Seperti biasa, awal-awal chapter masih rutin 😂
***
Tatapan mata Cia terlihat begitu tajam saat ini. Dahinya berkerut dalam membaca kertas di tangannya. Emosi tidak bisa ia tahan lebih lama lagi. Bisa-bisanya dia menjadi tersangka utama atas kesalahan yang tak pernah ia perbuat.
"Cia, lo nggak apa-apa?" tanya Tina, teman satu kantornya.
Cia masih terdiam dengan rahang yang mengeras. Dengan kesal dia meremas kertas di tangannya hingga tidak berbentuk. Niat ingin bersaksi atas kejahatan yang dilakukan Pak Bonang harus gagal saat pria bajingan itu lebih dulu memukul mundur dirinya.
Pemecatan secara tidak hormat telah Cia dapatkan. Sialnya, direktur perusaan sendiri yang turun tangan memecatnya. Dunia memang sudah gila. Benar-benar seperti acara komedi.
"Di mana si Beruk Bonang itu?" tanya Cia pada Tina.
"Lagi meeting sama Pak Bos di lantai tujuh."
Dengan cepat Cia mulai beranjak pergi, tetapi Tina lebih dulu menahannya.
"Lo mau labrak Pak Bonang?" tanyanya ragu.
"Bukan cuma Pak Bonang, tapi Pak Bos juga."
"Ci, lo serius?" Tina mulai khawatir.
"Buat apa gue tahan lagi? Toh, gue udah dipecat."
Setelah itu Cia benar-benar pergi. Tangannya masih meremas kertas dengan perasaan yang teramat kesal. Jika bisa, dia ingin merobek kertas itu, tetapi dia lebih suka untuk melemparnya ke wajah Beruk Bonang nanti.
"Maaf, Mbak. Di dalem ada rapat," ucap sekretaris Pak Bos.
"Saya tau."
Cia berdiri di depan pintu ruangan sambil menarik napas dalam. Untuk pertama kalinya dia berbuat nekat seperti ini. Takut? Tentu saja. Namun jika dia diam, Pak Bonang akan semakin terbang di atas awan.
"Kalau ada sesuatu biar saya sampaikan, Mbak."
Cia menggeleng dan mendorong wanita itu menjauh. Dia mengetuk pintu sebentar dan langsung masuk ke dalam ruang rapat tanpa aba-aba.
Semua orang mulai menatapnya. Lebih tepatnya menatapnya heran karena kedatangannya yang terkesan tidak sopan. Peduli setan dengan rasa sopan, harga dirinya sudah diinjak-injak di tempat ini lebih dulu. Hanya ada beberapa orang di dalam ruangan, tetapi mereka semua memiliki jabatan yang cukup tinggi.
"Ngapain kamu di sini?" Pak Bonang berdiri dan menatapnya tajam.
Cia hanya melirik sebentar dan menelan ludahnya susah payah. Setelah itu dia menghampiri Bos besar yang juga menatapnya bingung.
"Pak Fatih pecat saya?" tanya Cia langsung.
Pak Fatih selaku direktur utama langsung menatap Pak Bonang yang mengangguk. Kemudian Pak Fatih kembali menatap Cia dengan tajam.
"Jadi kamu orangnya."
"Iya, Pak. Saya orang yang dipecat secara tidak hormat dengan alasan yang tidak jelas," sahut Cia berani.
Cia yakin semua orang menatapnya tidak percaya saat ini. Selama ini dia dikenal sebagai karyawan yang cukup pendiam dan selalu berada di zona aman. Namun semuanya hancur saat Pak Bonang mulai berulah. Cia seolah mengeluarkan sisi lain dari dirinya yang ia pendam selama ini.
"Dasar tidak sopan! Kamu sudah dipecat. Lebih baik kamu keluar atau saya panggil satpam," bentak Pak Bonang.
Cia masih tidak memedulikan celotehan Pak Bonang. Dia masih menatap Pak Fatih dengan tatapan putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positif Cuek 100% (SELESAI)
RomancePernah mencintai kakak dari sahabat sendiri? Pernah. Pernah menyatakan cinta? Pernah juga. Apakah diterima? Jelas tidak. Nasib Cia begitu menyedihkan saat cinta pertamanya menolak perasaannya. Kenyataan pahit itu membuatnya pergi untuk melupakan seg...