Hubungan Yang Merenggang (4)

4 1 0
                                    

"Entahlah, paman mu ini juga kurang tahu. Mungkin karena gen? Tapi, sepertinya dirimu ikut dengan gen ayahmu, ya?"

Entah bagaimana jadinya bila gen Mikhail pada Evan lebih kuat. Rasanya, seperti Ave akan merawat anak kecil selamanya. Kalau saja ia mengatakan ini, mungkin ia akan dibunuh oleh keduanya.

Mobil yang ia kemudikan perlahan meminggir, ia pun membuka kaca untuk menyapa Mikhail yang terlihat sendirian itu. Salju disekitarnya serta Mikhail yang berparas bak salju itu sendiri terlihat indah bagi Ave sendiri.

"Mikhail! Kemarilah, duduk dibelakang!"

Ave tersenyum lebar sembari berseru seperti itu, seakan-akan seperti menyapa teman lamanya dengan akrab. Yah, untungnya Ava tak ikut di mobil ini, mungkin dengan adanya Evan, mereka akan canggung.

"Ya, mama bilang gen dari ayahku sangat kuat sampai dia pikir aku ini seperti duplikat ayahku." Sahut Evan.

Saat mobil berhenti, ia turun. Berjalan ke arah ibunya yang tampak mengenakan tas kecil.

"Oh, kalian berdua?" Mikhail menjawab dengan senyuman khasnya.

Salju dan Mikhail adalah dua hal yang sangat cocok dipadukan. Evan mengakui itu, baginya tidak ada hal yang lebih cantik selain melihat sang bunda berdiri di tengah salju.

"Mama," Evan tersenyum berdiri di hadapan wanita yang masih terlihat muda, "Kau pucat lagi... Kenapa tidak minta di jemput? Kau sedang sakit kan?"

Terdengar Mikhail terkekeh, ia menutup mulutnya dengan tangan yang berbalut sarung tangan biru. "Evan, mama tidak sakit. Dan sejak kapan kamu jadi bawel?"

"Mama harus menjaga kesehatan! Haruskah kita ke rumah sakit?"

Lalu, pemuda itu membukakan pintu mobil. Membiarkan wanita itu masuk setelah menutup payungnya.

"Ave, kau beri makan apa anakku sampai dia jadi bawel begini?"

Evan sedikit cemberut. Ekspresi pemuda itu memang tidak terlalu ketara, namun entah Ave ataupun Mikhail bisa menyadari perubahan ekspresi di wajah Evan.

Dan saat ini, Evan cemberut, "Paman, tolong beri tahu mamaku yang keras kepala ini untuk menjaga kesehatannya." Lalu masuk kedalam mobil. Ia duduk di belakang disamping Mikhail.

Mendengar keluhan putra sematawayangnya membuat Mikhail kembali tertawa.

"Baiklah, nanti mama akan minum obat. Oh ya, Ava kemana? Bukannya seharusnya kalian datang bertiga?"

Sedari Mikhail dan Evan berbincang, Ave hanya terdiam memandangi mereka sembari tersenyum. Interaksi antara ibu dan anak itu benar-benar hangat, walau menyimpan begitu banyak misteri dibaliknya.

Walau keluarga itu hanyalah keluarga kecil bahkan tanpa figur seorang ayah, Ave selalu bertekad untuk melindungi api kecil itu. Melindungi betapa harmonisnya keluarga kecil itu.

'... Tapi, misteri tetap misteri, dan mungkin aku yang harus memecahkannya.'

Sejenak, Ave menghela napas panjangnya, tepat ketika ia mendengar perdebatan kecil mereka sampai akhirnya Evan maupun Mikhail masuk ke dalam mobilnya lagi.

Ave pun tertawa kecil, "Tenang saja, Evan! Paman mu ini akan segera menyembuhkannya dalam sekejap, lho~"

Dengan begitu, Ave pun kembali mengemudikan mobilnya lagi.

Untuk menjawab Mikhail, Ave menunjuk gedung yang tak jauh dari sana, yang hingga kini masih berasap hebat.

"Kau lihat gedung disana? Ya, disitu Kakak berada sekarang. Tapi, tak lama lagi mungkin ia akan sampai di kantorku, lebih cepat daripada kita sendiri."

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang