15

856 54 0
                                    

"Aku mau ke pasar malem lagi, mau beliin joohwan temann" ujar Rose dengan manja duduk di pangkuan Jisoo.

Jisoo tersenyum kecil dan mengangguk. Rose senang dan Jisoo langsung mengecup bibir Rose, "Tau ga ka? Cinta aku ke kaka itu besar bangett"

"Iyakah? Kaya pipi kamu besarnya ini?" Ujar Jisoo dengab mencubit pipi tembem Rose.

"Ihh pipi aku ga besarrrr yaa!" Rose cemberut hingga membuat Jisoo gemas lalu menggigit pipi Rose.

Rasanya ia ingin memakan pipi Rose yang tembem ini.

2 bulan telah berlalu, kini Rose tengah duduk di bangku kelasnya dengan terbengong.

Jennie yang melihat itu langsung simpati dan menepuk pundak Rose, "Kenapa? Ada masalah?" Tanya Jennie.

Rose terkaget dan langsung menggelengkan kepalanya, "Akhir akhir ini aku ga enak badan.."

Dengan anggukan Jennie berpikir lalu kembali bicara, "Mau gua anter ke uks ga?" Tanya Jennie lagi.

Rose terdiam lagi, "Gausah deh kayanya sakit biasa doang"

"Yakin lo?" Tanya Jennie lagi untuk memastikan, "Muka lo pucat.." sambung Jennie dengan memegang wajah Rose menggunakan kedua tangannya.

Rose kembali diam dan terbengong, "Oii?" Ujar Jennie yang menyadarkan Rose.

"Ha?"

"Lo yakin lo gamau ke uks? Bentar lagi pelajaran olahraga, mending lo gausah ikut" ujar Jennie dengan muka khawatir.

"Gapapa jen, nanti ketinggalan praktek lagi males ahh suruh ngerangkum 1 kertas folio" ujar Rose dengan menghela napas lalu berdiri dari duduknya.

"Ayo ganti baju" ujar Rose dengan membawa baju olahraga di tangannya.

Jennie menghela napas dan mengikuti langkah Rose ke kamar mandi, setelah selesai berganti baju mereka berdua mengaca di kaca kamar mandi tersebut.

Jennie memakai lipstik lalu memakai bedak, "Wih cakep bener lo jen" puji dirinya pada diri sendiri.

Rose menunduk mencoba menahan sesuatu, Jennie yang menyadari itu langsung menengok ke arah Rose.

"Lo gapapa beneran?" Tanya Jennie lagi, "Lo gausah keras kepala deh Rose" sambung Jennie dengan tatapan tajamnya karna temannya ini sangat keras kepala.

"It's okay.." lirih Rose yang mendongak.

"Pake lipstik nih biar ga pucat amat kalo lo mau sih, kalo ga ya berarti lo nanti gabakal di bolehin ikut praktek" Jennie menyodorkan lipstik tadi.

Tangan Rose meraih lipstik tersebut dan memakainya, setelah selesai mereka keluar kamar mandi dan langsung kelapangan karna sudah telat.

"Baik sekarang waktunya praktek bermain basket , sebelum memulai praktek seperti biasa. Lakukan pemanasan dulu, habis itu lari sekeliling lapangan selama 3 kali putaran" ujar sang guru olahraga.

Segera mereka melakukan pemanasan termasuk Jennie dan Rose, setelah selesai pemanasan mereka langsung lari mengelilingi lapangan 3 kali putaran.

Rose ikut berlari, baru sampai putaran 1 perut Rose sangat sakit tapi karna ia masih ingin melanjutkan prakteknya ia terus menahannya hingga putaran kedua, ia berlari lebih pelan dan ketinggalan teman temannya.

Dirinya terus terus an mengatur nafas, dan mencoba berlari. Perutnya semangkin sakit hingga ia berhenti dan menunduk dengan memegang perutnya.

Jennie yang melihat Rose menunduk dari kejauhan langsung berlari menghampiri Rose, "Are u okay Rose?" Tanya Jennie dengan menepuk pundak Rose.

Bukannya menjawab Rose malah merintih kesakitan, "Sakitt.. jen.." perutnya semangkin menjadi sakit hingga dirinya terjatuh pingsan karna tidak tahan untuk menahan sakit perutnya.

Semua orang kaget dan langsung menghampiri Rose, "Ngapain pada ngumpul kalian?! Cepat menjauh" ujar guru olahraga yang langsung menghampiri Rose.

Sang guru langsung menggendong Rose untuk membawa nya ke Uks diikuti oleh Jennie.

Sesampainya di uks, Rose langsung di baringkan di kasur uks.

Tak berapa lama Rose telah di cek dan guru itu menunggu meminta penjelasan, "Pak bisakah telepon kedua orang tuanya?" Ujar dokter uks yang memeriksa Rose.

Mendengar itu Jennie langsung panik dan sewot, "Kenapa? Apakah teman saya terluka parah? Apa harus di operasi?" Tanya Jennie.

Dokter itu menggeleng "Ini masalah pribadi, silahkan kamu lanjutkan pelajaran saja"

Sang guru olahraga pun mengangguk setuju, karna ini bukan kepentingan Jennie.

Jennie menghela napas dan berjalan keluar uks dengan lesu karna tidak bisa tau lebih tentang Rose.

Tak berapa lama kedua orang tua Rose datang, "Ada apa ini? Kenapa anak saya bisa pingsan begini?" Tanya suzy dengan kaget saat melihat putrinya terbaring dengan keadaan pingsan.

"Jelaskan dokter ada apa?" Tanya seung gi yang meminta penjelasan.

Dokter itu menghela napas "Saya harap ini bukan hal buruk untuk kalian, dan saya harap juga ini tidak beneran. Tapi sepertinya ia mengalami keram pada perutnya karna sedang mengandung"

Seketika suzy menatap bingung dengan kedua alisnya yang mengkerut, "A-apa apaan ini?!"

"Ya saya memeriksa Rose dan mendapatkan hasil bahwa Rose telah mengandung sekitar 3 minggu kurang lebih"

Suzy lemas dan terduduk di kursi sedangkan seung gi mengusap gusar wajahnya.

"Laki laki bajingan mana yang menghamili kamu Rose.." gumam seung gi.

Dengan keadaan pingsan kedua orang tua Rose membawa Rose untuk kerumah sakit, agar bisa di cek lebih jelas.

Dan hasilnya sama seperti jawaban dokter uks tadi, kini mereka sudah dirumah dengan Rose yang masih tertidur untuk beristirahat.

Suzy dan seung gi meninggalkan Rose untuk beristirahat, sedangkan mereka berdua tengah berdiskusi membicarakan kedepannya.

Mata Rose terbuka pelan dan sadar dirinya bukan ada di sekolah tapi berada di kamarnya sendiri.

Ia terduduk dengan memegang perutnya yang masih sakit, hingga suzy membuka pintu kamar Rose.

"Kamu sudah bangun sayang? Masih sakit?" Tanya suzy dengan lembut.

Tatapan mata suzy yang sayu karna telah menangis terpapang jelas, "Mom? Kenapa?" Tanya Rose.

Suzy duduk di sisi ranjang dan mengusap rambut Rose, "Mau menjelaskan sesuatu pada mommy sayang?" Tanya Suzy.

"Menjelaskan apa?" Tanya Rose yang bingung.

Seung gi yang berada di ambang pintu langsung berucap dengan kasar, "Laki laki mana yang berani menghamilimu?!" Ucapnya dengan tegas dan dingin.

Rose meneguk ludahnya dan kaget juga, "Maksud daddy apaa?!"

Suzy menatap tajam ke arah seung gi dengan tatapannya itu seung gi mengerti bahwa suzy lah yang menjelaskan kepada Rose saja.

Seung gi pergi, suzy melihat Rose dengan tatapan sayu kecewa. "Tadi kamu pingsan dan dokter bilang kamu keram perut karna sedang mengandung kurang lebih 3 minggu.." lirih suzy.

Rose melihat suzy dengan tatapan bingung, "Kamu gatau sayang?" Tanya suzy lagi.

Jelas Rose tidak tau, ia menggelengkan kepalanya langsung.

Suzy menghela napas, "Siapa nak yang melakukan nya?" Tanya suzy.

Rose diam dan dirinya langsung mengingat ke arah Jisoo, dirinya bingung apakah harus jujur atau tidak.

Tapi ia bingung mengapa ia bisa hamil jelas jelas kata Jisoo bahwa mereka sesama wanita walaupun memiliki batang tapi katanya Jisoo tak pernah menghamili irene.

Tapi kenapa saat dengan dirinya malah hamil.

To be continued...

La réponse c'est l'amour <Chaesoo>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang