12

606 45 2
                                    

Tengah malam Jisoo masih belum sadarkan diri, Rose menghela napas dan membuka ponselnya untuk mengabari kedua orang tuanya ia akan menginap dirumah Jennie lagi untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Rose membuka hoodienya yang kini Rose hanya memakai tanktop dengan celana pendek.

Ia mendekat pada Jisoo melihat Jisoo yang keringatan ia berniat untuk mengganti pakaian Jisoo.

Karna menurut dirinya pakaian Jisoo sangat lah gerah, ia segera mencari baju nyaman lalu mulai akan membuka kemeja yang Jisoo kenakan.

Dirinya terhenti melihat ke arah Jisoo yang masih pulas tertidur, "Emang boleh ya?" Gumam Rose, "Boleh lah ya kan sama sama wanita" gumam Rose kembali dengan menggeleng kan kepalanya pelan.

Kancing baju Jisoo mulai dibuka dan memperlihatkan Jisoo yang memakai breastbinder dan langsung melotot saat melihat perut Jisoo yang kotak kotak.

Matanya tak kejap sedikit pun tetapi ia langsung sadar dan segera mengganti baju Jisoo dengan baju nyaman.

Sulit memang apalagi badan Jisoo berat, dan kini ia akan mengganti celana Jisoo.

Celana jeans yang Jisoo pakai mulai Rose buka kancingnya dan ia menurunkan celana Jisoo hingga hanya tersisa celana dalamnya.

Mata Rose kembali melotot melihat tonjolan yang berada di celana Jisoo, dirinya kaget hampir akan pingsan.

Ia langsung buru buru memakaikan Jisoo celana pendek bahan yang nyaman.

Rose terdiam duduk di sisi ranjang, ia masih syok saat melihat tonjolan tadi.

Tapi ia penasaran siapa tau itu cuman tonjolan yang di sumpalkan kapas atau kertas.

Tapi jelas jelas seperti daging, Rose langsung menggeleng mencoba untuk tidak berpikir negative.

Kini ia mulai tidur dengan memeluk Jisoo dari samping.

Hari berlalu dan kini Rose terbangun di waktu subuh, ia meregangkan badannya dan berniat membuat sarapan untuk Jisoo.

Setelah siap sarapannya ia langsung membangunkan Jisoo, "Wake up.." lirih Rose dengan mencium pipi Jisoo.

Jisoo mengerutkan dahinya dan matanya mulai terbuka. Melihat gadis cantik di depannya langsung membuat Jisoo semangat.

Ia langsung menarik Rose dalam pelukannya, "Masih ngantukkk... 5 menit lagi.. eumm.. atau 3 menit deh" gumam Jisoo yang kembali tidur.

Rose tersenyum kecil lalu mencoba berdiri, "Aku harus sekolahh.."

Jisoo berdecak pelan lalu melepas pelukannya "Yasudah aku ingin tidur" Jisoo memunggungi Rose dan kembali tidur.

"YAAA! BANGUN PADAHAL AKU SUDAH SIAPKAN SARAPAN! DASARR UDAH MANA NGILANG SEMALEM!" Ujar Rose dengan kesal.

Jisoo langsung terkesiap dan bangun dari kasurnya , ia melihat Rose sudah siap dengan sapu yang akan memukul Jisoo.

Pada akhirnya Jisoo langsung menyerbu Rose dan menggendong gadis itu seperti maling sedang membawa barang curiannya.

"Waah apakah ini buatanmu?" Tanya Jisoo yang menurunkan Rose ke lantai dan langsung duduk di kursi.

Tapi seketika ia sadar dan langsung melihat ke arah Rose, "ROSE?!"

"MWOO? APA??" Jawab Rose kaget yang langsung berlari mendekat ke arah Jisoo.

"K-kkamu? Yang ganti baju aku?!"

"Iya kenapa memangnya?" Tanya Rose dengan santay walaupun jantungnya dag dig dug.

"K-kamu melihat sesuatu?" Tanya Jisoo lagi yang masih dengan ekspresi kaget.

"A-ahh? I-ituu emm lihat.." jawab Rose dengan gugup.

Jisoo langsung lemas dan menutup mukanya dengan kedua tangan, ia malu sangat malu hingga wajah dan kupingnya memerah.

"M-memangnya kenapa? Lagian kamu juga udah lihat punyaku kan?" Tanya Rose yang masih terdiam.

Jisoo menghela napas dan mengangguk lalu melanjutkan makannya, ia tak mau membahas lebih lanjut.

Setelah selesai sarapan segera Rose mandi dan bersiap siap untuk sekolah lagi sedsngkan Jisoo siap untuk pergi kerja.

Rose terdiam dengan mengusap rambut Jisoo yang tengah memakaikan Rose sepatu.

"Ka.. apakah hubungan ini sehat?" Tanya Rose tiba tiba.

Mata Jisoo melirik Rose sekilas ia terdiam dan melanjutkan mengikat tali sepatu Rose. "Sudah beres" Jisoo berdiri dan mengambil topi lalu ia mengenakan topi tersebut.

Rose menahan lengan Jisoo membuat Jisoo melihat Rose, "Katakan jika hubungan kita adalah hubungan yang sehat.."

Jisoo menghela napas ia tak ingin berdebat dengan gadis ini, tapi karna tatapan Rose yang memaksa dirinya. "Sudah kubilang jangan pernah mencintaiku kamu akan menyesal".

Segera Jisoo menaiki motornya, "Naik. Aku akan antar kamu ke sekolah"

Tanpa banyak bicara Rose menaiki motor Jisoo, tangannya terulur memegang pinggang Jisoo.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah Rose turun ia melihat ke arah Jisoo dengan diam, "Aku akan menjemputmu nanti pulang" tanpa Rose berucap apapun Jisoo menggeber motornya sangat kencang.

Rose menghela napas ia berpikir kembalu perkataan yang ia lontarkan tadi adalah kesalahan.

Awal yang berani mencintai Jisoo adalah dirinya, Jisoo pernah memperingatkan tapi dirinya tetap mencintai jisoo.

Dirinya berjalan dengan lesu, pikiran nya melantur kemana mana, "Pagi manis..." ujar seseorang dengan merangkul Rose.

Rose menatap jengah ke arah pria tersebut, tentunya Jaehyun. "Sedang bertengkar dengan Jisoo? Haha kamu ga akan pernah bahagia sama dia, bangun masa depan bersamaku saja lebih bahagia cantik"

Dengan tenaga yang kuat karna memendam emosi ia mendorong Jaehyun hingga Jaehyun menjauh, "Jangan ganggu aku!"

"Ayolaahh! Aku sangat mencintaimu Rose!" Gertak Jaehyun dengan rahang yang sudah mengeras.

"YAAAA!" Teriak seseorang yang langsung memukul kepala Jaehyun.

"Jangan ganggu Rose!" Orang itu menatap tajam .

"Cihh apa urusannya denganmu Jennie?" Tanya Jaehyun mengejek.

Jennie memukul perut Jaehyun dan menatap dengan tajam, "Yaaa! aku teman dia!"

Jaehyun memutar bola matanya "Call me bb!" Setelah berucap begitu Jaehyun langsung pergi.

"Kok lesu banget?" Tanya Jennie melihat Rose yang lemas tak ada semangat.

Tidak seperti biasanya.

To be continued...

La réponse c'est l'amour <Chaesoo>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang