12. Kembali Terulang

76.7K 6.5K 175
                                    

Kangen ngga? Kalau kangen harus comment yang banyak 🔪💣🔪

***

Hari Sabtu bukan lagi menjadi hari yang menyenangkan untuk Cia. Biasanya dia akan tidur seharian untuk mengganti jam tidur siangnya yang sering terlewat saat bekerja, tetapi kali ini ia tidak bisa melakukannya. Pagi hari dia harus sudah berada di kantor. Sesuai jadwal yang diinginkan Agam, mereka akan bermain golf hari ini.

Sekaligus rapat katanya. Meskipun Cia ragu, tetapi dia tetap menurut.

Agam masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat. Namun dia menghela napas lelah saat mendengar suara cekikikan dari kursi belakang. Dia melihat ke belakang melalui center mirror sambil berpikir. Kenapa dia harus berurusan dengan dua wanita aneh di belakangnya?

"Kok nggak jalan?" tanya Febi menatap kakaknya polos.

Ya, gadis itu juga ikut dengan kegiatan mereka kali ini. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, Cia tiba-tiba datang bersama Febi. Agam hanya bisa pasrah saat melihat adiknya itu tidak bisa lepas dari Cia. Bahkan saat Agam mengusirnya pergi, Febi kembali beraksi sambil merengek.

"Kita mau main golf. Bukannya kamu nggak bisa?" tanya Agam.

"Kan ada Cia, dia juga nggak bisa," jawab Febi dengan senyuman manis.

Cia mengangguk setuju, "Iya, saya juga nggak bisa, Pak."

"Saya juga, Pak." Terdengar suara berat dari sebelahnya.

Mata Agam terpejam dan melirik pria yang duduk di sampingnya. Pria itu terlihat meliriknya takut sambil memeluk tas di pangkuannya erat. Bukan hanya Febi yang membuatnya kesal, tetapi juga pria aneh itu.

"Kamu juga. Kenapa ikut?" tanya Agam bingung.

Ridho berdeham pelan dan melirik Febi meminta pertolongan.

"Aku yang ajak. Santai aja kali."

"Ini bukan liburan tapi rapat penting. Kalian nggak bisa seenaknya."

"Kan mereka juga karyawan kantor, Pak." Cia membuka suara.

"Udah, deh. Jangan berantem. Salah sendiri culik Cia di hari libur. Acara nyalon aku sama Cia jadi gagal."

"Pak, sudah jam setengah delapan." Ridho mengingatkan.

Bukannya berterima kasih, Agam malah menatapnya semakin tajam.

"Kamu yang nyetir," perintah Agam.

Ridho mulai panik. "Anu—Pak. Anuu, kata Mama saya, saya nggak boleh nyetir di hari libur. Jalanan pasti rame."

Kali ini bukan hanya Agam yang terkejut, tetapi Cia dan Febi juga. Mereka merutuki tingkah Ridho yang tak paham situasi. Pria itu benar-benar polos dan mampu membuat tensi darah semua orang yang berada di dekatnya naik.

Tidak ada perlawanan dari Agam. Pria itu dengan segera menjalankan mobilnya mengabaikan tiga orang yang tidak sefrekuensi dengannya. Jika seperti ini, dia seperti tengah mengurus tiga bayi. Apalagi saat ini mereka tanpa tahu malunya mulai bernyanyi dengan diiringi musik yang Febi putar.

***

"Jadi Dika sudah nggak kerja sama kamu, Gam?" tanya Pak Dandung sambil memukul bola golf.

"Untuk sementara tidak, Pak. Dika masih dalam pemulihan."

"Jadi Dika akan balik lagi?" tanya Pak Dandung melirik Cia.

Gadis itu hanya diam dan memilih untuk berdiri di belakang Agam, mencoba berlindung di punggung pria itu dari panasnya matahari yang menyengat kulit. Dia tidak bisa fokus karena memang dia tidak menyukai kegiatan ini.

Positif Cuek 100% (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang