💫 Episode 21_

138 20 2
                                    


...

Di pagi harinya Dayita, si gadis tomboy tersebut tengah bersiap untuk berangkat sekolah dengan berangkat bersama Tia.

"Kamu gapapa kita ditinggal Jen?" Kata Tia khawatir pada Jeno yang akan ditinggal sendiri di apartemennya.

"Gapapa mbak, udah mbak sama Aya berangkat aja. Jeno baik-baik aja ditinggal kan udah biasa ditinggal sendirian kok." Balas Jeno dengan tersenyum manis pada Tia.

Tia malah mencelos rasanya di hati mendengar tuturan Jeno. "Mbak pulangnya agak sorean, tapi nanti Aya bakalan pulang cepet Jen jadi, kamu sama Aya nanti." Ujarnya menjelaskan jam pulangnya.

"Iya mbak, it's okey." Balas Jeno dengan yakin.

"Ini mau berangkat jam berapa sih!" Pekik Aya dari depan.

"Sana mbak, tuh manusia jamet udah uring-uringan lagi. Jeno bisa delivery makan siang nanti, gapapa lah." Ucap Jeno entang.

"Tapi bukannya hp mu rusak Jen. Ini pake hp lama mbak, disini ga ada nomor ibu dan siapapun. Kalo kamu mau kirim pesan ke mbak udah ada di sana sama no Aya. kalo gitu mbak berangkat dulu, baik-baik di rumah ya." Ucap Tia lembut dengan mengusak rambut Jeno dan berlalu pergi ke depan.

"Jeno Pacarnya Jisung! gua sama mbak berangkat dulu yaa, jangan kangen ama gua ya, wokawok." Tawanya sampai terdengar ke dalam, Jeno hanya bisa menggeleng kecil mendengar hal tersebut.

Selepas Tia dan Aya berangkat ke sekolah dan kantor baru Tia, Jeno memutuskan mengunci pintu apartemen sesuai perintah Tia padanya.

Lalu setelah mengunci ia tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri, meski hanya mengguyur badannya saja.

Selesai mandi, Jeno menoleh ke ponsel yang diberikan oleh Tia kepadanya.

Ia pun memutuskan mencoba mengirimkan pesan pada Jisung, mungkin saja Jisung sudah menunggu pesan darinya sedari tiga hari menghilang.

"Semoga saja kamu baik-baik saja ji, aku merasa memang benar jika mommy akan mencari ku dan juga kamu ji. Semoga saja itu tidak terjadi, hanya perasaan cemas semata saja." Gumamnya dengan menatap layar ponsel.

***

Di sisi lain, Jisung masih terus memandangi chat room yang sudah tiga hari tak ada tanda-tanda akan dibaca oleh pemilik room chat yang Jisung tunggu-tunggu dari tiga hari.

Di saat Jisung tengah terus memandangi chat room yang tak dibalas oleh Jeno, ia hanya bisa terus menghela nafas sekian kalinya, membuat yang memperhatikan Jisung hanya menggeleng heran dengan tingkah Jisung akhir-akhir yang selalu melihat ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di saat Jisung tengah terus memandangi chat room yang tak dibalas oleh Jeno, ia hanya bisa terus menghela nafas sekian kalinya, membuat yang memperhatikan Jisung hanya menggeleng heran dengan tingkah Jisung akhir-akhir yang selalu melihat ponselnya.

"Hp-nya ga bakalan kabur ji, dilihatin Mulu dari tadi." Celetuk Daehwi.

Jisung hanya menghela nafas lagi. "Ji, kalo lu hela nafas lagi yang ke-40 kali, gua kirim ke Nebula sekalian." Ini Haechan yang menyeletuk.

"Gua bagian siapin rekotnya Chan." Seru Daehwi.

"Mau berangkat sekarang? Gua beresin barang-barangnya." Renjun menyahuti kedua temannya.

Jisung sudah cemberut mendengar ucapan ketiganya. "Udah weh, anaknya udah mau ngambek tuh." Kali ini Chenle tidak mau menanggung kalau Jisung benar-benar akan ngambek.

"Ya ampun bayi, kita cuma becanda. Lagian kamu mantengin hp buat apa dari kemaren?" Tanya Renjun, kali ini ia penasaran apa yang membuat Jisung sebegitu memperhatikan ponselnya itu.

"Jangan bilang nungguin chat dibales doi ya?" Celetuk Daehwi lagi.

"Bukan kali, nungguin khodam Jisung itu apa, ya kan ji?" Seru Haechan dengan opininya yang tak jelas.

"Ga jelas banget, gua juga kemaren malem nungguin tengah malem buat liat khodam gua apaan. Tahu-tahunya cuma apa deh, anoa kali Ciliwung." Kata Daehwi dengan menyahuti ucapan Haechan.

"Gua tuyul bogel, sebogel malah lagi tuh tuyul, udah pendek makin pendek kali ya maksudnya." Seru Haechan menimpali pembicaraan kali ini.

"Iya kali Chan, mungkin tingginya cuma semata kaki kali." Balas Chenle.

Jisung hanya bisa menyimak pembicaraan mereka yang ia sendiri tak bisa mencerna pembahasan mereka, dengan tak tahu lagi harus bagaimana Jisung hanya mengaruk telungkup lehernya.

Tapi atensinya ke posenlnya lagi yang bergetar dan suara notifikasi pesan.

Empat orang yang tengah sibuk memperdebatkan hal yang tak masuk di nalar manusia, mereka pun menoleh mendengar suara notifikasi di ponsel Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Empat orang yang tengah sibuk memperdebatkan hal yang tak masuk di nalar manusia, mereka pun menoleh mendengar suara notifikasi di ponsel Jisung.

"Bales ji, doi dah baca chat lu tuh." Seru Daehwi, membuat Jisung tersadar dari lamunannya yang hanya menatap ponselnya saja.

"Dari siapa sih?" Ucap Renjun penasaran.

"Bukan siapa-siapa." Balas Jisung dengan berdiri dari duduknya dan pergi ke tempat lain.

"Lah, malah pergi. Lu sih wi berisik aja." Kesal Haechan pada Daehwi.

"Gua mulu yang disalahkan, inces kan ga salah apa-apa." Serunya, dengan mereka yang menahan mual dari ucapannya.

Sementara disisi lain, Jeno hanya bisa tersenyum kecil melihat pesannya belum dibaca oleh Jisung.

Mungkin saja memang benar Jisung marah dengannya yang tak membuka handphonenya yang sekarang sudah rusak, ia ingat ponsel miliknya itu dibanting oleh mommy sebelum beliau pergi ke Surabaya.

Jeno memaklumi jika Jisung marah padanya, hanya saja..

Ting!

Jeno langsung membuka ponsel tersebut dengan tersenyum melihat pesan akhirnya dibalas oleh Jisung.

Dan berakhir mereka saling bertukar pesan dan di akhir chat Jeno mengirim vn untuk Jisung, Jeno tak tahu jika itu adalah kelemahan Jisung setelah mendegar vn yang dikirim oleh Jeno.

Bagaimana Jisung tidak salbrut (salting brutal) karena suara Jeno yang terdengar serak basah khas suara Jeno sehabis bangun tidur atau sedang sakit.

Jisung yang tengah duduk sendirian di taman belakang sekolah, dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Hai, kamu Jisung kan? Aku Dayita, panggil aja Aya tapi karena aku kakel kamu, harus panggil kakak ya ji." Sapanya dengan memperkenalkan dirinya, namun Jisung bingung dengan Aya yang tiba-tiba muncul begitu saja.

"Tapi anyway, kamu pacaran ya sama Jeno?" Tentu saja pertanyaan itu membuat wajah Jisung seketika memanas.

--oo0O0oo--

To be continued...

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang