"Adek udah punya pacar ya? Tumben hari Minggu mandinya pagi banget"."ya itu mah bang Arka aja yang suka mandi sore. Adek emang biasa mandi pagi kali".
Arka yang sedang menonton diruang tengah pun menatap malas kearah Rakha yang ikut duduk disampingnya.
"Coba mana sini kenalin Ke Abang, siapa cewek yang bisa naklukin hati adek Abang ini" goda Arkha.
Rakha berdecak pelan dan meraih toples didekat meja.
Arka menghembuskan nafasnya pelan, padahal dia sangat ingin mendengar jalan cerita Adeknya. Mengingat hubungan cinta Arka yang tak semulus jalan tol.
"Bang Arna mana? Tumben Minggu gak kelihatan?" Tanya Rakha celingak-celinguk. Mencari sosok Abang pertamanya.
Biasanya Arna adalah manusia pertama yang dilihat Rakha dipagi hari apalagi ini hari minggu, sudah biasa bila Rakha melihat Arna sedang berolahraga ditaman belakang.
"Dek, Arna ngechat katanya tunggu di depan gerbang. Dia bawa bubur ayam buat Adek" ucap Arka diangguki Rakha.
Rakha melangkah keluar ternyata benar saja, dia melihat Arna yang sedang berdiri sembari menenteng plastik putih.
"Abang dari mana aja?" Tanya Rakha mengernyitkan matanya saat matanya terkena sorotan matahari.
Arna tak menjawab, dia menarik lengan Rakha dan duduk disebuah gazebo ditaman depan.
"Berjemur dulu yuk? Udah lama Adek gak berjemur" ucap Arna yang membenarkan posisi duduk Rakha agar punggung Adeknya itu terkena sinar matahari.
Ini masih jam tujuh lewat lima belas menit sehingga sinar matahari pun masih nyaman dan hangat.
"pake aja ya, jangan dilepas" ucap Rakha saat Arna hendak membuka bajunya.
"Kalo pake baju gak akan ngaruh, buka aja ya? Lagian gak ada yang lihat kok" ucap Arna akhirnya diangguki Rakha.
Rakha menurut saja saat Arna membukakan bungkusan bubur yang sudah sepaket dengan mangkok plastik juga sendoknya.
"Tim gak diaduk!" Perintah Rakha, Arna terkekeh dan mengangguk.
"Abang juga tau. Ucap Arna mengusap rambut Rakha.
Arna meletakkan mangkok bubur itu didepan Rakha, membiarkan Anak itu makan sendiri dan dirinya juga sama-sama memakan bubur itu.
"Bang Arka gak dibeliin?" Tanya Rakha sebelum menyantap buburnya.
"Dibeliin kok, dianya aja mager keluar makanya Abang Suruh Adek" ucap Arna.
"Kerasa enak gak punggungnya?" Tanya Arna mengusap punggung Rakha yang terasa hangat.
"Iya, buburnya juga enak" ucap Rakha dijawab senyum manis dari Arna.
Atensi mereka berpindah pada seseorang yang sedang melangkah kearah mereka dengan wajah merah namun memelas.
"Ouhh.... Jadi disini? Gue muter-muter ini rumah kagak ketemu-ketemu!!!" gerutu Arka.
"lebay" sindir Arna.
"Alay" Rakha menambahkan.
Arka berdecih dan mengambil duduk didekat Rakha, sehingga anak itu terlihat kecil karena dipepet oleh kedua Abangnya.
"Udah dari tadi?" Tanya Arka mengusap punggung Rakha.
"Baru aja" jawab Rakha.
"Lo gak ikut buka baju juga?" Tanya Arka pada Arna yang sedang memakan buburnya.
"gue aja gak kena matahari, terus ngapain buka baju?" Jawab Arna.
"Ish ya kali aja" ucap Arka malas.
Tak lama dari itu, ponsel Arna bergetar dan menampakkan sang Ayah lah yang menelfonnya.
"Ya Ayah?".
"Adek-adek kamu udah pada bangun?".
"Udah Yah, mereka lagi di gazebo pada makan bubur".
"Oh ya udah Alhamdulillah".
"Bunda dimana Yah?".
"Bunda lagi siap-siap mau naik panggung, doain ya biar Bunda gak nervous banget".
"Siap Yah, Ayah mau ngomong sama Adek gak?".
"Boleh-boleh".
Ponsel pun beralih pada Rakha. Ayah langsung merubah modenya menjadi videocall.
"habisin Buburnya ya Sayang".
"Iya Ayah".
"Kok Adek telanjang dada gitu? Adek diapain sama Bang Arka??".
"Enak aja! Terus wae salahin Abang" protes Arka.
"Lah terus??".
"Adek lagi berjemur Yah, disuruh sama Bang Arna".
"Ouhh... Ayah kira Adek kena jail Bang Arka lagi, ya udah Ayah tutup dulu ya. Dan kamu Bang jangan lupa siang ke kantor".
"Siap Ayah".
Panggilan pun terputus, Rakha mengumpan ponsel Arna dan tangannya Terangkat untuk menyeka keringat yang mulai bercucuran di keningnya.
"Udah mandi dek?" Tanya Arna yang diangguki Rakha.
"Nih pake bajunya, pindah kesebelah sini" ucap Arna menepuk sisi kirinya yang tidak terkena matahari.
Rakha menurut, dia memakai kembali bajunya dan mengusap keringatnya.
"Bubur nya enak banget, makasih Abang".
***