💫 Episode 4_

372 30 4
                                    


...


Sekarang Jeno sudah bisa bebas dari jadwal pemotretan, syuting iklan, dan sebagainya.

Ia tak mau mengikuti jejak sang ibu, ia hanya mau mengikuti apa yang ia mau dan yang ia lakukan dengan dirinya sendiri tanpa ada yang mengatur keinginannya.

"Mba, kalo nanti ibu tahu. Aku yang bakalan belain mba jadi, jangan takut sama ibu hanya karena ancaman pecat dari pekerjaan mba" jelas Jeno yang sedikit khawatir pada Tia.

"Iya, Jen. Sudah sana masuk nanti telat upacaranya." Usirnya dengan halus.

"Iyaa mba"

"Belajar ya rajin ya Jen, nanti mba jemput kamu pulang" dengan tersenyum simpul.

"Okey mba, hati-hati dijalan mba" dengan Tia membalas dengan tersenyum dan melambaikan tangan.

Mobil pun melaju dengan kecepatan rata-rata dengan menjauh dari area sekolah Jeno, sementara Jeno masih di depan gerbang dengan melihat mobil Tia yang mulai menjauh setelah itu ia pergi masuk ke sekolahnya dengan berjalan melewati murid-murid yang baru berdatangan.

Disusul oleh motor hitam dengan Jisung yang berada di jok belakang, Jeno sudah pastikan bahwa yang membawa motor itu tidak lain adalah Jaemin sendiri.

Ia hanya bisa melihat Jisung selalu bersama setiap saat bersama Jaemin, entahlah Jeno sebenarnya ingin seperti Jaemin yang selalu berada di sekitar Jisung namun hanya memandangi seorang Jisung dari kejauhan saja.

Jika dibilang Jeno menyukai adik kelas seperti Jisung memang iya.

Meski begitu Jeno mengerti tentang perasaan dan rasa sukanya terhadap Jisung, meskipun Jeno sendiri sudah cukup famous di sekolah Neosantara ini, bukan berita baru lagi jika Jeno banyak yang mengagumi dirinya termasuk para kaum wanita atau uke manis.

Namun rasa sukanya hanya pada Jisung saja

Tapi Jaemin pun juga sangat cukup famous meski ia tak pernah mengambil atau memakan pemberian dari pengagumnya.

Balik ke Jeno yang masih menatap Jisung dan Jaemin di parkiran motor setelahnya ia pergi sebelum diketahui oleh mereka berdua.

Sementara dengan Jaemin dan Jisung diparkiran.

"Woy, kalo mau jadi pembalap MotoGP jangan bawa-bawa gua njir" dengan mengatur nafasnya yang tersengal-sengal gegara dibawa ngebut.

"..."

"Lu itu kalo punya dendam ama gua bilang Jamaludin. Kesel ma gua? Ngomong jangan diem aje!" Emosinya yang mengajak Jaemin berbicara namun tak ditanggapi.

"..."

"Wah! Beneran mau jadi si bisu. Ngomong! Tadi tuh gua udah mau mati gegara lu bawa motor ugal-ugalan"

Tetap sama, hanya diam dan mendengar ocehan yang sudah dipastikan akan mengomel.

"Serahlah ya njir, gua mau ke kelas duluan byeee dan seterusnya gua ga bakalan mau bareng ama lu lagi. Dan gua bakal bilang ke ayah ga usah lagi pantau gua pake manusia patung kea yang ono!" Ocehnya dengan menjauh dari parkiran.

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jisung yang sudah kesal dan muak seperti itu membuat bibirnya terangkat melukis senyuman yang legend.

📸📸

Sinar lampu kamera handphone pun  menyadarkan Jaemin dari lamunannya berubah dengan datar dan menahan kesal dengan pemuda di depannya ini.

"Gila-gilaa! Ini legend sih, ya kaga ric." Dengan melihat hasil jepretan kamera.

"Wih, cakep juga buat bahan cuan sun. Mayan ege dijual ke pengagumnya kan banyak kita jual lumayan buat makan sebulan sun" dengan mata berbinar-binar menghitung jumlah foto yang akan dijual.

"Udah ngobrolnya? Hapus! hapus poto itu gua bakalan beliin makan kalian 2 bulan full jadi, ga usah nyebar-nyebar poto gua selain dibolehkan" dengan mendekati mereka.

"Wahh, deal sih Jaem gua mah!!" Dengan kegirangan ia setuju dengan tutur Jaemin.

"Iya Jaem gua dah hapus, deal ya beliin kita makan"

"Coba gua cek dulu, lu pada kan suka nipu orang" dengan mengambil handphone Sunwoo.

"Iyain deh biar palli. Kaga percayaan amat ama kawan sendiri herman!" timpal Eric.

"Iyee, percaya"

"Nah, gitu dong percayaan jadi human tuh. Eh- Jaem, Minggu depan lu kan yang pimpin tim basket buat turnamen?" Imbuh Sunwoo yang termasuk anggota tim basket.

"Iyaa, tapi kalo gua ga bisa ya digantiin sama si seleb, gua mah ga masalah selagi bisa menangin turnamen itu" jawab Jaemin dengan berjalan santai menuju kelas bersama mereka berdua.

"Tapi kata anak-anak si Jeno emang se-jago itu Jaem, napa ga duel aja lu ma dia??" Timpal Eric lagi yang sebagai anggota cadangan tim basket.

"Terus? Gua harus iyain saran lu buat duel bareng dia gitu??? gua ga ada waktu buat duel sama siapapun!"

"Kalian bertiga mau slowmotion terus di depan pintu?" Ujarnya tiba-tiba membuat mereka menoleh ke sumber suara. "Coba deh, lu pada noleh ke belakang" dengan memberitahu, mereka pun reflek menoleh.

Maksud dari ketua kelas memberitahu mereka bahwa yang ternyata dibelakang mereka adalah...

Bu Yeni, beliau tersenyum menatap mereka bertiga dengan bersekedap dada sembari tangan kanannya memegangi penggaris kayu yang tak begitu panjang.

"Duduk ditempatnya sebelum saya marah!" Ujarnya dengan menekan kalimat yang dilontarkannya.

Mereka bertiga pun langsung berlari ke kursi masing-masing, dan di lanjut ketua memberi salam kepada Bu Yeni dengan serentak satu kelas memberi salam.

Selang beberapa menit kemudian, waktu istirahat pun tiba dan Jisung yang masih terlihat kesal melihat wajah Jaemin masih terpampang di depannya membuat ia malas melihat Jaemin.

Dengan pergi begitu saja dengan temannya yang menyusul langkah Jisung pergi dari kelas.

Sunwoo dan Eric hanya melirik Jisung pergi begitu saja yang seharusnya ada tambahan drama di setiap Jisung ingin pergi.

"Lah, itu ayangnya napa ga di kejar bro!? Why bro? Ada problem kah?" Ujar Sunwoo yang membuat Jaemin memberi tatapan datar padanya.

"Lah hooh, napa dah brader? kalo punya masalah dalam rumah tangga tuh diomongin baik-baik dulu kan bisa?" Sahut  Eric dengan Sunwoo mengangguk-angguk kecil tanda memg-iya-kan ucapan Eric.

"Belum gua hantem pala lu ya ric!" Dengan aura kesalnya yang sudah siap menghantam dua anoa didepannya.

"Lu bertiga ribut mulu, mending ributnya di boxing aja dh biar seru" sarannya yang tiba-tiba muncul.

"Njir lu dower, kaget gua! kirain gua jelemaan makhluk yang muncul" celetuk Eric yang pura-pura terkejut.

"Hayuk lah kita ribut njem!! Hayukk kadieu sia!!!" Ancang-ancangnya.

"Udah-udah, napa lu jadi ikutan ribut. Jaem, kita di panggil pak Agung sama coach Indra ke lapangan" serunya dengan memberitahu pada Jaemin untuk ke lapangan.

"Oh gitu. Semua, ayo segera ke lapangan!" Ajaknya dengan mengeluarkan sifat pimpinan tim basket yang bisa diandalkan.

--oo0O0oo--


To be continued...

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang