"Tapi kan kalau kamu ada perlu apa-apa dengan pak Alvin bisa melalui Kris, Keii...."ucap Amel dengan nada gemas.

"Tidak juga. Kalau aku mau bertanya pada pak Alvin. Misalnya mau makan apa hari ini , aku tidak pernah mencari Kris koq. Aku tinggal meninggalkan memo yang nantinya akan dibalas oleh pak Alvin"

"Memo? Jadi selama ini percakapan kalian melalui memo?"

"Iya"

"Ya ampun" Amel menepuk jidatnya sendiri "Mengapa kamu memakai cara primitif seperti itu? Kenapa tidak sekalian saja kamu meninggalkan pesan ditembok dan ditulis memakai kapur?"

My Careless Cleaning 'Boy'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang