Keseharian Mikhaela

9 3 0
                                    

Menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus orang tua tunggal itu tidak mudah. Harus bangun lebih pagi dari yang lain, menyiapkan sarapan, menyiapkan baju;

"Evan, Ave bangun..." Dan membangunkan anggota keluarga yang lain.

Evan harus pergi ke sekolah sebelum jam 8, anak itu butuh waktu setengah jam untuk mengumpulkan nyawa, sementara Ave agak sulit dibangunkan.

Mikha harus membangunkan mereka sebelum pukul 7 pagi.

Setelah mereka mulai mengumpulkan nyawa, Mikha akan kembali ke dapur untuk melanjutkan masak sembari menunggu anak dan adiknya selesai bersiap.

Pukul delapan kurang, mereka akan pergi ke sekolah dan kantor.

"Ave! Dasimu miring!" Lalu membenahi dasi yang digunakan Ave.

"Eh?! Masa sih?!"

"Evan, bekalmu sudah di bawa? Jangan hanya mengambil camilannya saja!"

Terdengar Evan mendecih.

Pagi hari memang selalu menjadi waktu yang paling sibuk untuk Mikhaela.

-

Setelah pukul delapan lewat, ia akan bersiap, mengganti pakaiannya dengan seragam dan pergi ke toko kue di pusat kota.

Mikhaela bekerja sebagai seorang pattisier di sana. Menjadikan cafe dan toko kue itu sebagai mata pencaharian utam–

Tidak, ia sebenarnya bekerja sebagai sekretaris, mendampingi Ave yang menjabat sebagai ketua ras. Hanya saja, ia memilih menggunakan sihirnya dan membuat boneka yang ia kendalikan dari jauh untuk membantu Ave.

Setidaknya, Mikhaela mendapatkan kehidupan yang lebih normal sekarang.

-

Sebelum jam makan malam, perempuan itu akan kembali ke rumah. Ia akan membereskan rumah dan memasak untuk makan malam sebelum keduanya kembali.  Hingga saat Evan dan Ave pulang, mereka hanya perlu mandi atau berganti pakaian sebelum makan.

Setelah makan malam, biasanya Evan akan mengerjakan PR sementara Ave menikmati waktu senggangnya. Tidak jarang, pemuda itu akan bergelayut manja bak anak-anak pada Mikha.

Terutama di depan Evan.

Dibanding paman dan keponakan, bagi Mikha mereka terlihat seperti saudara. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

Lalu, mereka akan mengobrol sampai jam malam dan tertidur. Begitupula dengan Mikha yang akan kembali masuk ke kamar untuk tidur.

Setidaknya jika ia bisa tidur.

-

Darah dilap dari wajah pucat milik Mikha. Tangannya masih berlumuran darah yang bukan miliknya.

"Malam ini juga... Tikusnya banyak."

"T-tunggu!! Jangan!!"

Darah kembali mengalir. Mikha hanya memasang senyuman seperti biasa–– jika saja di tangannya tidak memegang kepala manusia.

"Jangan berisik, anakku sedang tidur."

Seorang ibu harus bisa melindungi anaknya dari segala macam bahaya. Karena itulah... Mikha sangat menyukai perannya sebagai ibu.

-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang