11

828 48 1
                                    

Rose duduk di bangku nya menunggu Jennie datang sekolah , memang sering sekali Jennie datang saat bel sudah hampir berbunyi.

Yang jantungan karna itu adalah Rose, sedangkan Jennie santay aja seperti tidak ada beban dan dosa.

"Weeey!" Jennie masuk kelas dengan heboh membuat semua menengok, "Seloww dong pada sinis bett"

Jennie duduk di samping Rose dan menyapa gadis itu, "Pagii Rose! Bagaimana harimu?" Tanya Jennie.

Rose menceritakan beberapa hari terakhir saat ia bersama Jisoo, mendengar rose yang mulai membaik membuat Jennie senang.

"Kalo gitu lo harus traktir gw!" Ujar Jennie.

Di sisi lain Jisoo mendatangi sebuah gedung tua, ia membuka pintu masuk tersebut. Kosong, tak ada apa apa disana.

Jisoo berjalan menuju sebuah setumpukan tong lalu ia menyingkirkannya dan melihat pintu bawah tanah disana.

Tangan Jisoo meraih pintu tersebut lalu membukanya, terlihat ruang bawah tanah disana.

Ia mulai menuruni anak tangga dan saat ia sampai pada tujuannya, dirinya langsung di todong oleh senjata.

Jisoo melihat dengan datar lalu berjalan menuju seseorang yang tengah terduduk di depan kursi bar.

Ini bukan seperti basement melainkan seperti hotel dibawah tanah , karna bukan hanya bar yang megah.

Ada tempat untuk karaoke, bermain kartu, dan benerapa game kasino.

Dan beberapa kamar VIP yang bisa di masuki oleh petinggi, seperti tikus berdasi mungkin?.

Orang itu berbalik arah saat mendengar langkah kaki Jisoo, melihat Jisoo yang di todong segera pria itu mengangkat tangannya lalu menurunkan tangannya.

Seketika 2 orang yang menodong Jisoo senjata tadi langsung menurunkan senjatanya dan kembali pada posisinya berjaga tadi.

Pria itu tersenyum lebar lalu berdiri dan merangkul Jisoo, "Selamat datang nona Jisoo!" Sambutnya dengan senyum lebar.

Jisoo memutar bola matanya, "Jangan panggil gua nona."

Pria itu tersenyum miring, "Baiklah Jisoo. Benar kan? Hahahaha" pria itu tertawa sembari merangkul Jisoo membawa Jisoo untuk duduk di kursi bar.

Kini Jisoo mengikuti ia dan duduk di kursi bar tepat di samping pria itu.

Jisoo melihat pria itu, pria itu seperti blasteran bule dan arab.

Jisoo melihat pria itu, pria itu seperti blasteran bule dan arab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*cuman tokoh.

"Minum lah dulu" pria itu menyodorkan segelas minuman mahal yang langsung Jisoo ambil.

Kapan lagi bisa minum minuman mahal benarkan? "Lo om burhan?" Tanya Jisoo sehabis menegak 1 gelas minuman.

"Haha itu panggilan ku, nama asliku Danuel. Orang-orang sering panggil aku burhan karna aku brewokan hahaha" tawa danuel yang menurut Jisoo garing sekali.

"Terus apa yang mau lo antar?" Tanya Jisoo yang kembali mengisi minumannya.

Ia akan meminum sebanyak banyaknya, "Sebuah ganja. Pelan-pelan saja minumnya, kamu boleh datang kesini kapan saja" ujar danuel dengan senyumnya yang lebar.

Jisoo akui pria ini sangat murah senyum, "Apakah pengirimannya jauh?" Tanya Jisoo yang terus terus an mengisi gelasnya yang selalu kosong diminum.

"Cukup jauh dan berbahaya, tapi ku jamin biaya nya setimpal tetapi pengiriman ini masih sekitar 3 minggu lagi"ujar danuel yang ikut minum juga. "Ini pengiriman ke sebuah pusat latihan tempur." Ia melihat Jisoo dengan serius

Jisoo berpikir sejenak, dirinya bingung. Tapi ia kembali menghela napas, "Baiklah"

Mendengar itu danuel tersenyum lagi dan mengangkat gelasnya dengan Jisoo yang ikut mengangkat gelasnya dan...

Cringg...

Mereka mendekatkan kedua kelas mereka sehingga bunyi dan danuel kembali minum.

Hari ini Jisoo puas sekali bermain di basement danuel, karna ia bermian banyak permainan seperti bilyar, dan kasino tentunya.

Jika ini sebuah tempat bermain berarti Jisoo adalah anak anak yang sedang bermain di tempat ini.

Waktu berjalan hingga kini malam kembali tiba, Rose sedari tadi mencoba menelepon Jisoo tetapi Jisoo tak mengangkat teleponnya.

"Ck! Benar benarrr inii orang!" Gerutu Rose sembari bolak balik di kamarnya sendiri seperti cacing kepanasan tidak mau diam.

Drrtttt...

Telepon Rose berbunyi dengan cepat gadis itu mengangkat nya, "YAAA! BISAKAH JANGAN MENGHILANG BEGITU SAJA?!!! AISHH SHIBALL SEKIYAAA!"

"R-rose..."

Mendengar suara Jisoo yang begitu dalam dan pelan membuat Rose kaget dan tiba tiba khawatir, "Waeyoo?! KENAPAAA KAAA? KAKA DIRAMPOKK???"

"R...ro..see..."

Tiba tiba telepon mati membuat Rose langsung bangun dari kasurnya dan segera mengambil hoodie dan bergegas pergi tanpa izin dari orang tuanya.

Rose menancapkan gas mobilnya.

Sesampainya dirumah Jisoo ia langsung membuka pintu itu dengan kunci cadangan dan terlihat Jisoo tengah tertidur di sofa.

Napas Rose lega saat melihat Jisoo baik baik saja, ia mendekati Jisoo dan mengusap wajah Jisoo.

Mata Jisoo terbuka lalu kembali tertidur, "Bau apa ini? Tidak seperti biasanya" ujar Rose yang menyadari bahwa Jisoo sangat bau menyengat yang membuat hidungnya tidak nyaman.

Ia segera menelepon kakak nya, yang sekaligus dokter. Namanya lily, ia bisa jadi kakak rose karna Rose bertemu dirinya saat ia pertama kali kembali dan malah menjadi kakak nya sekarang.

Seampainya lily dirumah Jisoo ia langsung mengecek suhu tubuh Jisoo, "Bau alkohol.." lirih lily yang membuka mata Jisoo yang memerah.

"Rose bantu aku bawa dia ke kamar" dengan anggukan rose membantu lily membawa Jisoo kekamar.

Setelah mengecek beberapa tes pada Jisoo ia melirik Rose, "Pacarmu?" Tanya lily dengan tiba tiba.

"Ah? Ahahaha b-bukan!" Rose kaget dan langsung menyangkal pertanyaan lily tadi.

"Ngaku saja! Dasar! Berani beraninya kamu pacaran sama wanita!" Lily menggebuk gebuk Rose dengan tatapan amarah.

"Yaaakk! Memang apa salahnya?" Tanya Rose.

"AISHH! BODOHHH! Ini ga normal Rose!"

"Tapi cinta aku kedia itu normal kok kak, ni yaa kalo aju dicium dia pasti jantung aku deg deg an atau ga aku di tatap dia aja aku udah pingsan" ucap Rose dengan manyun manyun.

Lily menghela napas lalu memukul Rose kembali "Orang tuamu tau?"

Rose langsung menggeleng, "Iihhh udah sihh ini ka Jisoo kenapa ya?"

"Huhh.. dia habis minum minuman yang kadar alkohol nya tinggi, ntahlah apakah dia kuat atau tidak. Mungkin dia mati" ujar lily dengan santay.

Mata Rose berkaca kaca lalu memeluk Jisoo, "huhuuu kaa padahal kita belum nikaahh!! Jangan tinggalin aku"

Plaakkk...

Lily langsung menepak kepala Rose tanpa dosa "Yaa! Baguslah dia mati jadi kamu nikah sama cowo!"

"Ihh galakkk" Rose cemberut.

"Kamu jangan macam macam ya! Atau cepat udahi hubungan ga sehat ini!" Lily pergi keluar tanpa bicara apapun.

Rose tak berniat mengejarnya karna yang lebih penting sekarang adalah Jisoo.

To be continued...

La réponse c'est l'amour <Chaesoo>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang