"emmm sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada kakak pembina dan semua adek-adek dan para langka karena sudah melancarkan acara ini. Semoga kita semua bisa bertemu lagi dikegiatan selanjutnya, terima kasih juga kepada wali murid yang sudah mempercayakan anaknya pada kamu selama kegiatan berlangsung. Saya Raden Rakha pamit undur diri, Wasallamu'alaikum Wr Wb".Gumam jawaban salam dari kumpulan orang-orang saling bersautan kala Rakha menyelesaikan sedikit sambutannya.
Rakha menghela nafas dan duduk dikursi tak jauh dari tempat berdirinya tadi, ini sudah pukul sepuluh malam. Ternyata perjalanan pulang cukup macet sehingga cukup lama didalam bus.
"Dek".
Rakha menolehkan kepalanya kala sebuah panggilan menyapanya, ah ternyata itu Abang pertamanya yang sudah berdiri tak jauh dari posisinya kali ini.
"Hai Abang" sapa Rakha tersenyum tipis.
"Udah beres semua? Pulang sekarang aja yuk takut keburu tambah malem" ucap Arna sambil melirik jam tangannya.
Rakha memalingkan pandangannya memantau para murid yang lain juga teman-temannya yang bersiap untuk pulang.
"bentar Bang, Adek mau ke Andra dulu ya" ucap Rakha.
Arna menurut saja, dia mengikuti langkah Rakha dari belakang dan beberapa kali ia terdiam kala langkah Rakha juga berhenti.
"Kenapa si dek berhenti terus?" Tanya Arna menyamakan langkahnya dengan Rakha.
Rakha melirik kembali dan menyipitkan matanya, sedikit buram namun cepat kembali jelas kala Arna menepuk pundaknya.
"Ah ini Bang, gapapa" Jawab Rakha.
Arna mengerutkan dahinya. "Duduk sini aja, biar Abang telfon Andra suruh kesini" ucap Arna menuntun pelan tangan Rakha untuk mendekat pada kursi kosong deket lapangan.
"Jangan Bang, takutnya Andra lagi repot" ucap Rakha tak enak.
Arna menghela nafas, "ya udah gini aja. Abang cari Andra ke dalem ya, Adek mau bilang apa? Biar Abang yang sampein" ucap Arna, dia merasa tubuh Adeknya akan drop.
Rakha nampak berfikir, "bilang aja Adek mau pamit pulang... Hmm ke yang lain juga ya heheheh" kekeh Rakha dijawab kekehan ringan juga oleh Arna.
Arna mengusak rambut Rakha dan mengangguk. "Tunggu di sini ya, nih di minum ini Bunda buatin tadi" ucap Arna menyodorkan sebotol susu jahe hangat yang sengaja Bunda buatkan.
Rakha mengangguk dan menerima botol tersebut. "Abang..." Panggil Rakha.
Arna kembali melirik Rakha kala dirinya sudah siap meninggalkan Rakha sendiri.
"Jangan lama-lama ya" ucap Rakha diangguki Arna.
Rakha menatap punggung Arna, ia menghela nafas pelan dan menyenderkan kepalanya pada senderan kursi yang ia duduki.
Dirinya sudah tidak kuat lagi, dia dilanda pusing sedari masih di bus. Bahkan tadi Andra sempat kaget melihat Rakha yang mimisan sebelum turun di gerbang sekolah.Tubuh Rakha terkulai lemas dengan botol minum yang masih dipeluknya, botol transparan itu menyalurkan sensasi hangat dari susu jahe yang dibuatkan Bunda membuat Rakha sedikit nyaman dengan rasa itu.
Rakha menutup matanya perlahan. Keadaan di taman sepi karena waktu sudah malam dan para siswa kelas 10 sudah pulang.
Rakha merasakan angin malam yang berhembus, menemani rasa peningnya yang masih tak kunjung hilang. Hingga sebuah usapan tangan bisa Rakha rasakan.
Rakha membuka matanya perlahan dan melihat seseorang yang berjongkok di depannya.
"Ayah" gumam Rakha pelan.
Ayah tersenyum kecil dan duduk disamping Rakha, membawa anak itu kedalam dekapannya dan detik itu juga Ayah bisa merasakan bila suhu tubuh Rakha mulai panas.
Sama seperti saat Rakha pergi kemarin.
"Ngantuk banget ya?" Tanya pelan Ayah lalu diangguki Rakha yang sudah memeluknya erat.
"Mau Ayah bantu minum? Mumpung masih anget ini" ucap Ayah, lantas Rakha tersenyum dan kembali mengangguk.
"Makasih Ayah" jawab Rakha pelan saat melihat Ayah mengambil alih botol susu jahe dan membantu dirinya.
"Di mobil ada Bang Arka juga loh, tadi dia udah molor jadi Ayah tinggal aja" ucap Ayah dijawab kekehan oleh Rakha.
"Kok Ayah bisa tau kalo Adek ada di sini?" Tanya Rakha.
Ayah mengusap rambut Rakha dan tersenyum. "Tau dong, Adek sama Ayah kan kita sehati" jawab Ayah.
Rakha terkekeh kecil lagi. "maaf ya Ayah" ucap Rakha.
"Kenapa minta maaf? Adek ada salah emang sama Ayah?" Tanya Ayah sambil menikmati angin malam yang semakin berhembus.
"Adek takut, akhir-akhir ini badan adek sering drop, kenapa ya Yah?" Tanya Rakha bingung.
Ayah sendiri terdiam, dia melirik pelan Rakha yang menunduk tak menatapnya.
"Adek akhir-akhir ini juga kan lagi sibuk, Ayah kan udah bilang jangan terlalu memforsir tubuh Adek. Ngerti kan sekarang kenapa Ayah sering bilang gitu?" Tanya Ayah yang diangguki Rakha.
Tak lama setelah itu Arna datang dan langsung membantu Rakha berjalan tanpa berkata apapun. Dia sudah mengerti dengan keadaan setelah Andra menceritakan beberapa point penting tentang Rakha saat camping kemarin.
Rakha itu anak yang pintar menyembunyikan perasaannya, itu yang Arna dan yang lainnya tangkap.
***