04

849 81 2
                                    

"Maafin Jisoo nek..."

Badan Jisoo terjatuh di depan pintu rumahnya dan melihat ke arah peti yang di kerumuni beberapa orang.

Ini hal yang sulit baginya, tak memilik orang tua cukup membuat hidup Jisoo kacau.

Dan sekarang hidupnya lebih kacau lagi, bahkan dirinya langsung hilang arah tak punya tujuan dalam hidupnya.

Buat apa bertahan di dunia yang kejam ini? Pertanyaan itu selalu berputar dalam pikiran Jisoo.

"Yang sabar ya nak jisoo.." ujar salah satu pria yang menghampiri Jisoo dan langsung merangkul Jisoo yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Nenek jatuh di kamar mandi"

Waktu berlalu, setelah pemakaman kini dirinya sendirian dirumah.

"Jika nak Jisoo butuh sesuatu datang pada ku saja ya.."
"Iya kita pasti membantu"
"Jangan merasa sendiri"

Dengan emosi Jisoo memukul tembok "Gua ga butuh lo semua! Gua cuman butuh nenek gua balik..!"

Jisoo menangis meratapi dirinya yang sangat kacau, jika waktu bisa di ulang ia akan tetap dirumah untuk menjaga neneknya.

Jisoo tertidur dan ketika dirinya bangun ia melihat ke arah samping dan  terkaget saat melihat gadis yang sangat ia kenali.

"AAAAA" pekik Jisoo sembari berdiri dari kasur.

"HAHH? APAA? AAAAAA SETAANNN"

Dengan bodohnya gadis itu juga teriak membuat hp nya hampir saja terlempar, terlonjak kaget dan melihat ke arah Jisoo seketika.

"ROSE?!"

"Ahhh ka Jisoo ngagetin aja!" Ujar Rose mengelus dadanya, "Apa ka Jisoo gapapa?" Tanya Rose dengan tatapan khawatir.

"Gapapa, tapi kenapa lo ada dirumah gua?" Tanya Jisoo balik.

"Ahh ituu.." Rose menjeda ucapannya dan menyuruh Jisoo duduk lalu ia juga mengambil posisi duduk di samping Jisoo, "Soalnya aku khawatir"

"Tadi aku nemuin kaka pingsan dengan luka di tangan kaka terus sama di kepala kaka" ujar Rose dengan menunjuk jidat Jisoo yang sudah ia perban.

"Apa kaka di rampok?" Lanjut Rose.

Dengan cepat Jisoo menggeleng, "Tau rumah gua darimana?" Tanya Jisoo dingin.

Menurut dirinya ini sesuatu yang baru, ia sangat tak ingin seseorang teman atau siapapun di sekolah ia tau rumah dia.

Itu membuat dirinya tak nyaman, "Emm dari ka lisa" ujar Rose.

"Brengsek!" Batin Jisoo sembari membayangkan wajah lisa dan meninju wajah itu.

"Baik silahkan pulang" ujar Jisoo berjalan membuka pintu.

"Ihh ini itu effort tauu!" Rose memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya.

Seolah olah dirinya sedang ngambek dan ingin dibujuk.

"Gua lgi pengen sendiri" ujar Jisoo dengan datar.

"Bukannya di bujuk" batin Rose.

Rose teringat sesuatu dan ia berdiri mendekati Jisoo, "Oia ka itu bendera kuning emang siapa yang meninggal?" Tanya Rose.

Hati Jisoo kembali terhenyut mendengar pertanyaan Rose dan dengan cepat ia langsung memalingkan wajahnya yang pasti dirinya menahan tangisan.

Rose yang menyadari itu langsung menarik lengan Jisoo dan membawa Jisoo pada pelukannya.

Tanpa ada perlawanan Jisoo mulai menangis dalam dekapan Rose.

Yang ia butuhkan adalah ini, sebuah support system untuk dirinya, ia tak butuh uang jika ia bisa mendapatkan ini dengan gratis.

Beberapa waktu berlalu kini Jisoo melepas pelukannya dan melihat ke arah Rose.

Mata Rose berbinar saat malam gelap dan dingin menyelimuti mereka berdua.

Jisoo dengan keberaniannya membawa Rose lebih dekat pada dirinya, Jisoo terdiam melihat gadis cantik di depannya ini.

Siapa sangka jika dilihat lebih dekat kecantikan gadis pendiam dan penakut ini menjadi sangat jelas.

"WOYY!"

Dengan cepat Jisoo memundurkan badannya dan melihat ke arah orang yang mengganggu dirinya.

Ia melihat si kutu kupret Lisa berdiri di tengah tengah ambang pintu dengan tatapan jahilnya.

"Malem malem gini ngapain?" Tanya Lisa.

"Bacot lo bajingan kenapa kasih tau rumah gua?" Jisoo menyerbu Lisa dan ingin meninju Lisa.

"Hehe abisnya tu maksa dia" tunjuk Lisa pada Rose, "Dia ngancem mau laporin gue ke polisi"

Mendengar tuturan Lisa membuat Jisoo menggeleng dan menghela napasnya lalu duduk di sofa.

"Gue turut berduka cita Jis.."

Keesokannya Rose terbangun dengan mimpi indahnya, ia berjalan ria memasuki kamar mandi.

Di sisi lain Jisoo yang menginap dirumah Lisa belum juga terbangun dari tidurnya.

"JIS BANGUN SEKOLAH" Lisa melempar kan guling dan bantal pada Jisoo.

Dengan segenap jiwa raganya Jisoo bangun dengan mata yang sembab karna menangis sejadi jadinya semalam dirumah Lisa.

Mereka bersiap siap dan kini Jisoo tengah memakai sepatu sekolahnya, "Jis hubungan lu sama irene gimana?" Tanya Lisa.

"Ga gimana gimana" jawab Jisoo seadanya, "Lagian gua datang kedia kalo lagi butuh buat menuhin napsu gua aja, begitupun dengan dia. Kita berdua ga kepengen buat lebih dari sekedar partner sex"

Lisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Bajingan banget lo hahahaha!"

"Kalo gua nemuin cewe yang menurut gua pas, gabakal jadi bajingan lagi gua"

To be continued...

La réponse c'est l'amour <Chaesoo>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang