7. Teror

73 12 1
                                    

Hari sudah malam saat Langit mengantarkan Kinara pulang. Yah dia teringat jika dia harus les privat, tetapi masa bodoh jika dia harus dimarahi ibunya lagi.

"Sudah malam, sana masuk! Kalau ayahmu tahu kau baru pulang, bisa bisa aku habis oleh ayahmu,"suruh Langit saat mereka tiba di depan rumah Kinara.

"Hei! Emangnya ayahku semenyeramkan itu?"tanya Kinara sambil membuka pintu mobil.

"Iya, emang kau tidak merasakannya? Tatapan ayahmu sangat menakutkan,"jawab Langit dengan wajah yang dibuat ketakutan.

"Sudahlah, omong-omong terima kasih hadiahnya. Dah, aku masuk dulu,"ucap Kinara yang dibalas lambaian tangan oleh Langit.

Saat sampai di depan pintu masuk, Kinara menemukan sebuah amplop besar tergeletak begitu saja di depan pintu.

"Amplop apa ini? Apa ada paket surat yang datang? Tapi biasanya jika ada paket pasti langsung dimasukan ke kotak surat,"heran Kinara. Diambilnya amplop tersebut dan dibuka.

"I-ini..."dengan tangan gemetar Kinara membuang amplop yang ternyata berisi foto keluarganya yang berlumuran darah serta sobek pada bagian wajahnya. Namun, anehnya hanya foto ibunya yang bersih tanpa noda maupun sobekan.

Dilihatnya kembali foto tersebut, ternyata dibalik foto tersebut ada tulisannya. Bergegas Kinara mengambil foto itu dan membalikannya.

Darah akan kembali menyapa
Penderitaan tidak akan usai
Air mata dan ketakutan yang aku harapkan
Hanya ketika ratuku kembali semuanya akan usai

****
Di lain tempat seorang laki laki sedang serius dengan pekerjaan serta tugas kuliahnya yang menggunung. Gelas bekas kopi yang sudah habis menemaninya di apartemen mewah tersebut.

Ting

Tong

Perhatiannya teralihkan saat bel di apartemennya dibunyikan dari luar. Bergegas menuju pintu dan melihat siapa yang datang dari monitor di samping pintu.
Ternyata tukang paket yang datang, dibukanya pintu tersebut.

"Dengan mas Kenan Putra Wijaya?"tanya pengantar paket tersebut.

"Betul dengan saya sendiri,"jawab laki-laki yang diketahui bernama Kenan tersebut.

"Ini ada surat untuk mas Kenan,"kata pengantar paket sambil menyerahkan amplop berwarna coklat ke Kenan.

"Dari siapa?"tanya Kenan sambil menerima amplop tersebut.

"Maaf mas, disini tidak ada nama pengirimnya. Mas bisa tanda tangan disini untuk tanda terimanya,"ucap pengantar paket tersebut sambil menyerahkan kertas untuk Kenan tanda tangani. Setelah menandatangani kertas tersebut, pengantar paket itu pamit pergi.

Sambil melangkah masuk, Kenan melihat amplop tersebut untuk mencari nama pengirim surat tersebut. Namun, nihil dia tidak bisa menemukan nama pengirim itu.

Saat sampai di ruang tamu, dia membuka amplop tersebut. Dikeluarkan apa yang ada didalamnya. Sebuah foto seorang gadis kecil yang sedang dilukis dibawah pohon menghadap ke belakang. Sebuah foto yang suram bagi siapapun yang melihatnya. Walaupun gadis itu membelakangi kamera, tetapi Kenan tahu siapa gadis itu. Dia, Kinara adik satu-satunya sekaligus kesayangannya. Kenan membalikan foto tersebut, dibaliknya terdapat tulisan.

Mahkota RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang