"semalem Lo gak tidur?" Tanya Andra sembari duduk disofa ruang OSIS."Tidur" jawab Rakha yang masih saja betah didepan layar laptop.
"Kalo tidur tuh besoknya kelihatan seger tuh muka, bukannya kusut begitu" sindir Andra.
"Emang muka gue gimana? Tadi pagi mandi pake air dingin kok" ucap Rakha meraba pipinya.
"Mata lo kelihatan capek, jangan tugas Mulu lah mending tidur" saran Andra.
Rakha menatap malas, bagaimana bisa dia harus tertidur sementara dua hari lagi ia akan sibuk dengan ulangan dan menuju acara-acara lainnya.
"Ndra, data acara musiman tahun lalu masih adakan? Yang buat surat edaran orang tua" Rakha melirik Andra yang sedang rebahan diatas sofa.
"Loh? Flashdisk nya udah gue kasih ke Lo kok, kemarin di tas warna biru" jawab Andra langsung bangun dari posisinya.
"Busett!! Mati kita Ndra!! Tas kemaren gue langsung buang karena bau" jawab sesal Rakha.
Mau tidak mau dia harus mengulang penulisan dan pembuatan data tersebut, Andra ikut membantu hanya sekedar membuat dulu pola garis.
"Lo ke kantin gih, ini mah biar gue aja yang kerjain" ucap Andra.
Saudara sepupunya itu memang terlalu peka perihal apa-apa yang dilakukan Rakha, tak jarang juga Rakha yang terkena usir Andra kerena terlalu sering bekerja di ruang OSIS.
"Lo aja deh, gue disini aja" ucap Rakha.
"Kata Bang Arka Lo tadi gak sarapan?" Tanya Andra lagi, Andra selalu waspada seperti Arna.
"Sarapan" jawab Rakha dengan helaan nafas.
Andra melirik jam, ini jam istirahat tapi bocah dihadapannya ini masih betah dengan beberapa susunan tugas.
"Istirahat dulu deh Rakh, gue tenang kalo liat Lo tidur".
Rakha terkekeh dan melirik sahabatnya itu, "gue banyak tidur kok, kalem aja" jawab Rakha.
Bukan itu masalahnya, Andra hanya tidak ingin Rakha kembali tidak masuk sekolah. Rasanya sangat sepi bisa rapat OSIS tanpa Rakha yang menjadi ketuanya.
"eh udah istirahat dulu kali" itu suara Gio, salah satu teman dekat Rakha juga.
"Nah pas banget!! Lo Dateng diwaktu yang tepat!! Tolong beliin roti sama susu kotak ya" pinta Andra, Gio yang asalnya memekik malas akhirnya mengangguk setelah melihat Andra yang berkedip sembari melirik Rakha yang sedang mengetik.
Kembalinya Gio dari ruang OSIS, Andra menarik lengan Rakha untuk duduk disofa. Rakha sempat mendengus tapi akhirnya menerima roti itu karena dia juga sudah mulai lapar.
"Rakh, Lo dipanggil ke ruang guru buat latihan olimpiade" baru dua suapan, tapi Rakha mengangguk dan melirik Andra.
"Bentar doang kok, nanti gue abisin" ucap Rakha menaruh rotinya dan berjalan keluar ruangan.
Andra dan Gio menghela nafas, dari mulai kelas 11 Rakha sudah sangat sibuk menjadi perwakilan sekolah. Kadang Andra menggerutu kenapa dirinya bodoh sehingga terus Rakha yang menjadi anak sibuk.
"Gue selesain ini dulu, Lo panggil anak OSIS yang lain. Kita langsung rapat pas Rakha udah beres" ucap Andra pada Gio.
Akhirnya Andra lah yang mengerjakan tugas di laptop Rakha, tak peduli serumit apa yang penting ia mengerti dan membantu tugas saudaranya itu.
***