"Ti...tidak mauuuu!!!" seru Kei dengan wajah memerah karena malu.
"Tidak mau?" Alvin mengerutkan kening, berpura-pura terkejut. "Tapi, tadi kamu bilang---"
"Pak Alviiin!!!!" seru Kei lagi menyela perkataan Alvin dengan tidak sabar, "Anda—“ Ucapan Kei terhenti karena mendengar deheman Host dari belakang. Ia pun langsung tersadar ada orang ketiga bersama mereka.
Astaga! Mengapa ia sampai lupa??? Lalu, host itu....apa host itu melihat mereka---? Wajah Kei terasa hangat. Ia benar-benar malu karena ciumannya dengan Alvin mungkin dilihat oleh host itu, ditambah lagi ia berteriak-teriak tak jelas yang pasti membuat host itu bingung sehingga mendekati mereka.
Mau apa sih host itu mendekati kami? tanya Kei dalam hatinya. Apa jangan-jangan…pikirnya dengan mata membesar, Host itu mau menyatakan rasa simpatinya pada Alvin karena telah membawa gadis stress perusak suasana sehingga Pak Alvin tidak bisa benar-benar menikmati perjalanan 'terbang' yang romantis? Dan mungkin juga memberi saran agar jangan lagi-lagi mengajak diriku---
"Kei?"
Kei langsung mengerjap. “Ah? I..iya, Pak Alvin?” sahutnya cepat.
"Ayo..."
"Ayo?" Kei mengulang perkataan Alvin sambil mengerutkan kening, tanda tak mengerti "Ayo apa, Pak Alvin?"
"Tadi kamu tidak mendengarkan kata host itu?" Alvin malah bertanya padanya.
Kei menggelengkan kepala dengan cepat. "Memangnya host itu..." Ia menatap cemas pada Alvin "dia bilang apa, Pak Alvin?"
"Host itu meminta kita untuk bersiap untuk turun,"
"Tu...run?" tanya Kei bodoh.
"Iya" Alvin mengangguk. "Perjalanan 'terbang' kita hampir berakhir jadi kita harus bersiap untuk turun,"
"Oh..." Kei menghela napas lega. Ternyata host itu mendatangi mereka bukan untuk mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya pada Alvin. Tapi setelah ia pikir lagi, memang tidak mungkin host itu melakukannya karena yang biasanya memberi kritik dan saran itu komentator bukannya host. Ia pun terkikik geli dengan pemikiran ngawur yang melintas dalam benaknya.
“Kei?” panggil Alvin yang bingung melihat tingkahnya.
“Iya, Pak Alvin?”
“Kamu itu kenapa?” tanya Alvin “Tertawa-tawa sendiri seperti itu?”
“Ti..dak apa-apa, Pak Alvin” sahut Kei enteng sambil mengulum senyum.
Alvin menatap Kei penuh selidik. “Ah!” serunya kemudian. “Aku tahu!” lanjutnya,“Kamu pasti merasa senang karena kita akan segera naik kapsul lagi dan mengulangi…” Ia tidak melanjutkan kalimatnya, hanya menatap Kei penuh arti.
Hah!!! Mata Kei langsung terbeliak mendengar ucapan Alvin. "Si..siapa yang mau naik lagi!" serunya dengan wajah memerah " Saya kan tadi sudah bilang, tidak mau, Pak Alviiin!!!! Tidak mauu!!!!" Ia pun langsung berdiri dan meninggalkan Alvin, melangkah mendekati pintu kapsul.
Alvin tertawa geli kemudian ia pun berdiri dan menghampiri Kei.
Kei langsung bergeser, memberi jarak di antara mereka ketika Alvin berdiri di sampingnya. Ia pun membuang muka, tidak mau melihat Alvin.
Alvin tersenyum kecil melihat tingkah Kei. "Kamu marah lagi padaku?"
Kei tidak menyahut. Ia hanya mengerucutkan bibir.
"Jadi aku salah lagi?" Allvin mengulum senyum. “Tadi kamu tertawa-tawa sendiri itu bukan karena mau naik lagi?”
Kei tetap tidak menyahut. Bibirnya semakin mengerucut.