💫 Episode 10_

186 19 8
                                    


...

Jisung yang siap-siap untuk pulang setelah memasukkan semua buku dan alat tulisnya, lalu setelah itu ia beranjak dari kursi kelas yang sekarang suasananya hampir sepi karena beberapa yang lain sudah berlalu pergi.

"Hai ji, kamu sekarang mau langsung pulang apa ikut kita?" Ujar Renjun bertanya pada Jisung.

"Oh, aku mau langsung pulang aja. Maaf ya, mungkin lain kali kita pergi." Jawab Jisung yang memang sudah terlihat letih.

"Ya sudah, tak apa. Kita tidak memaksa kamu harus ikut ji, aku, echan dan Chenle duluan ya! Hati-hati dijalan bayi~ " ujar Renjun dengan menarik kedua temannya itu di kiri-kanannya.

Jisung hanya tersenyum kecil melihat mereka. "Iyaa, hati-hati juga!" Balasnya dengan berjalan belok ke tangga menuju lantai atas.

Namun tak lama. "Loh, mau pulang? Tapi gua lagi ga bisa, lain kali aja." Ucap Jaemin yang berpapasan dengan Jisung lalu pergi dengan terburu-buru.

Jisung hanya berkerut kening melihat kepergian Jaemin. "Dih, siapa juga yang mau pulang bareng sama setan. Ke-geer-annya udah tingkat dewa nih, makanya begitu. Dasar setan." Monolognya dengan melanjutkan berjalan keatas.

Sedangkan Jaemin yang sudah di lantai dasar pun menoleh ke belakangnya mungkin saja Jisung mengejarnya untuk mengantarkannya pulang, namun ternyata dugaannya sangat salah. Jisung tidak ada dan belum turun dari lantai atas.

Seketika Jaemin berdecak kesal lalu berlalu pergi dari sana, pergi ke tempat yang lain berada sekarang. Tempat latihan basket yang biasa untuk tempat tongkrongan anak-anak Grassy Neos— nama tim basket kebanggaan Neosantara.

Sementara Jisung, ia dengan melangkah pelan menuju kelas Jeno.

Yaa, dari setelah bertemu dengan Jeno. Mereka saling menukar nomor kontak dan id line juga seperti.

Saat di jam istirahat siang tadi, Jisung menerima pesan di ponsel yang bercase hamster lucu itu yang bergetar menerima pesan baru.

Setelah membaca pesan tersebut, Jisung bergegas menuju kantin dengan tak lupa memesan makanan dan membawanya ke meja dimana Jeno berada.

Sekarang Jisung hanya bisa menunggu di depan kelas Jeno, karena terdengar masih ada suara guru di dalam kelas.

Setelah tiga menit Jisung menunggu, tak lama suara para murid di dalam kelas bersuara serentak dan terdengar suara gaduh riuh di dalam dengan pintu kelas terbuka menampakan guru bidang mathematics dengan wajah yang khas judes dan galak itu membuat Jisung melempar senyum kikuk pada guru tersebut.

"Loh, kamu ngapain disini? Nungguin siapa ji?" Tanyanya dengan tersenyum membuat wajah galak yang seperti tadi menghilang.

"Eh, itu anu pak, saya cuma nungguin kak Jeno hehe." Balasnya dengan tertawa canggung.

"Ji—"

"Saudara apa adik Jen? Baru kali ini anak 11c ke lantai atas." Ujar pak guru tersebut yang dikenal pak Johan.

"Oh, bukan pak. Kebetulan kita tetanggaan pak." Balas Jisung.

"Oh, gitu. Saya duluan ya. Hey, kalian! Jangan singgah dimana-mana setelah pulang sekolah, pulang ke rumah masing-masing." Ujarnya tegas pada beberapa anak-anak di depannya.

"Loh pak, kita cuma main doang. Engga ngapa-ngapain juga pak." Balas salah satu teman Jeno.

"Halah, alesan aja kamu itu." Ujarnya dengan mengeret dua muridnya dengan kedua lengannya.

"Aduuh, pak ampuun."

"Lepas dong pak, sakit nih leher sayaa. Pak!"

Jeno dan Jisung hanya menontoni saja, lalu tak lama mereka saling menatap satu sama lain membuat sekitarnya terasa hening.

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang