Hi.....ternyata udah lamaaaaa pake bangeeeet, saia gak ngadet. Baru nyadar wkekekekeke.....
Dan saia tau, udah pada lupa critanya jadi seharusnya gak usah diapdet lagi *lsg dilempar laso XD*
Tapi, ini kan lapak, lapak saia. Jadi suka-suka saia dong kalo mo apdet lagi. Tapi tenang aja, saia gak suka memaksa orang koq, kalo gak mau baca, ya gpp. Bagus malah *lho* Dengan begitu saia jadi benar-benar bebas tugas gak usah apdet lagi. Horeee.... \(^0^)/ *skr bukan laso lagi ya dilempar, tapi apa, Masumi? Eh koq jadi malah si aki sih? xixixixi...
Udah ah, kepanjangan kata pengantarnya. Saia mau ngilang dulu. nyari pangsit =P
warning buat yg masih mau baca : Critanya semakin geje, jadi jangan kecewa yee....
*******
"Kei..."
Ketika mendengar ada seseorang memanggilnya, Kei yang baru saja keluar dari gedung apartemen langsung menoleh, "Pak Al..vin?" gumamnya terkejut. Ia mengerjap-ngerjapkan mata. Benarkah pria yang sedang berdiri bersandar pada audi silver, yang terparkir di depan gedung apartemennya itu adalah Alvin?
Kei menggeleng tak percaya. Mengapa Alvin bisa berada di depan apartemennya? Seingatnya, semalam saat Alvin menelepon untuk mengajaknya jalan-jalan, Alvin tidak mengatakan akan menjemputnya, dan Alvin juga tidak pernah menanyakan alamat apartemennya, jadi tahu dari mana...
"Selamat pagi, Kei" Alvin tersenyum padanya.
Jantung Kei langsung berdebar tak karuan melihat senyum Alvin. Dan pagi ini, Alvin tampak berbeda dimatanya. Terlihat sangat tampan dan keren dengan baju casual yang dipakainya. Kaos polo dan celana jeans berwarna hitam. Baru kali ini ia melihat Alvin berpakaian seperti itu. Karena biasanya, ia selalu melihat Alvin mengenakan setelan jas atau jubah kamar bila mereka bertemu di apartemen Alvin.
"Kei?" panggil Alvin karena Kei hanya berdiri diam menatapnya.
"Eh? I..iya, Pak Alvin " sahut Kei cepat. Ia pun segera melangkahkan kakinya menghampiri Alvin.
"Kamu itu kenapa, Kei?" tanya Alvin sambil tersenyum geli.
"Sa..saya--" Kei langsung menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Pak Alvin" jawabnya "Anda... mengapa Anda ada di sini, Pak Alvin?"
"Tentu saja untuk menjemputmu" jawab Alvin.
"Heh? Mata Kei membulat tak percaya "Menjemput…sa-saya?"
"Benar," Alvin menganggukkan kepala "Menjemputmu. Bukankah kemarin kamu sudah setuju untuk--" Ia tidak melanjutkan perkataannya dan menatap lekat Kei. "Kamu tidak berubah pikiran kan?"
"Ti..tidak" sahut Kei cepat "Tentu saja tidak, Pak Alvin. Tapi..."
"Tapi apa?" tanya Alvin.
"Tapi anda... Sebenarnya Anda tidak perlu menjemput--"
"Mengapa?" sela Alvin "Kamu tidak suka aku menjemputmu?"
"Bu..bukan," sahut Kei cepat "Bukan begitu"
"Lalu.... kenapa?"
"Karena seharusnya saya yang datang ke apartemen Anda"
Alvin mengerutkan kening. "Apa tidak terbalik, Kei?"
"Eh?" Kei menatap Alvin tidak mengerti.
"Masa wanita yang menjemput pria?" Alvin tersenyum kecil "Bukankah sudah merupakan tugas pria untuk menjemput seorang wanita bila akan mengajaknya bepergian? Dan karena aku adalah seorang pria, jadi aku tidak salah kan kalau menjemputmu?"