02. Perlahan Lepaskan

125 7 0
                                    

Chapter 02: Perlahan Lepaskan

......
HAPPY READING CHOCO!

.......


NGITTTT
Suara decitan pintu yang lama itu terdengar sangat jelas. Zayyan menaruh nampan nya dinarkas lalu menghidupkan saklar lampu disampingnya.

"RENJAAA"

Teriak Zayyan dengan lantang. Cowok itu melihat dengan jelas sosok yang ia cari tergeletak lemas diatas matras. Dengan cepat cowok itu meraih tubuh ringkih cewek itu.

"DEKK!?? Bangun," Panik Zayyan sembari menampar kecil pipi Renja untuk menyadarkan nya.

"Bi, tolong cepat hubungi ambulance, Renja pingsan," Teriak Zayyan memanggil Bi Nila--Asisten Rumah nya itu.

"Baik tuan," Dengan cepat, Bi Nila meraih benda pipih yang berada di kantongnya itu dan dengan cepat mengetik beberapa angka.

Lima belas menit lamanya Zayyan berdiri didepan gerbangnya itu. Di bantu oleh Bi Nila, cowok itu sudah menggendong adiknya sedari tadi.

"Tangan non dingin banget," Ucap Bi Nila lalu mengusap-usap tangan Renja memberi kehangatan. "Andai Pak Rakha disini juga ya tuan."

💫

Sinar lampu yang cukup silau menerangi kedua netra yang masih enggan untuk tersadar.

"Kak Rakha....." Sayup-sayup terdengar suara parau kepemilikan cewek dengan tampang polos itu. Wajahnya yang pucat, dan juga senyum yang tidak seperti dahulu lagi.

Zayyan meraup tangan Renja, perlahan air mata mengalir dari kedua pipi kecil milik Renja.

"Harus dengan cara apa lagi, dek?" tutur Zayyan. "Abang bisa kabulin semua yang adek mau, kalau Rakha gw belum bisa."

Seorang dokter hadir ditengah  berkabutnya pikiran Zayyan itu.

"Pasien mengalami kelelahan dan maag nya kambuh. Pasien harus dirawat inap selama beberapa hari di sini, setelah kondisi nya pulih pasien boleh pulang," Jelas dokter itu kepada Zayyan.

Zayyan hanya bisa mengangguk tanda mengerti. Kemudian ia mengarahkan pandangannya kearah adiknya.

"Mau nggak mau, gw bakal berusaha hapus semua kenangan itu Ren."

💫

Rumah sakit pukul delapan malam.

Setelah selesai merapikan alat makan adiknya itu, Zayyan menelusuri lorong rumah sakit untuk sekedar berjalan-jalan.

"Bau yang selama ini gw benci," Cicit Zayyan pelan.

Drrttt
Getaran dari benda pipih itu membuat Zayyan dengan segera mengeluarkannya dari saku.

Melihat nama yang tertera itu, membuat hati Zayyan sedikit takut untuk menjawabnya.

"Nak Zayyan, apa kabar? Ini bunda. Gimana kabar Renja? Maaf bunda nggak bisa dateng ke pernikahan nya bunda banyak pekerjaan. Tolong sampaikan salam bunda buat nak Rakha dan Renja, jaga mereka berdua ya Zay, kamu sebagai kakak harus melindungi Renja walaupun dia sudah menikah," Suara itu terdengar dari sebrang telepon, suara itu terdengar sangat lembut. Itu adalah Bunda dari Zayyan dan Renja. Bunda nya itu bekerja diluar negeri semenjak ayah mereka meninggal dunia.

RebastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang