36. Tulus mencintaimu.

45 3 0
                                    

36. Tulus mencintaimu

.......

"So? Aku bisa percaya ini?"

"Maaf, bener-bener maaf."

"Sudahlah, wajah kmu merah. Sini peluk..." Renja merentangkan tangannya seolah mengisyaratkan agar Bastian masuk kedalamnya.

Mereka berpelukan seolah meluapkan semua emosi yang ditahannya selama ini. Renja mencoba menahan air matanya, tetapi itu mengalir deras saat ini. Emosi, amarah yang ditahan selama ini semua dituangkan agar membuatnya membaik.

"Pulang yuk?" Bastian mencoba melepas pelukannya.

"Hemm, makasi bas, sekali lagi."

"Anything for u, disini aku yang salah. So, aku punya banyak penyesalan."

Renja dan Bastian pergi ketempat peristirahatan mendiang kakaknya, alias Rakha.

"Kak, Renja disini." Gadis itu menabur bunga yang ia bawa.

Lelaki yang disampingnya, alias adiknya sendiri. Huhh, tidak tau harus berkata apalagi.

"Kamu gamau bilang sesuatu gitu? Rakha pasti udah nungguin daritadi."

"Gatau. Intinya aku cuman mau bilang terima kasih. Kalau ga ada dia ga mungkin kita seperti ini."

"Dan?"

"I really miss you, Rakha. Tenang disana. Renja aman disini selama denganku."

Renja awalnya tidak menduga Bastian yang kaku seperti ranting itu ternyata bisa selembut ini.

Siapa mengira, tidak ada.

Entah apa yang merasuki nya saat itu.

Sekiranya saat itu cuaca berubah menjadi mendung, perlahan rintikan hujan turun. Alam semesta ikut merasakan kesedihan mereka.

Hancur.
Rindu.

Itulah yang mereka rasakan dari sana.

Ditengah derasnya hujan itu, mereka berdua berdiam diri cukup lama. Hening. Benar-benar hening. Bastian mengusap batu nisan bertuliskan nama Emillian Rakha Bintara.

"Bang, gw janji. Janji ga bakal ninggalin renja sekalipun itu. Maka dari itu beristirahat yang tenang disana." Bastian akhirnya bersuara, pundak nya kembali bergetar hebat.

Tangannya yang halus itu berhasil menggenggam tangan kekar milik seorang Bastian. Sungguh, Renja memiliki rasa sayang yang sangat tinggi terhadap seorang Bastian. Meski dihancurkan berkali-kali ia tidak akan pernah rela meninggalkan lelaki itu sendirian.

.........

Waktu demi waktu berjalan, musim demi musim dilewati. Musim gugur. Musim yang ditunggu-tunggu olehnya.

Karena apa?

Karena ini adalah hari kelulusannya. Tepatnya ditanggal 24 Desember 2022.

Suara bergelar disatu ruangan itu. Lelaki dengan kemeja coklat itu, dengan rangkaian bunga tulip pink ditanggannya, duduk di kursi pendamping.

"Renjania Sharadiva silahkan naik ke panggung." Beriringan dengan tepuk tangan memenuhi seisi ruangan. Lelaki itu merekamnya dengan ponsel yang dibawanya.

Renja gugup, segugup-gugupnya. Namun ia memandangi lelaki itu, lelaki yang mendampinginya selama ini, Bastian. Renja melawan rasa gugupnya. Para juri menyerahkan sertifikat kepadanya, lalu diberilah ia waktu untuk berpidato pendek.

"Terima kasih sebelumnya atas waktu yang diberikan"

Huhh, ia menghela nafas pelan lalu melanjutkan pidato nya.

RebastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang