💫 Episode 13_

167 19 3
                                    


...

Jisung sudah setiap hari ditemani oleh Jeno hingga hari weekend seperti sekarang ini.

Yang mengajaknya jalan itu Jeno sendiri, entah bisa keluar begitu bebas Jeno dari sangkar emasnya. Sedikitpun sang ibu tak akan memberikannya keluar di jam malam selain hanya pagi hingga sore hari, itu pun hanya untuk belajar jika lebih tidak jauh-jauh paling ada beberapa photoshoot atau harus mengikuti kelas akting yang Jeno benci.

Memang sebenci itu terhadap dunia industri hiburan, ia malah menginginkan kelas musik atau komputer karena akhir-akhir ini ia begitu menyukai programmer.

Sekarang Jisung tengah bercermin untuk melihat dirinya sudah lebih baik atau belum, setelah memastikan dirinya sudah siap ia langsung keluar dari kamar dan turun ke bawah menemui Jeno yang sudah menunggu dengan ditemani oleh sang kepala keluarga Nagaswara di ruang tamu.

"Yuk kak, kita langsung berangkat!" Ucap Jisung tiba di sana.

"Loh, mau langsung pergi. Jenonya mau ayah ajak main dulu, hari juga masih sore." Ujar sang ayah dengan menghentikan langkah Jisung.

"Ga ya ayah. Kak Jeno ke sini mau ngajak aku jalan bukan nemenin main catur, belum lagi nanti mainnya sampe berjam-jam. ayo kak buruan!" Ucap Jisung dengan mengeluarkan keluhnya pada sang ayah.

"Ta-tapi ji—"

"Ayo kak, kan kak Jeno yang ngajak aku jalan masa kesini malah nemenin ayah."  Balas Jisung dengan langsung membuat Jeno kelimpungan dengan situasinya.

"Ya udah, ya udah. Ayo, kita langsung berangkat." Ucapnya dengan mengalah saja takut Jisung ngambek dan acara jalan diselipkan dengan kencan berdua akan gagal nanti.

"Ya udah. Yah kita berangkat yaa! Ajak bang Zidan aja kalo mau main catur." Seru Jisung dengan pamit pada sang ayah.

"Kakakmu itu sudah keluar sedari satu jam lalu dek, iyaa jangan pulang malem." Balasnya dengan malas alias si bapak cemberut tidak ada teman main catur.

"Kalo gitu, saya juga pamit ya om. Tenang om, Jisungnya bakalan aman sama saya dan pulang lebih awal." Ucap Jeno pamit pada ayah Jisung.

"Iya nak, hati-hati dijalan. Jangan ngebut bawa motor."

"Dadah ayaah~ selamat malam sabtu sendirian di rumah!" Seru Jisung kembali sebelum menutup pintu.

"Buseet, dasar anaknya Diara Haestari  eh- istri sendiri itu, hiyahiya." Gumamnya kesal lalu tertawa melupakan nama sang istri yang ia sebut.

Lalu saat beliau ingin beranjak dari tempat duduk dan ingin menuju ruang kerjanya dibuat menoleh ke pintu utama yang mendengar bel pintu berbunyi, ia hanya berkerut kening sebelumnya motor Jeno sudah pergi.

Dengan cepat ia menuju pintu utama melihat siapa yang bertamu lagi.

Ceklek

"Malem om." Sapanya setelah pintu bercat putih itu terbuka.

"Owalaah, nak Jaemin tak kira kurir paketnya Jisung. Ada apa nak? Mau cari Jisung? Dia udah di bawah sama gebetan baru tuh, barusan ga lama kamu datang." Ucapnya terus hingga Jaemin hanya tersenyum kecil.

"Oh, gitu. saya cuma mau ngasih buku manga punya Jisung ketinggalan di kelas om." Jelas Jaemin menjelaskan maksud kedatangannya kemari.

"Owalaah, cuma itu aja nak?" Tanya sang ayah Jisung.

"Iya, om Haryo." Balasnya.

"Langsung pulang gitu? Kamu lagi free kan? Kalo free nemenin saya di rumah ya, yang lain pada pergi semua saya sendirian di rumah sebesar ini. Hehehe, bisa ga nak Jaemin?" Ucapnya dengan langsung menjelaskan keadaannya yang sendirian di rumah.

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang