"bang Arka lucu"."Ini waktu Abang SMP, Abang lagi belajar buat ujian matematika. Tapi si Arka lagi bacain surat cinta yang tertolak, padahal kalo dilihat si Arka gak burik-burik amat kan ya?".
Semua hampir tertawa dengan ucapan Arna, mengingat Arka ada diantara mereka membuat tawa mereka tertahan tak tega.
"Miris banget gak sih cerita cinta gue" melas Arka.
Rakha mendekat kearah Arka dan menunjukkan wajah sedihnya. "Turut berduka ya bro" Iba Rakha.
Semua sedang berkumpul diruang tengah, awalnya hanya Rakha dan Ayah saja yang sedang membicarakan perizinan camping yang harus menginap satu hari. Namun yang lain tiba-tiba datang bersama Bunda yang membawa album masa kecil Arna dan Arka.
"Adek ada yang naksir gak?" Tanya Bunda mengusap lembut rambut Rakha.
Rakha menampilkan wajah tengilnya, "banyak, tapi gak ada yang Adek suka." Jawab polos Rakha, memang seperti itu adanya, Rakha belum menemukan pujaan hatinya dari awal dia masuk SMA.
"Pacaran Mulu sama tugas sih, jadi jomblo" sindir Ayah.
"lagian udah di wakilkan semua sama bang Arka, ngapain juga ngelist mantan" ucap Rakha membuat Arka menatapnya malas.
"Heh gini-gini juga mantan Abang bening semua dek, kaya taman bunga" jawab malas Arka.
"Iya-iya percaya dah, sekalian tuh si Sasa jadiin mantan Abang juga" ucap Rakha.
"Sasa? Saha Sasa?" Tanya Arka dan Arna berbarengan.
Rakha menepuk jidatnya, mana mungkin kan kedua Abangnya ini tau siapa itu Sasa.
"Makhluk Allah." Jawab Rakha kembali duduk mendekati Ayah.
"Besok berangkat jam berapa? Biar Abang yang anter" ucap Arka menyarankan.
"Dih, mau nganter atau penasaran sama Sasa" ucap Rakha mengerti dengan mimik wajah kepo Arka.
"heh enak aja, ya Abang mau anter Adek lah" ucap Arka.
Arna menghela nafas dan segera menyumpal mulut Arka dengan bolu susu yang ada didekat meja, berisik sekali kembarannya ini.
"Mau dianter sama Ayah Bunda aja" ucap Rakha.
Tentu saja Ayah dan Bundanya mengangguk, memang sudah paling benar diantar mereka berdua.
"Sehari doangkan?" Tanya Arna lalu diangguki Rakha.
"Tidur dimana? Di sediain villa?" Tanya Arna lagi.
"Iya tidur di villa " jawab Rakha heran dengan sikap Abangnya.
"Ouh berarti masih sama kaya angkatannya Abang, kalo camping tidurnya di villa " heran Arna.
Rakha mengangguk, "iya sama kaya tahun sebelumnya, asalnya tahun ini mau pake tenda bang, tapi yang lain pada setuju pake villa. ya Adek ngikut kalo mereka nyamannya gitu" jawab Rakha.
Arna sempat berfikir, ntah kenapa agak berat aja mendengar penjelasan Rakha tadi.
"Lagian gak pertama kalinya loh Adek camping, santai aja kali hehehe".
Bunda menghela nafas melihat mimik wajah Arna yang masih terdiam, diusapnya pundak Arna dan Bunda mengangguk. "pasti aman kok. Banyak Guru Sama pembina juga yang ikut" ucap Bunda yang akhirnya diangguki Arna.
"Abang bantu packing ya" tawar Arka menuntun Rakha untuk masuk kedalam kamar.
"Bentar" pinta Rakha mengentikan jalannya dan kembali kearah ruang keluarga.
"Selamat malam Bunda, Ayah, Bang Arna." Pamit Rakha menyalamkan tangannya dan kembali melangkah girang kelantai atas, sudah biasa seperti ini maka mereka sudah tidak heran.
"Kok Ayah jadi gak yakin juga ya? Ah sudahlah".
***