💫 Episode 11_

165 19 6
                                    


...

Jisung sekarang sering pergi taman belakang sekolah atau rooftop sekolah mereka untuk makan siang bersama dengan Jeno atau istirahat menikmati angin sejuk di siang hari yang terik.

Teman-teman Jisung sedikit heran dengan sikap baru Jisung yang tumben tidak makan di kantin atau kumpul bersama dengan mereka di meja kantin, tapi Renjun mendapati Jisung membawa bekal makan dengan dua box sekaligus.

Perubahan sikap Jisung berawal dari satu hari lalu saat pulang sekolah yang biasanya akan bersama Jaemin atau pulang dengan bersama teman-temannya, namun saat Haechan hendak menghampiri Mark—pacarnya itu di kelas atas namun ia berpapasan dengan Jaemin sebelum berbelok jalan ke tangga.

Disaat itu Haechan berpikir Jisung pulang bersama dengan siapa? Pikir Haechan dengan heran.

Belum lagi tiga hari ini Jisung tak makan di kantin dikarenakan kata Renjun bahwa Jisung membawa bekal makan, bukankan Jisung sudah anti dengan membawa bekal ke sekolah apalagi ia sekarang sudah anak SMA.

"Kalian pasti memikirkan apa yang gua pikiran juga? Yakaan~" Ucap Daehwi dengan memecahkan keheningan diantara mereka.

"Emang apaan? Jangan sok tahu!" Ketus Renjun dengan melempar tatapan kesal pada Daehwi.

"Soal Jisung!"

Brak!

"Fix! Kata gua, Jisung lagi punya pacar tapi Backstreet mereka tuh. Ya ga sih gaess?" Celetuk Chenle dengan memukul meja kantin.

"Ga usah ngagetin bisa ga sih!" Emosi Renjun dengan memegang dadanya karena begitu terkejut.

"Sorry-sorry, tapi ini cuma opini gua doang. Yang tahu sebenarnya juga hanya Jisung, tapi kalo kita tanya soal hal ini ke dia, harus darimana dulu nanyanya?" Ucap Chenle lagi dengan melempar saran ke tiga temannya.

"Tapi, kalian bisa ngerasain perubahan sikap kak Jaemin juga ga?" Haechan pun melempar pertanyaan baru.

"Soal nanya hal itu ke Jisung, kayaknya pelan-pelan aja nanti takut dia ga bakalan mau kebuka sama kita." Renjun menjawab saran Chenle dengan Daehwi menganggukkan kepala.

"Kayaknya kemaren gua juga ketemu kak Jaemin, sikapnya sekarang lebih dingin daripada sebelumnya deh. Kok gua makin yakin soal Jisung pacaran sama seseorang ya." Ujar Chenle mengingat ia pernah berpapasan dengan Jaemin.

Namun sepertinya mereka berempat tidak menyadari jika tak jauh dari meja mereka ada Jaemin yang sedang makan, tapi ia tak jadi melanjutkan makanannya setelah mendengar ucapan Chenle barusan.

Tiba-tiba saja Jaemin merasa kesal mendengar ucapan tersebut, kemudian ia membanting sendok ke piring dengan beberapa orang di kantin langsung menoleh.

Ke-empat para uke manis itu pun langsung terdiam melihat Jaemin pergi begitu saja setelah membanting sendok.

"Aduuh, mulut gua! Ceplos pol banget." Gerutu Chenle dengan memukul pelan mulutnya sendiri.

"Bukan salah lu le, kita juga ga tahu kalo kak Jaemin ada di belakang kita." Ujar Renjun menatap Chenle.

"Tetep aja njun, kita sedari tadi bahas Jisung sampe dugaan kita Jisung punya doi. Tapi kan itu masih belum benar dan belum diketahui." Jelas Daehwi.

Sedangkan Jisung sedang tertawa riang dengan Jeno yang tengah melontarkan kata-kata konyol atau lelucon.

Jeno tersenyum melihat Jisung tertawa dan mendengar suara tawa kecil Jisung mampu membuat seorang Jeno tersenyum lebar dengan tampan, semilir angin meniup lembut pipi dan rambut Jisung.

Membuat anak rambut Jisung terangkat, Jeno sampai tak berkedip melihat pesona Jisung yang cukup cantik untuk ukuran seorang lelaki.

Jeno pun mengulurkan tangannya untuk merapikan anak rambut Jisung yang berantakan itu.

"Tapi ji, selama aku tidak ada di sampingmu. Apakah kamu tidak berkencan atau pacaran dengan seseorang?" Tanya Jeno dengan benar-benar menatap Jisung lekat.

"Kalo itu sih, banyak yang nyatain cinta sama diajak jalan sebenarnya. Tapi aku benar-benar menolak mereka karena kunci hatiku hilang kak." Jawab Jisung dengan tak membalas tatapan Jeno.

"Maksudnya?" Beo Jeno dengan bertanya-tanya di dalam pikirannya.

"Ga tahu kak, aku juga ga tahu kunci hati ini ada di mana atau siapa yang membuang kuncinya. Seperti aku tak bisa mengingat hal itu." Jelas Jisung dengan menatap langit biru yang terlihat terik.

Dengan diam, Jeno tersenyum kecil. "Kalo gitu, aku ga bakalan tanya soal itu lagi." Ujarnya dengan sama menatap langit siang itu yang tampak terik karna memang sudah petang hari.



***



Sore hari dengan awan mendung yang mengeluarkan air hujan dengan rintik-rintik kecil. Gerimis.

Motor sport hitam itu melaju sedang di jalan kota yang penuh dengan kendaraan beroda empat dan dua, namun motor tersebut masih bisa menyalip beberapa kendaraan di depannya.

Jisung yang terbungkus dengan Hoodie besar berwarna biru langit itu mengeratkan pelukannya di perut otot Jeno.

Dengan lembut Jeno menambah kecepatannya tanpa melaju kencang dijalan raya yang cukup ramai itu, ia masih mau menikmati momen seperti ini dengan pelukan erat dari Jisung yang seperti sekarang ini.

Setiap berada di lampu merah, ia memberhentikan motornya menunggu lampu hijau menyala.

Jeno mengelus lengan dan tangan Jisung yang berada di perutnya itu hingga pekikan kecil dari Jisung ia abaikan.

Tidak sadarkah bapak Erlando ini membuat para pengendara motor yang jomblo alias tidak punya doi hanya tersenyum dan elus dada melihat orang sedang pacaran di lampu merah begini.

--oo0O0oo--


To be continued...

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang