"U-Uhmm..Aku ke-ke toilet sebentar unnie." Kata Karina lalu meninggalkan Jisoo yang kebingungan.
"Ada apa dengannya?" Saat berjalan masuk, air mata mengalir dari matanya. Irene melihatnya, jadi Irene mengikutinya ke kamar kecil.
"Karina!" panggil Irene. Mereka berdua memasuki kamar kecil.
“Karina ada apa?” tanya Irene pada adiknya sambil mendekatinya. Karina menatapnya.
"Unnie..aku membunuhnya.."
"Siapa?"
"Mantan Jisoo unnie! Aku membunuhnya!" Teriak Karina. Irene memeluknya.
Dia sudah mengetahuinya.
“Apa yang harus aku lakukan, unnie? Bagaimana jika dia mengetahuinya?” Irene menjalankan tangannya melalui rambutnya.
"Jangan khawatir, oke? Dia tidak akan pernah tahu. Rahasia itu.. dia tidak akan mengetahuinya." Bisiknya.
"Bagaimana kamu bisa tahu?"
"Aku melihat dompet Jisoo unnie, lalu aku mencari informasi tentang pemiliknya, lalu aku menemukannya dengan seorang gadis. Yang akhirnya, Hirai Momo itu. Ini semua tidak mungkin hanya kebetulan dan aku cukup yakin itu dia."
"Kamu lebih baik istirahat. Bibi di sana, istirahat di rumah mereka dulu. Aku akan menjemputmu di sana." Karina mengangguk. Mereka keluar, untuk menemui bibinya.
"Bibi, bisakah kamu membawanya pulang dulu? Aku akan menjemputnya di sana. Dia sedang tidak enak badan," kata Irene.
"Tentu."
"Terima kasih." Karina berjalan dengan bibinya, dan Jisoo melihat mereka saat dia berjalan masuk.
"Hei Karina kenapa kamu pulang?" Tanyanya tapi Karina hanya mengabaikannya dan terus berjalan. Jisoo menuju ke Irene.
"Mengapa Karina pergi?" Dia bertanya padanya.
"Uhm dia sedang tidak enak badan." Irene beralasan.
“Oh iya makanya dia tiba-tiba meninggalkanku tadi. Pokoknya kita selesaikan saja pestanya, lalu kamu bisa pulang. Di mana kita akan menjemputnya?" tanya Jisoo.
"T-Tidak perlu, aku yang menjemputnya, kita bisa pulang sendiri." Kata Irene. Jisoo mengangguk.
"Oke. Apapun yang kamu mau."
_________
Jisoo ada di kantor sekarang, hal yang tidak biasa adalah Irene bukan yang pertama datang. Sebagian besar waktu dia adalah yang pertama di sini. Kemudian dia menerima pesan.
Dari: Renerene
Aku akan terlambat, aku masih mengawasi Karina, dia sedang tidak enak badan jadi dia membutuhkanku. Aku akan lembur nanti.
Untuk: Renerene
Tidak apa-apa, luangkan waktumu. Aku akan menunggumu. Berhati-hatilah kalian semua disana. Aku mencintaimu.
Jisoo mematikan teleponnya saat dia fokus pada pekerjaannya seketika seseorang mengetuk pintu.
"Ahjumma tolong bukakan pintu untukku."
"Tentu. "Asistennya berjalan di pintu membukanya.
"Halo Jisoo." Dia mendongak, tahu siapa orang itu.
"Sunmi. Bagaimana kamu masuk ke sekolahku?"
"Katakanlah pengawalmu terlalu bodoh. Kamu harus mengganti mereka."
"Apa yang kamu inginkan? Kenapa kamu ada di sini?" tanya Jisoo.
"Orang tuaku pergi ke sini di Seoul jadi aku mengunjungimu."
"Bisakah kamu langsung ke intinya? Aku tidak suka membuang-buang waktu." Kata Jisoo.
"Mudah. Ini untukmu juga, itulah mengapa aku di sini."
"Untukku?"
"Ya." Sunmi mengambil polaroid dari dompetnya, menaruhnya di meja Jisoo.
"Butuh beberapa saat untuk menemukannya, tapi untungnya aku masih menyimpannya." Jisoo mendapatkannya, itu Karina di luar mobil.
"Apa kamu merasa tidak asing dengan mobilnya?"
"Apa ini?"
"Serius. Itu mobil yang membunuh pacar pertamamu duhh."
"Dan mengapa Karina ada di sini?"
"Sederhana! Karena dia yang mengemudikan mobil itu di hari Momo meninggal." Jisoo berdiri.
"Jangan pernah berbohong padaku, Sunmi." Kata Jisoo, menatapnya tajam. Sunmi tertawa kecil.
"Tenang, Jisoo. Kenapa kamu tidak bertanya pacarmu? Atau Karina sendiri." Katanya sambil menyeringai.
"Tinggalkan kantorku sebelum aku bisa membunuhmu."
"Oke, oke," kata Sunmi, menyeringai sambil berjalan pergi. Jisoo sangat bingung.
"Jangan percaya padanya. Mungkin dia hanya ingin mengacau denganmu," kata asistennya. Dia sedang menatap polaroid.
“Entahlah, ahjumma. Kita tunggu sampai Irene datang.” Tak lama kemudian Irene datang.
"Maaf aku terlambat." Irene meminta maaf. Jisoo menatap lurus ke matanya.
"Irene, apa itu benar?"
"Apa?" Jisoo menunjukkan polaroidnya.
"Benarkah Karina.. ada di balik kematian Momo?" Tanyanya. Irene tidak berbicara, dia tidak menyangka Jisoo akan mengetahuinya secepat ini. Jisoo menghampirinya, memegang kedua lengannya.
"Katakan padaku, Irene! Pikiranku sangat penuh, tolong katakan yang sebenarnya!"
"Y-Ya. Itu benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (JIRENE) ✅
Fiksi PenggemarTHIS STORY IS NOT MINE, THIS STORY ABSOLUTELY BELONGS TO THE AUTHOR @JisooOnTop/AUTHOR I ONLY TRANSLATE BACK FROM ENGLISH TO INDONESIAN. "Saya takut dengan semua orang. Tapi, kemudian kamu datang, mengubah hidupku sepenuhnya." Kim Jisoo, seorang in...